JAKARTA, KOMPAS.com - Jumat (30/6/2017) siang ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bakal menggelar konferensi pers di Jakarta. Undangan disebar mendadak pada Kamis (29/6/2017) malam.
Ada masalah apa? Tak lain adalah serangan program jahat baru bernama Petya. Meski belum terdeteksi adanya serangan ini di Tanah Air, Kominfo merasa perlu melakukan sosialisasi langkah pencegahan melalui konferensi pers tersebut.
"Berkenaan dengan serangan malware ransomware Petya yang berpotensi dapat masuk ke Indonesia dan pentingnya Kementerian Kominfo melakukan imbauan dan serangkaian penangkalan dan penanganan mengatasi serangan malware tersebut, akan diselenggarakan Press Conference," tulis pihak Kominfo dalam undangan tersebut.
Pada konferensi pers yang dijadwalkan pukul 13.30 WIB nanti, hadir Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara; Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel A. Pangerapan; dan perwakilan dari ID-SIRTII.
Pada Selasa (27/6/2017), Petya diketahui menginfeksi server di perusahaan minyak terbesar Rusia, mengganggu operasi di bank Ukraina, dan mematikan komputer di perusahaan perkapalan serta periklanan multinasional.
Laporan pertama organisasi yang diserang muncul dari Rusia dan Ukraina, namun dampaknya cepat menyebar ke barat ke komputer di Rumania, Belanda, Norwegia, dan Inggris.
Perusahaan farmasi Merck tercatat sebagai pihak pertama di Amerika Serikat yang melaporkan mengalami serangan.
Dalam beberapa jam, serangan itu telah meluas secara global. Belum ada laporan, serangan ransomware kali ini masuk ke Indonesia.
Salah satu korban serangan cyber hari Selasa kemarin, sebuah perusahaan media Ukraina, mengatakan bahwa komputernya diblokir dan muncul permintaan senilai 300 dollar untuk uang elektronik Bitcoin untuk mengembalikan akses ke file-filenya.
"Jika Anda melihat teks ini, maka file Anda tidak dapat diakses lagi, karena telah dienkripsi Mungkin Anda sibuk mencari cara untuk memulihkan file Anda, tapi jangan buang waktu Anda. Tidak ada yang bisa memulihkan file Anda tanpa dekripsi kami,"kata pesan tersebut, menurut sebuah screenshot yang diposting oleh Channel 24 Ukraina.
Baca: Virus Komputer Ransomware Kembali Menyerang Sejumlah Negara