KOMPAS.com – Delegasi Tetap G20 dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia ( ESDM) Yudo Dwinanda Priaadi mengatakan, Indonesia berkomitmen menjadi bagian dunia dalam mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Dia mengatakan itu dalam virtual meeting “The G20 Workshop on the Circular Carbon Economy (CCE) Guide” yang diusulkan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, Minggu, (14/6/2020).
Dia menjelaskan, dengan adanya perkembangan global saat ini, CCE menjadi sebuah isu penting dan merupakan suatu prasyarat guna menciptakan ekonomi dunia yang berkelanjutan
“Sebab, ketersediaan energi yang terjangkau dan ramah lingkungan menjadi prasyaratnya,” katanya seperti keterangan tertulis Kompas.com terima, Kamis (18/6/2020).
Baca juga: Percepat Pengembangan Energi Terbarukan untuk Listrik, Kementerian ESDM Sempurnakan Regulasi
Staf Ahli Menteri Bidang Perencanaan Strategis Kementerian ESDM ini juga memaparkan, Indonesia mulai mempertimbangkan empat aspek CCE dari hulu sampai hilir.
“Hal itu diwujudkan melalui pengurangan emisi, efisiensi energi, dan pengembangan energi terbarukan, khususnya bioenergi yang menjadi kebijakan kunci Indonesia,” terangnya.
Yudo menambahkan, beberapa perkembangan aktivitas sektor energi Indonesia, antara lain potensi dan pengembangan proyek carbon capture, utilization, and storage (CCUS).
Proyek ini bekerja dengan menangkap emisi CO2 dari lapangan gas lalu diinjeksikan kembali ke lapangan minyak, sehingga dapat meningkatkan produksinya. Nama lain dari proyek ini adalah enhance oil recovery (EOR).
Baca juga: Tanggapan ESDM soal Keluhanan Biosolar B30
Yudo menegaskan, energi terbarukan juga akan menjadi kunci penyediaan bahan bakar ke depannya.
Saat ini Indonesia tercatat sebagai produsen listrik dari panas bumi terbesar kedua di dunia dengan kapasitas terpasang 2,1 Giga Watt.
Adapun, selama ini Indonesia menerapkan kebijakan B30 atau 30 persen bahan bakar diesel yang berasal dari biodiesel berbahan sawit.
Selain itu, Indonesia juga tengah menyiapkan pembangunan kilang hijau atau green refineries guna menghasilkan bahan bakar minyak (BBM) untuk transportasi dengan bahan baku minyak sawit.
Baca juga: Solusi Energi Terbarukan, Ilmuwan Hasilkan Listrik dari Bayangan
Indonesia saat ini telah berhasil menguasai teknologi pembuatan katalis lokal hasil kerja sama PT Pertamina dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan telah diujicobakan di beberapa kilang dengan system co-processing.
"Tiap negara melakukan upaya masing-masing untuk melaksanakan CCE, dan akan mempercepat tujuan apabila negara-negara G20 berkolaborasi secara global," ungkap Yudo.
Adapun, virtual meeting CCE ini merupakan bagian dari rangkaian pertemuan tahunan G20 tahun 2020 di bawah Presidensi Arab Saudi yang mengundang seluruh ahli di bidang energi negara anggota G20.
Pada kesempatan ini Indonesia merupakan satu-satunya negara ASEAN yang menjadi anggota G20.
Baca juga: “Energi Terbarukan Itu Kini Menyinari Kami…”
Pertemuan ini dipimpin Chair of the Energy Sustainability Working Group Fareed Alasaly dan President of King Abdullah Petroleum Studies and Research Center—KAPSARC Adam Sieminski.
Lalu, diikuti pula oleh negara-negara anggota G20, di antaranya: Australia, Jepang, China, Turki, Argentina, India, dan Indonesia.
Selain itu, hadir pula beberapa organisasi internasional, seperti International Energy Agency (IEA), International Renewable Energy Agency (IRENA), dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
Program CCE sendiri digulirkan sebagai pendekatan dalam pencapaian pembangunan berkelanjutan.
Baca juga: Kementerian ESDM Klaim Tarif Listrik Indonesia Paling Murah
Pembangunan ini pun didasari atas pentingnya melakukan tindakan menjaga kestabilan lingkungan sambil memastikan akses ke energi bersih dan terjangkau untuk semua.
Sebab, CCE dipandang sebagai alternatif ekonomi dengan mempertimbangkan konsep Reduce, Reuse, Recycle, and Remove (4R) yang merupakan isu utama pada G20 tahun 2020.
Untuk itu, pertemuan ini pun membahas perkembangan teknologi dan inovasi yang tersedia untuk masing-masing 4R.
Laporannya nanti ditulis beberapa Organisasi Internasional dengan keahlian masing-masing untuk dibagikan dan diinformasikan kepada anggota negara G20 guna mendorong kegiatan-kegiatan yang dapat memajukan CCE.
Baca juga: Ini Alasan Kementerian ESDM yang Belum Juga Turunkan Harga BBM
Beberapa negara memberikan tanggapan terkait atas perkembangan teknologi dan pengembangan hydrogen, efisiensi energi, bioenergi dan CCUS kaitannya dengan 4R.
Perlu diketahui, G20 adalah kelompok 20 perekonomian terbesar dunia yang terdiri dari 19 negara ditambah Uni Eropa.
Tujuan utama G20 adalah menghimpun para pemimpin negara-negara ekonomi maju dan berkembang utama dunia untuk mengatasi tantangan ekonomi global serta isu-isu lainnya yang menjadi prioritas bersama.
Sementara itu, prioritas Indonesia di G20 pada sektor ESDM adalah meningkatkan akses terhadap energi di kawasan Asia.
Baca juga: Pertamina Targetkan Mulai Produksi Biodiesel B100 di 2021
Forum G20 yang pada 2020 ini diketuai Arab Saudi akan segera merilis Pedoman CCE dan akan dipublikasikan secara resmi melalui website: www.cceguide.org.