Menteri Karding Lepas 55 Perawat Universitas Binawan ke Austria, Titip Pesan Bawa Pulang Pengetahuan Baru

Kompas.com - 30/04/2025, 19:48 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding menghadiri pelepasan melepas 55 mahasiswa ke Austria untuk bekerja sebagai perawat di Universitas Binawan, Jakarta, Rabu (30/4/2025).DOK. Humas Kementerian P2MI Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding menghadiri pelepasan melepas 55 mahasiswa ke Austria untuk bekerja sebagai perawat di Universitas Binawan, Jakarta, Rabu (30/4/2025).

KOMPAS.com - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding menghadiri pelepasan 55 mahasiswa Universitas Binawan yang akan mengikuti pelatihan dan menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) bidang perawat ke Austria.

Dalam pelepasan itu, Karding mengaku gembira karena Universitas Binawan menjadi lembaga yang dapat mengirim pekerja migran berkualifikasi keterampilan memadai untuk bekerja di luar negeri.

Menurutnya, model yang diajarkan Universitas Binawan perlu didorong untuk disebarkan ke lembaga pendidikan lain.

“Model ini perlu kita dorong menyebar kemana-mana, menjadi virus ke lembaga-lembaga pendidikan dan lembaga-lembaga pelatihan yang ada agar kita ke depan dapat mengirim pekerja migran dengan kualifikasi skill yang bagus,” katanya. 

Dia mengatakan itu usai melepas 55 mahasiswa ke Austria di Universitas Binawan, Jakarta, Rabu (30/4/2025).

Baca juga: Menteri P2MI Sebut Pelabuhan Batam Center Jadi Favorit Para Pengirim TKI Ilegal

Selain itu, Karding berpesan kepada para mahasiswa untuk menyerap pengetahuan yang didapat selama bekerja di Austria. 

Dia menyebutkan, bekerja di luar negeri tidak hanya sekadar bekerja, melainkan harus ada keterampilan dan pengetahuan baru yang didapat, khususnya saat bekerja di Austria.

“Sebab, di sana akan terjadi pengenalan pengalaman-pengalaman baru. Artinya, ada banyak inspirasi baru, ada knowledge baru, ada skill baru,” ujarnya dalam siaran pers.

Karding menambahkan, program yang dilakukan Universitas Binawan merupakan investasi sumber daya manusia (SDM) yang nantinya diharapkan dapat menjadi ahli di bidangnya.

“Yang terpenting, yang saya sebut tadi adalah ini kita investasi SDM. Mereka pulang pasti jadi orang-orang yang ilmunya bagus,” katanya.

Di sisi lain, CEO Binawan Group Said Saleh mengungkapkan, terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi dalam mengirim pekerja migran Indonesia kompeten ke Austria. 

Baca juga: Pekerja Migran Tewas Penuh Luka di Kamboja, Menteri P2MI Akui Sulit Lacak karena Ilegal

Untuk mengatasi tantangan itu, pihaknya melakukan koordinasi dengan pihak di Austria melalui dukungan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Kemen P2MI).

“Tantangan utamanya sebenarnya awareness dari negara-negara penerima tadi, bahwa sebenarnya di Indonesia ini ada yang kompetensinya layak, yang bisa dilatih bahasanya dengan cepat, dan siap untuk bekerja ke sana,” katanya. 

Dia menyebutkan, hal tersebut sekarang banyak didukung pemerintah, khususnya dari Kemen P2MI dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).

“Sekarang bagaimana kita lebih mempromosikan supaya negara-negara di luar sana yang butuh tenaga kerja tambahan menjadikan Indonesia pilihan,” terangnya.

Said berharap, penempatan PMI diikuti dengan sosialisasi karena beberapa negara masih belum mengetahui Indonesia memiliki SDM yang profesional siap kerja di luar negeri.

Baca juga: Moratorium TKI ke Arab Saudi Belum Dicabut, Menteri P2MI: Dulu Banyak Masalah, Jangan Tergesa-gesa

“Kebanyakan malah enggak tahu Indonesia itu siap ada pekerja migrannya. Jadi, kami harus memang lebih banyak mempromosikan bahwa PMI itu layak dan kompeten,” ujar Said.

Terkini Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke