Pemerintah Terus Bangun Infrastruktur Ketenagalistrikan

Kompas.com - 30/11/2017, 18:03 WIB
Kurniasih Budi

Penulis

Pemerintah terus mengembangkan infrastruktur ketenagalistrikan guna mencapai pemerataan energi di seluruh Indonesia. Hal itu disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Agoe Triboesono dan Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka saat diskusi Forum Merdeka Barat 9 di Kantor Kominfo, Kamis (30/11/2017)KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI Pemerintah terus mengembangkan infrastruktur ketenagalistrikan guna mencapai pemerataan energi di seluruh Indonesia. Hal itu disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Agoe Triboesono dan Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka saat diskusi Forum Merdeka Barat 9 di Kantor Kominfo, Kamis (30/11/2017)

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah memastikan terus mengembangkan infrastruktur ketenagalistrikan guna melayani seluruh rakyat Indonesia.

Pemerintah memiliki program untuk terus mengembangkan infrastruktur ketenagalistrikan di Indonesia.

“Karena masih banyak masyarakat yang belum memiliki akses terhadap listrik,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Agoes Triboesono dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 bertema “Pelayanan Ketenagalistrikan Indonesia” di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Kamis (31/11/2017).

Sejumlah program tengah dikerjakan pemerintah untuk meningkatkan akses listrik untuk masyarakat, khususnya di daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T). Salah satunya, adalah program listrik 35.000 Megawatt.

Baca: Di Kepri, PLN Targetkan Ada Listrik di Semua Desa di 5 Kabupaten Sebelum 2019

“Program itu hanya untuk pembangkitnya saja. Selain itu, pemerintah juga mengembangkan infrastruktur untuk distribusi listrik seperti saluran transmisi, gardu induk, saluran distribusi. Jadi bukan membangun pembangkitnya saja,” ujarnya.

Rasio elektrifikasi secara nasional di Tanah Air mencapai 93.08 persen. Namun, memang tidak semua desa dan rumah tangga teraliri listrik. Dua provinsi di daerah 3T yang belum teraliri listrik dengan baik yaitu Papua dan Nusa Tenggara Timur.

Rasio elektrifikasi di Papua dan NTT masih di bawah 60 persen. Selain daerah 3T, sejumlah wilayah di Pulau Jawa juga belum semuanya teraliri listrik.

Pemerintah terus membangun infrastruktur ketenagalistrikan guna mencapai pemerataan energi. Hal itu disampaikan Sekretaris Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM saat diskusi Forum Merdeka Barat 9 di Kantor Kominfo, Kamis (30/11/2017).KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI Pemerintah terus membangun infrastruktur ketenagalistrikan guna mencapai pemerataan energi. Hal itu disampaikan Sekretaris Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM saat diskusi Forum Merdeka Barat 9 di Kantor Kominfo, Kamis (30/11/2017).

Pemerintah, kata dia, fokus membangun infrastruktur agar daerah 3T bisa segera teraliri listrik. “Dengan adanya program yang lebih mengarah ke timur Indonesia, diharapkan infrastruktur ketenagalistrikan dapat meningkatkan akses ketenagalistrikan di wilayah-wilayah tertinggal,” katanya.

Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka mengatakan, saat ini jaringan listrik Jawa-Bali dan Sumatera sudah interkoneksi. Maka, pengadaan listrik di suatu daerah di Sumatera sudah bisa dipenuhi dari daerah lainnya.

Menurut dia, Riau merupakan salah satu daerah yang sulit untuk dibangun pembangkit listrik karena tanahnya gambut. Pematangan tanah gambut membutuhkan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu, PLN memilih untuk membangun tower transmisi dan jaringan listrik di wilayah itu.

Ia mengakui harga produksi listrik (HPL) di Indonesia bagian timur mencapai Rp 2.500 hingga Rp4.000/KWh. Tingginya biaya produksi disebabkan ongkos logistik ke wilayah Papua dan NTT masih tinggi.

Baca: Jonan: Penyederhanaan Golongan Listrik Keputusannya Ada di Presiden


Sementara, pemerintah memberlakukan listrik satu harga. Pada Juli 2015, harga listrik Rp1.548/KWh dan menurun pada Januari 2017 menjadi Rp1.467/KWh. Harga itu bertahan hingga saat ini.

PLN menerapkan subsidi silang bagi konsumen yang memang masuk kategori layak subsisi sebesar Rp36,1 triliun untuk 42 juta pelanggan. Adapun, konsumen rumah tangga yang disubsidi mendapat akses listrik 450 VA dan 900 VA.

Dengan peningkatan kemudahan mendapatkan akses listrik yang terus meningkat, peringkat Indonesia Ease of Doing Business dari World Bank meningkat terus. Pada 2015, Indonesia berada pada peringkat 78 dari 190 negara. Sedangkan, pada 2016 dan 2017 meningkat menjadi 61 dan 49. Peringkat itu terus meningkat menjadi 38 dari 190 negara pada 2018.

Terkini Lainnya
Negara Terus Hadir Menjamin Perlindungan Kesehatan untuk Rakyat
Negara Terus Hadir Menjamin Perlindungan Kesehatan untuk Rakyat
FMB9
Holding Migas Demi Pemerataan Pembangunan Pipa Gas di Tanah Air
Holding Migas Demi Pemerataan Pembangunan Pipa Gas di Tanah Air
FMB9
Holding BUMN Tingkatkan Daya Saing Nasional
Holding BUMN Tingkatkan Daya Saing Nasional
FMB9
Tiga Skema Pembiayaan Infrastruktur untuk Pemerataan Ekonomi
Tiga Skema Pembiayaan Infrastruktur untuk Pemerataan Ekonomi
FMB9
Pemerintah Fokus Sediakan Listrik di Papua dan NTT
Pemerintah Fokus Sediakan Listrik di Papua dan NTT
FMB9
Pemerintah Terus Bangun Infrastruktur Ketenagalistrikan
Pemerintah Terus Bangun Infrastruktur Ketenagalistrikan
FMB9
Calon Ibu, Sudah Tahu Persiapan Penting untuk 1.000 Hari Pertama Anak?
Calon Ibu, Sudah Tahu Persiapan Penting untuk 1.000 Hari Pertama Anak?
FMB9
Registrasi Kartu SIM Wujudkan Program
Registrasi Kartu SIM Wujudkan Program "Single Identity Number"
FMB9
Registrasi SIM Card Ditargetkan Tuntas Februari 2018
Registrasi SIM Card Ditargetkan Tuntas Februari 2018
FMB9
Bergelut dengan Limbah, Puluhan Ibu di Aceh Tamiang Lebih Produktif
Bergelut dengan Limbah, Puluhan Ibu di Aceh Tamiang Lebih Produktif
FMB9
Kurangi Ketimpangan, Pemerintah Kreatif Gali Dana Infrastruktur
Kurangi Ketimpangan, Pemerintah Kreatif Gali Dana Infrastruktur
FMB9
Puluhan Bandara dan Pelabuhan Ditawarkan untuk Dikelola Swasta
Puluhan Bandara dan Pelabuhan Ditawarkan untuk Dikelola Swasta
FMB9
Soto, Kopi, dan Tenun Jadi Ikon Indonesia
Soto, Kopi, dan Tenun Jadi Ikon Indonesia
FMB9
Pekerja Kreatif Menjadi Penggerak Ekonomi Indonesia di Masa Depan
Pekerja Kreatif Menjadi Penggerak Ekonomi Indonesia di Masa Depan
FMB9
Fitur Khusus untuk Jamin Keamanan Masyarakat
Fitur Khusus untuk Jamin Keamanan Masyarakat
FMB9
Bagikan artikel ini melalui
Oke