KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menyatakan, Indonesia siap berpartisipasi dengan negara anggota Clean Energy Ministerial ( CEM) dalam mendukung Biofuture Platform Initiative in Accelerating the Transition to a Sustainable Low-Carbon Bioeconomy.
Guna mendukung komitmen global dalam mengurangi emisi, Indonesia pun telah menetapkan target 23 persen energi terbarukan dalam bauran energi Indonesia 2025.
Kemudian, Indonesia juga berkomitmen mengurangi emisi hingga 29 persen pada 2030, dan 41 persen sesuai skenario mitigasi.
“Untuk mencapai target ambisius tersebut, pemerintah membutuhkan dukungan dan bantuan rekan-rekan seluruh dunia,” kata Arifin, seperti dalam keterangan tertulisnya, Selasa (22/9/2020).
Baca juga: Pada 2025, Ditjen EBTKE Target PLTBG Capai Kapasitas 5,5 GW
Hal tersebut dikatakan Arifin, saat menghadiri The 11th CEM Meeting (CEM11) and The 5th Mission Innovation (MI-5) yang digelar secara virtual, Selasa (22/9/2020).
Pada kesempatan tersebut, Arifin mengakui, Indonesia memiliki sumber energi terbarukan yang sangat besar, yaitu mencapai 400 GW.
Indonesia memiliki pula sumber biomassa yang sangat besar dari hutan, pertanian, dan sampah.
Hal tersebut penting digunakan sebagai energi alternatif pengganti sumber energi fosil melalui biofuel dan. Maka dari itu, Indonesia melakukan beberapa langkah strategis untuk memanfaatkannya.
“Kami melakukan langkah-langkah strategis dalam mengatur (pemanfaatan) energi ini,” kata Arifin.
Baca juga: Percepat Pengembangan Energi Terbarukan untuk Listrik, Kementerian ESDM Sempurnakan Regulasi
Langkah pertama adalah pengoptimalan penggunaan sumber energi domestik, dalam hal ini energi terbarukan. Salah satu caranya dengan mengganti pembangkit listrik tenaga diesel dengan gas dan energi terbarukan.
“PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) tengah meluncurkan program konversi pembangkit listrik diesel menjadi energi terbarukan dengan kapasitas 2 gigawatt (GW) di lebih dari 2.000 lokasi,” kata Arifin.
Langkah ke-2, lanjut Arifin, adalah melakukan efisiensi suplai dan permintaan (demand) energi dengan mendorong implementasi target efisiensi energi pada gedung dan industri.
Kemudian, Indonesia mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan untuk mendukung program elektrifikasi di daerah terluar dan terpencil. Caranya dengan meningkatkan rasio elektrifikasi dari 84,3 persen menjadi 98,8 persen.
Baca juga: Ini Cara Pemerintah Genjot Bauran Energi Panas Bumi
“Saat ini kami sedang membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung terbesar di Waduk Cirata, Jawa Barat dengan kapasitas 145 megawatt (MW). Proyek ini akan meningkatkan bauran energi di sistem kelistrikan Jawa-Bali secara signifikan,” kata Arifin.
Arifin menambahkan, Indonesia mengembangkan pula terobosan untuk mengurangi emisi pembangkit listrik dengan sumber energi batu bara.
“Kami juga mendorong penggunaan clean coal technology dan biomass co-firing with coal untuk mengurangi emisi,” kata Arifin.
Sementara itu, untuk meningkatkan investasi energi terbarukan, Indonesia tengah menyiapkan kebijakan tarif yang menarik, serta melakukan program Government Drilling untuk membantu pengembang eksplorasi panas bumi.
Baca juga: Pandemi Covid-19 Jadi Momentum untuk Promosikan Energi Bersih
Terkait ekonomi dunia, Arifin menekankan, Indonesia berkomitmen turut berkolaborasi dalam pemulihannya.
“Indonesia sangat mengapresiasi kerja sama dengan anggota CEM. Pandemi Covid-19 hendaknya menjadi momentum untuk mempromosikan energi bersih, terbarukan, dan efisiensi,” kata Arifin.