JAKARTA, KOMPAS.com - Selain Kopi Canggah, Desa Cupunagara yang terletak di Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang, Jawa Barat memiliki panorama alam yang indah.
Keindahan alam tersebut bisa dikembangkan untuk mendongkrak perekonomian desa. Terletak di atas ketinggian 1.200 mdpl, Desa Cupunagara memiliki perbukitan, lereng, dan sawah.
Kepala Desa Cupunagara Wahidin Hidayat menyatakan, saat ini pihaknya terus berupaya mengembangkan Desa Wisata Puncak Eurad yang berada di ketinggian 1.500 mdpl.
Wisatawan dapat menyaksikan panorama alam yang indah, terutama di saat matahari terbit dan tenggelam di ufuk barat dari Puncak Eurad.
Baca juga: 5 Puncak Gunung untuk Berburu Matahari Terbit
“Ke depan, saya ingin mengintegrasikan desa wisata dengan kebiasaan minum Kopi Canggah,” kata Wahidin dalam pernyataan tertulis, Senin (24/9/2018).
Desa Cupunagara menyimpan segudang potensi desa yang masih harus dioptimalkan. Meski terletak di ujung Kabupaten Subang, warga desa bersemangat untuk terus belajar meningkatkan kompetensinya.
Kekayaan lain yang disimpan Desa Cupunagara yakni air terjun (curug) yang tersebar di sekitar desa.
Desa mandiri
Tak cuma itu, seni tari gemyung jaipong merupakan kekayaan budaya tradisional yang tak boleh diabaikan.
Tarian ini biasanya ditampilkan setahun sekali di saat warga desa melakukan ruwatan desa, agar desa terhindar dari segala mara bahaya dan diberkahi dengan hal-hal yang baik.
"Potensi Desa Cupunagara ini bisa terus dikembangkan bila warga desa berpartisipasi aktif," kata dia.
Berbagai program digulirkan langsung ke desa oleh pemerintah pusat, agar warga desa teredukasi dan meningkat kompetensinya, serta memiliki kemauan untuk terus berkembang.
Dengan begitu, ia melanjutkan, desa akan menjadi mandiri. Selain itu, kualitas dan kesejahteraan hidup warga desa dapat meningkat.
Baca juga: Dana Desa Tingkatkan Pendapatan Masyarakat Desa di Grobogan
Agar potensi Desa Cupunagara ini bisa dikembangkan, ada beberapa pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dahulu.
Menurut Wahidin, jalan desa yang masih berbatu, licin, dan rusak berat mesti segera diperbaiki,
Selain itu, sarana dan prasarana desa wisata Puncak Eurad dibenahi dan diperbaiki, serta terus memperbaiki proses pengolahan kopi arabika khas Desa Cupunagara.
“Kami warga Desa Cupunagara seringkali dipanggil “Órang Kutub” karena desa kami yang jauh dan kondisi jalan yang rusak. Karena itu, saya berharap pemerintah terus berupaya memperbaiki jalan desa kami,” kata salah satu petani kopi Desa Cupunagara, Jajang Saripudin.
Upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa
Pemerintah melalui Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi terus menggulirkan dana desa serta melakukan pendampingan pemanfaatan dana desa untuk mengentaskan kemiskinan dan pemerataan ekonomi di seluruh pelosok tanah air.
Dari 74.957 desa di tanah air yang menerima dana desa, salah satunya adalah Desa Cupunagara, Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang Jawa Barat yang tahun ini menerima dana desa sebesar Rp 1,13 miliar.
Lokasi Desa Cupunagara yang terletak paling ujung di Kabupaten Subang, serta kondisi jalan desa yang rusak dan belum teraspal, membuat Desa Cupunagara terisolir dari desa lainnya.
Terletak di ketinggian 1.800 mdpl, kondisi geografis Desa Cupunagara umumnya merupakan perbukitan dan memiliki tingkat kemiringan 25 derajat.
Dampak pembangunan infrastruktur desa
Sejak pemerintah serius menggulirkan dana desa ke Desa Cupunagara, warga desa merasakan manfaat langsungnya, salah satunya yakni perbaikan jalan desa.
“Baru 3 tahun terakhir inilah, warga Desa Cupunagara akhirnya bisa merasakan jalan desa yang beraspal. Setelah diperbaiki menggunakan dana desa untuk melakukan pengaspalan 15 kilometer jalan desa dari total 35 kilometer jalan desa yang masih berbatu dan rusak berat,” kata Wahidin.
Perbaikan jalan berdampak langsung mengurangi biaya transportasi warga yang mengangkut hasil pertanian ke pasar.
“Sebelum jalan diaspal, ongkos angkutan kendaraan dari desa ke Pasar Lembang pulang pergi Rp 60.000. Sejak jalan diaspal, ongkos angkutan turun menjadi Rp 40.000 pulang pergi,” ujar salah satu petani kopi Desa Cupunagara, Jajang Saripudin (42 tahun).
Perbaikan infrastruktur desa pun memberikan dampak kepada peningkatan kualitas hidup warga Desa Cupunagara.
Perbaikan drainase dan saluran lingkungan desa telah meningkatkan kualitas kesehatan warga desa.
Begitu pula dengan pembangunan tembok penahan tanah (TPT) di beberapa wilayah yang rawan longsor, serta akses jalan-jalan lingkungan diperbaiki agar warga desa meningkat kualitas hidupnya.