KOMPAS.com – Produk jenis jagung di Bengkulu Selatan jadi perhatian Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi ( Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo.
Hal itu selaras dengan programnya untuk membawa pasar atau dunia usaha untuk menyerap produk sebagai unggulan kawasan pedesaan.
“Bupati komitmen untuk menanam jagung di lahan seluas 20.000 hektar. Jika sekali panen menghasilkan 5-7 ton, dengan harga Rp 100 ribu per ton, maka dalam satu kali panen akan hasilkan Rp 300 milyar. Itu (hasil) dalam setahun,” ujar Eko saat melakukan penanaman jagung di Desa Padang Lebar, Kecamatan Seginim, Kabupaten Bengkulu Selatan seperti dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (19/9/2017).
Manfaat lebih besar, kata Eko, bisa diwujudkan dengan pengadaan embung. Dalam hitungannya, suplai air dari embung mampu membuat lahan jagung panen, setidaknya dua kali dalam setahun. Maka, hasil pendapatan yang dicapai dapat mencapai Rp 600 milyar per tahun.
“Pemerintah nanti akan membantu (pengadaan) sarana dan prasarana. Itu akan disalurkan lewat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Semakin produksinya bagus, dunia usaha pasti tertarik bangun sarana pasca-panen, seperti gudang, mesin pengering, dan lainnya," ujarnya.
Selain itu, Eko juga meminta Bupati Bengkulu Selatan untuk bersama mengawal implementasi empat program prioritas percepatan pembangunan desa, yakni Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades), membangun embung, mengembangkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan membangun Sarana Olahraga Desa (Raga Desa).
Dirinya yakin program tersebut akan mendorong pertumbuhan ekonomi di pedesaan. “Jika empat program prioritas (itu) dilakukan di desa-desa, maka tidak akan ada lagi desa tertinggal dalam satu hingga dua tahun ke depan. Mari bersama-sama sukseskan program,” sambungnya.
Katanya, hal itu berkaitan dengan kesukseskan program yang lebih dulu dijelaskan olehnya. Untuk itu, Eko bersinergi.
“Ini sinergi yang hebat, dan bisa meningkatkan produktivitas pedesaan. Buktinya pemerintah tidak lagi mengimpor jagung,” ujar Amran.
Ia menjelaskan bawah dalam program sinergi tersebut, pihaknya akan menyiapkan sarana produksi sementara Mendes PDTT menyiapkan embung.
“Jagung sekarang sudah tidak ada impor. Justeru, Malaysia dan Filipina (yang) siap terima impor. Nanti, kalau (sudah waktunya) kami tutup impor, (kami) bisa ekspor ke lima negara. Harga jagung kini stabil di kisaran Rp 3.000," jelasnya.
Bupati Bengkulu Selatan, Dirwan Mahmud, mengapresiasi kedatangan Eko dan Amran. Ia yakin, kunjungan itu memotivasi produktivitas di daerahnya. Ia menjelaskan bahwa potensi lahan yang terdapat di wilayahnya, ada sekitar 110 hektar lahan sawah, 20 ribu hektar kebun, dan 9 ribu ladang.
"Jika potensinya benar-benar diolah dengan baik, maka mampu menggerakkan ekonomi Bengkulu. Sarana dan prasarana produksi sangat di butuhkan (di sini),” ujar Dirwan.