KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) menggelar workshop Inovasi Efisiensi Energi di Smart Meeting Room FTUI, Kamis (17/11/2022).
Workshop tersebut diharapkan mampu membangun kolaborasi akademisi dan industri dengan menghadirkan narasumber dari beberapa penerima Penghargaan Subroto Bidang Efisiensi Energi 2022.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Konservasi Energi Hendra Iswayuhdi mengatakan, krisis energi global saat ini mendorong negara-negara di dunia untuk mempercepat proses transisi energi.
Transisi tersebut bertujuan untuk memasok energi yang lebih bersih dan pemanfaatan energi secara lebih efisien dan bertanggung jawab.
"Pemerintah melalui Kementerian ESDM terus melaksanakan berbagai program dan kegiatan guna mendorong pemanfaatan energi secara efisien dan bertanggung jawab,” ucap Hendra seperti yang dikutip dari Ebtke.esdm.go.id, Kamis (17/11/2022).
Baca juga: Kartu Pos, Sejarahnya Dimulai dari Efisiensi
Hal tersebut, lanjut dia, dilakukan melalui efisiensi energi dan penggunaan energi terbarukan, sekaligus mendukung pencapaian target Nationally Determined Contribution (NDC).
Hendra berharap penyelenggaran workshop tersebut dapat menjadi penghubung antara sektor industri dan akademisi, serta membuka gagasan baru pada program efisiensi energi.
Untuk kemudian, gagasan tersebut dapat diangkat dan masuk ke dalam ajang Penghargaan Subroto Bidang Efisiensi Energi (PSBE).
"Kami harap dengan acara ini dapat terjalin diskusi dari sektor industri dan akademisi dalam menggali lebih jauh potensi program efisiensi energi,” imbuh Hendra.
Selain itu, ia berharap, materi yang disampaikan dapat memunculkan berbagai ide baru yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya.
Baca juga: Akademisi UGM: Ini Ciri-ciri Autisme pada Bayi
Tak hanya ide baru, berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh akademisi diharapkan dapat diangkat dan masuk pada ajang PSBE.
Sementara itu, Koordinator Bimbingan Teknis dan Kerjasama Konservasi Energi Kementerian ESDM Hendro Gunawan mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan beberapa program efisiensi energi.
Pertama, melakukan standarisasi dan pelabelan hemat energi bagi peralatan yang menggunakan energi di rumah tangga, bangunan, dan industri.
“Penerapan teknologi hemat energi tersebut diimplementasikan pada penggunaan kendaraan listrik dan kompor induksi,” ujar Hendro.
Begitu pula pada penerapan manajemen energi mengadopsi Standar Nasional Indonesia (SNI) International Organization for Standardization (ISO) 50001 di sektor ESDM, industri, dan bangunan.
Baca juga: Muralnya Hiasi Puing Bangunan Ukraina, Siapakah Banksy?
Hendro menjelaskan, pengembangan bisnis konservasi energi memiliki beberapa tujuan.
Pertama, mendorong peran ESCO. Kedua, sebagai pembiayaan inovatif untuk proyek efisiensi energi.
Ketiga, memberikan awareness dan awards dengan sosialisasi besar-besaran penghematan energi, serta penghargaan dalam berbagai kategori.
"Banyak potensi yang bisa kita lakukan untuk penghematan energi. Jadi, potensi penghematannya itu bisa sekitar 30 sampai 40 persen", ujar Hendro.
Upaya konservasi energi, lanjut dia, dapat diterapkan dari sisi suplai maupun sisi beban, sampai seluruh tahapan pemanfaatan energi.
Baca juga: CNOOC: Produksi Lapangan Gas Selat Madura Jamin Pasokan Energi untuk Listrik dan Pupuk RI
Pada sisi beban, budaya hemat energi harus menjadi kebiasaan yang ditanamkan sejak dini.
Sebagai langkah lebih lanjut, Hendro mengajak peserta yang hadir untuk dapat melakukan kebiasaan-kebiasaan kecil dalam menghemat energi.
"Sebagai penutup, kami selalu mengkampanyekan budaya hemat energi. Jadi yang pertama ini, matikan lampu, cabut colokan jika tidak terpakai. Kemudian yang terakhir dengan memilih alat elektronik berlabel hemat energi," tuturnya.