KOMPAS.com - Anugerah Jurnalistik Komdigi (AJK) 2025 mencatat partisipasi tinggi dengan menghimpun 328 karya dari 209 jurnalis yang mengangkat isu perlindungan anak di ruang digital.
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyampaikan apresiasi atas kontribusi jurnalis yang dinilai membantu mempercepat pemahaman publik terhadap Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak atau PP Tunas.
Hal tersebut disampaikan Meutya saat memberikan sambutan pada Puncak AJK 2025 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Rabu (19/11/2025).
“PP Tunas ini adalah isu yang dekat dengan publik dan penting bagi anak-anak bangsa, namun agak sulit dijelaskan secara mudah dalam beberapa kalimat. Jadi memang perlu narasi yang langsung menggambarkan realita di masyarakat,” ujar Meutya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (20/11/2025).
PP Tunas menjadi regulasi yang mengatur tata kelola platform digital dalam melindungi anak dari konten berbahaya, risiko komersial, hingga pemanfaatan data pribadi.
Baca juga: Lindungi Anak di Internet, Pemerintah Gandeng Platform Digital selain Sahkan PP Tunas
Meutya menilai, sosialisasi PP Tunas membutuhkan kolaborasi berbagai pihak, termasuk jurnalis, agar dapat menjangkau beragam persoalan yang muncul di lapangan.
Ia menyebut edukasi mengenai perlindungan anak di ruang digital masih harus diperkuat di berbagai lapisan masyarakat.
“Kita masih perlu edukasi ke orangtua, pemerintah daerah (pemda), anak-anak, dan banyak pihak lainnya. Karena itu, karya jurnalistik tentang PP Tunas masih sangat dibutuhkan,” ujar Meutya.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada jurnalis yang selama ini mengangkat isu dan peristiwa yang tidak selalu terjangkau langsung oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Menurut Meutya, jurnalisme tidak hanya menyoroti masalah, tetapi juga membantu masyarakat memahami dampak dan solusi dari berbagai persoalan digital.
Baca juga: PP Tunas Akan Diturunkan dalam Bentuk SKB Menteri
“Sosialisasi PP Tunas perlu dilakukan terus-menerus, karena kami tidak hanya sedang melindungi anak-anak, tetapi juga memotong akses industri yang masuk kepada 80 juta anak Indonesia,” ujarnya.
Meutya menambahkan bahwa pemerintah akan terus membuka ruang untuk menerima masukan dan kritik publik terkait penerapan PP Tunas agar implementasinya semakin optimal.
Sebagai informasi, AJK 2025 memberikan penghargaan kepada karya jurnalistik dari lima kategori, yakni Liputan Media Online, Liputan Media Cetak, Liputan TV, Liputan Radio, dan Foto Jurnalistik, serta satu kategori Special Awarding. Berikut daftar pemenangnya:
Liputan Media Online
Liputan Media Cetak
Liputan TV
Baca juga: Platform Media Sosial Diberi Waktu 2 Tahun Implementasikan PP Tunas
Liputan Radio
Foto Jurnalistik
Special Awarding
Kiki Safitri – Kompas.com