KOMPAS.com – Direktur Jenderal (Ditjen) Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Iwan Suprijanto mengatakan, pihaknya terus berkomitmen menyelesaikan pelaksanaan pembangunan hunian tetap ( huntap) pascabencana di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).
Adapun komitmen tersebut diwujudkan dengan pelaksanaan ground breaking Pembangunan Huntap Pascabencana Provinsi Sulteng Tahap 2B di Palu, Kamis (5/1/2023).
“ Kementerian PUPR melalui Ditjen Perumahan berkomitmen untuk menyelesaikan pelaksanaan pembangunan huntap pascabencana di Provinsi Sulteng yang sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 2020 tentang Tahun Penuntasan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempa Bumi, Tsunami, dan Likuifaksi di Provinsi Sulawesi Tengah,” ungkap Iwan dalam keterangan persnya, Jumat (6/1/2023).
Hal itu disampaikan oleh Iwan Suprijanto saat menghadiri pelaksanaan ground breaking di Palu, Kamis.
Dalam acara tersebut, Iwan didampingi oleh Gubernur Sulteng Rusdy Mastura yang hadir bersama Wali Kota (Walkot) Palu Hadianto Rasyid.
Baca juga: Ditjen Perumahan Dapat Pagu Rp 6,9 Triliun pada 2023, Bangun Berapa Unit Hunian?
Iwan menuturkan, penuntasan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi di Provinsi Sulteng merupakan salah satu kewajiban yang harus dilakukan sepenuh hati.
“Kegiatan ini bukan merupakan sebuah proyek, tapi lebih merupakan misi kemanusiaan yang harus dilaksanakan sepenuh hati. Maka dari itu, diharapkan pembangunan huntap pascabencana ini harus tepat mutu, tepat biaya, dan tepat waktu,” ujar Iwan.
Untuk mendukung pelaksanaan pembangunan tersebut, kata Iwan, pengendalian serta pengawasan harus senantiasa dilaksanakan secara komprehensif dengan menunjuk tim pengendalian mutu produksi panel dan pemeriksaan struktur Rumah Instan Sederhana Sehat ( Risha).
“Maka dari itu, kami telah menunjuk tim pengendalian khusus pada Pembangunan Rumah Khusus yang sudah disahkan melalui Keputusan Ditjen Perumahan Nomor 169 Tahun 2022 yang bertugas salah satunya untuk menjamin mutu pada pembangunan huntap pascabencana di Provinsi Sulteng,” kata Iwan.
Baca juga: Bantu Atasi Banjir di Kota Semarang, Kementerian PUPR Datangkan Pompa Air Tambahan
“Selain itu, kami juga berharap keseriusan dan komitmen dari pihak penyedia jasa serta traffic management center (TMC) 2 untuk dapat menyelesaikan pembangunan huntap sesuai dengan kontrak yang ada,” tambah Iwan.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Sulteng Rusdy Mastura mengucapkan terima kasih kepada Kementerian PUPR beserta seluruh jajarannya yang telah membantu proses pembangunan huntap.
“Insya Allah saya yakin dan percaya, serta akan laporkan ke Presiden tentang pembangunan ini dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibentuk,” ujar Rusdy.
Sebagai informasi, pelaksanaan ground breaking tersebut turut menghadirkan Perwakilan Ditjen Cipta Karya, Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Penanggulangan Bencana Pascagempa Bumi dan Tsunami Sulteng Arie Setiadi Moerwanto, dan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulteng.
Baca juga: Giatkan Program Sejuta Rumah, Ditjen Perumahan Gandeng Perum Perumnas
Selain itu, turut hadir Direktur Rumah Khusus, Direktur Rumah Susun, para kepala balai di lingkungan Kementerian PUPR, perwakilan dari Kejaksaan Tinggi Sulteng, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), serta stakeholder lainnya.
Pembangunan huntap pascabencana Provinsi Sulteng tahap 2B diketahui akan menghabiskan anggaran sebesar Rp 175.590.285.000 dengan kontraktor PT Adhi Karya.
Biaya itu diperlukan untuk membangun 1.321 unit huntap yang tersebar di tiga tempat, yakni Tondo II Kota Palu sebanyak 1.055 unit, Sibalaya Selatan Kabupaten Sigi sebanyak 120 unit, dan Bangga Dusun dua Kabupaten Sigi sebanyak 146 unit.
Sedangkan untuk tahap 2C sebanyak 533 unit, tahap 2D sebanyak 483 unit, tahap 2E sebanyak 533 unit, dan tahap 2F sebanyak 471 unit dengan sumber dana dari Central Sulawesi Rehabilitation and Reconstruction Project (CSRRP) dengan total keseluruhan yang akan dibangun sejumlah 4.053 unit.
Selain pelaksanaan kegiatan ground breaking tersebut, turut dilaksanakan kegiatan prosesi tanam pohon di area pembangunan Tondo II Kota Palu Tahap 2B sebagai tanda dimulainya pembangunan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang berlaku. Tak hanya itu, tahap 2B juga sekaligus menjadi penanda dimulainya tahap 2C, 2D, dan 2E.