KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Menteri ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, pihaknya akan mengambil langkah konkret berupa transisi energi sebagai upaya mitigasi dampak perubahan iklim.
Ia menjelaskan, Indonesia sudah menetapkan target Net Zero Emission (NZE) atau Nol Emisi Karbon pada 2060 atau lebih cepat. Hal ini sejalan dengan Paris Agreement tentang Mitigasi, Adaptasi dan Keuangan Perubahan Iklim yang disepakati secara global.
Untuk mencapai NZE pada 2060, kata Arifin, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah membuat roadmap transisi energi hingga 2060 yang dibagi setiap lima tahun.
"Kami merencanakan per lima tahun. Mencanangkan target berapa juta ton emisi yang harus kami kurangi, dan hal apa saja yang harus dilakukan dalam kurun waktu lima tahun," imbuh Arifin seperti yang dikutip dari Ebtke.esdm.go.id, Rabu (16/11/2022).
Baca juga: Menteri ESDM Bakal Pensiunkan 33 PLTU untuk Kurangi Emisi Karbon
Pernyataan tersebut Arifin sampaikan pada acara Partnership in Climate Action di Nusa Dua Bali, Senin (14/11/2022).
Roadmap transisi energi tersebut, sambung Arifin, berisi dua program utama, yaitu supply dan demand.
Dari sisi supply, salah satu caranya adalah dengan mengurangi penggunaan pembangkit listrik berbahan baku batubara (PLTU).
"Kami sedang melakukan kajian untuk mempensiunkan 33 unit PLTU," jelas Arifin.
Pada kesempatan tersebut, Arifin mengatakan, pihaknya akan membangun pembangkit listrik sebesar 600 gigaWatt (GW) hingga 2060, yang berbasis dari energi baru terbarukan (EBT).
Baca juga: Aturan Soal Energi Baru dan Terbarukan Masih Tahap Penyusunan
Ia tak menampik bahwa untuk mencapai hal tersebut bukanlah hal yang mudah. Sebab, proses transisi energi memerlukan pendanaan yang sangat besar.
Selain itu, terbatasnya akses teknologi juga menjadi kendala dalam transisi energi.
"Karena itu, transisi energi perlu dukungan dan kolaborasi dari banyak pihak, karena tidak mungkin hanya dilakukan oleh pemerintah saja," tutur Arifin.
Untuk diketahui, dalam roadmap transisi energi, target pengurangan emisi hingga tahun 2025, yaitu sebesar 231,2 juta ton karbon dioksida (CO2).
Baca juga: Ada 17,5 Juta Mobil Penghasil Karbon Dioksida di Indonesia
Sementara itu, pemerintah menargetkan pengurangan emisi CO2 pada 2030 mencapai 327,9 juta ton CO2.
Menurut Arifin, sektor energi memiliki andil dalam menyumbang emisi karbon, yaitu mencapai 38 sampai 40 persen dari total keseluruhan emisi karbon secara nasional.
"Itu setara dengan lebih dari 450 juta CO2 per tahun," ucapnya.
Arifin menjelaskan, emisi karbon telah memberikan berbagai dampak negatif terhadap perubahan iklim, salah satunya menyebabkan kenaikan permukaan air laut.
Kenaikan permukaan air laut sebesar 1,2 centimeter (cm), kata dia, akan memberikan dampak kepada 65 persen populasi global yang tinggal di pesisir pantai.