Perkuat Pembangunan Indonesia dan Negara-negara Afrika, Ini 8 Hasil Penting Forum HLF-MSP dan IAF 2024

Kompas.com - 31/10/2024, 16:00 WIB
I Jalaludin S,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Awal September 2024, Indonesia menjadi tuan rumah ajang bergengsi High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) dan Indonesia-Africa Forum (IAF) di Nusa Dua, Bali. 

Kedua ajang tersebut bertujuan memperkuat sinergi lintas sektor untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan solidaritas global antara Indonesia dan negara-negara Afrika.

Forum kolaboratif itu digelar atas kerja sama antara Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). 

Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan, dan Keamanan Kementerian PPN/Bappenas Bogat Widyatmoko menekankan, pendekatan lintas sektor merupakan kunci untuk menghadapi tantangan global. 

Forum tersebut memperkenalkan nuansa baru dalam kerja sama South-South Triangular Cooperation. 

Baca juga: Pada IAF 2024, Indonesia dan Afrika Teken Kerja Sama Industri Strategis Senilai 173,5 Juta Dollar AS

Menurutnya, Indonesia berupaya beralih dari platform berbasis bantuan (aid) ke arah perdagangan dan investasi. 

Salah satu fokus diskusi adalah Global Blend Finance Alliance, yang bertujuan menyediakan pendanaan berkelanjutan untuk usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Forum itu juga menghasilkan kesepakatan strategis di sektor pertahanan, energi terbarukan, blue economy, dan penerbangan. 

Kesepakatan itu diproyeksikan memiliki dampak signifikan pada perekonomian lokal Bali dengan estimasi efek ekonomi langsung mencapai Rp 100 miliar.

Hasil penting kesepakatan 

Forum HLF-MSP dan IAF 2024 yang digelar di Bali itu menghasilkan sejumlah kesepakatan dan komitmen penting dalam rangka memperkuat kerja sama global untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan ( SDGs). Berikut paparannya:

1. Kerja sama bisnis

Forum HLF-MSP 2024 menghasilkan 32 kesepakatan bisnis dengan total nilai mencapai 3,5 miliar dollar Amerika Serikat (AS). 

Baca juga: Di IAF 2024, Jokowi Ajak Negara Afrika Semakin Solid Jadi Penggerak Perubahan 

Kesepakatan itu mencakup berbagai sektor strategis, termasuk energi terbarukan, infrastruktur, kesehatan, dan teknologi. 

Kesempatan-kesempatan itu diharapkan dapat meningkatkan kerja sama ekonomi secara signifikan.

2. Penguatan kemitraan

Forum itu berhasil memperkuat kemitraan antara pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan akademisi. 

Kemitraan itu diarahkan untuk bersama-sama menghadapi tantangan global yang kompleks, dengan pendekatan kolaboratif lintas sektor.

3. Dukungan terhadap SDGs 

Setiap kesepakatan yang dihasilkan selaras dengan SDGs Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Kesempatan itu merupakan bagian dari komitmen untuk mendukung pembangunan global yang inklusif dan berkelanjutan.

Baca juga: Panser Anoa dengan Sistem Kendali Tembak Dipamerkan Saat IAF di Bali

4. Kerja sama di sektor kesehatan

Kolaborasi dengan Kenya, Ghana, dan Afrika Selatan mencakup registrasi, distribusi, pemasaran produk farmasi Indonesia, serta transfer teknologi produksi vaksin. 

Langkah itu bertujuan untuk mendukung ketahanan kesehatan negara-negara Afrika dan memperluas ekspor produk kesehatan Indonesia.

Pada akhirnya, kedua pihak dapat meningkatkan akses layanan kesehatan yang lebih terjangkau di dalam negeri.

5. Kerja sama di sektor energi

Kesepakatan dengan Namibia dan Tanzania meliputi eksplorasi gas alam serta pengembangan infrastruktur kelistrikan.

Kerja sama itu diharapkan dapat meningkatkan akses energi dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. 

Dampak langsung bagi Indonesia mencakup transfer teknologi dan pengembangan energi yang lebih efisien diharapkan dapat mengurangi biaya energi di dalam negeri.

Baca juga: RI-Kenya Teken Kerja Sama Pendanaan SDGs-Aksi Iklim, Luhut Segera Lapor Prabowo

6. Kerja sama teknologi pertanian dan pupuk

Bersama Tanzania dan Nigeria, Indonesia sepakat untuk membangun pabrik pengolahan gas menjadi pupuk dan menjual alat produksi berbahan dasar batu bara. 

Kolaborasi itu diharapkan memperkuat sektor pertanian dengan stabilitas pasokan pupuk yang terjangkau, meningkatkan produktivitas pangan dalam negeri, dan mendukung ketahanan pangan nasional.

7. Penguatan industri pertahanan

Kerja sama dengan Afrika Selatan, Kongo, dan Senegal dalam pengadaan pesawat CN235 dan N219 serta pengembangan infrastruktur pertahanan mendukung transfer teknologi di sektor ini. 

Hal ini juga memperkuat industri strategis nasional dan meningkatkan keamanan dalam negeri.

8. Kerja sama lintas sektor

Berbagai kesepakatan lintas sektor turut menambah portofolio kerja sama, dengan fokus pada penguatan hubungan ekonomi bilateral antara Indonesia dan Afrika. 

Baca juga: Wapres: Capaian SDGs Indonesia Lebih Baik dari Rata-Rata Global

Hal itu berpotensi memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra strategis di kawasan tersebut.

Manfaat nyata bagi Indonesia, Afrika, dan para mitra

Forum IAF dan HLF-MSP tidak hanya memperkuat hubungan ekonomi, tetapi juga membuka peluang ekspansi bisnis Indonesia dan menciptakan kepastian hukum bagi pelaku usaha di kedua belah pihak. 

HLF MSP dan IAF ke-2 itu membuka peluang besar bagi Indonesia, Afrika, dan mitra internasional lainnya untuk memperkuat kerja sama strategis multipihak dengan manfaat nyata di berbagai sektor. 

Melalui forum itu, Indonesia mendapatkan kesempatan untuk memperluas pasar ekspor dan mengembangkan sektor-sektor penting seperti pertanian, energi, infrastruktur, dan manufaktur sehingga berdampak positif pada peningkatan daya saing dan pendapatan negara. 

Afrika turut merasakan manfaat berupa akses investasi yang mendukung pengembangan infrastruktur dan teknologi, menciptakan lapangan kerja, serta memperkuat ekonomi lokal. 

Forum itu juga menjadi wadah transfer pengetahuan dan teknologi yang krusial bagi kedua wilayah. 

Baca juga: Wapres Maruf Amin Dorong Peningkatan Target SDGs untuk Indonesia Emas 2045

Melalui kolaborasi itu, Indonesia dapat berbagi inovasi yang mendorong produktivitas, sedangkan negara-negara Afrika menerima akses ke teknologi yang meningkatkan sektor industri dan pertanian. 

Dalam lingkup internasional, HLF MSP dan IAF memperkuat posisi diplomatik dan geopolitik Indonesia dan Afrika, yang sekaligus mendukung stabilitas politik global. 

Selain itu, forum tersebut berperan penting dalam pembangunan berkelanjutan, terutama dalam ketahanan pangan dan energi terbarukan, yang mendukung SDGs. 

HLF MSP dan IAF juga membawa dampak positif dengan membangun kolaborasi yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat di berbagai wilayah dan memperkokoh hubungan antarnegara Selatan-Selatan, sebagai langkah maju dalam mencapai stabilitas dan kemakmuran global.

Penyelenggaraan HLF MSP dan IAF 2024 bukan sekadar inisiatif diplomatik, tetapi langkah nyata untuk membawa dampak jangka panjang bagi masyarakat. 

Dengan berlandaskan semangat Bandung Spirit, Indonesia dan negara-negara Afrika bergerak bersama menuju masa depan inklusif, mandiri, dan berkelanjutan untuk kesejahteraan seluruh rakyat. 

Baca juga: Tak Ada Tujuan SDGs yang Tercapai Tanpa Libatkan Perempuan

Hal itu sejalan dengan pernyataan Prabowo dalam pidato pertamanya sebagai Presiden Republik Indonesia.

Prabowo menegaskan komitmennya untuk menjalankan amanah konstitusi dengan penuh tanggung jawab, serta menyerukan pentingnya kepemimpinan yang tulus dan berorientasi pada kepentingan seluruh rakyat Indonesia.

Kerja sama untuk masa depan

Direktur Jenderal (Dirjen) Asia Pasifik dan Afrika Kemenlu Abdul Kadir Jailani menyoroti pentingnya forum HLF MSP dan IAF sebagai wadah memperkuat persahabatan antarnegara berkembang. 

Kesepakatan yang dihasilkan pun diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi dan kerja sama berkelanjutan di berbagai sektor.

Terkait peran strategis Indonesia, Prabowo juga menyampaikan pandangannya tentang keberlanjutan dan peran strategis Indonesia dalam geopolitik saat memulai masa kepresidenannya. 

Baca juga: Rp 139 Triliun Anggaran Pangan Prabowo: Demi Makan Bergizi Gratis hingga Cetak Sawah

Ia menekankan pentingnya kemandirian energi dengan memanfaatkan sumber daya domestik, seperti energi panas bumi dan air untuk memperkuat ekonomi lokal dan mengurangi ketergantungan pada sumber eksternal. 

Langkah ini sejalan dengan visi menuju “Indonesia Emas” pada 2045, yaitu upaya jangka panjang yang melanjutkan strategi infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi yang dimulai Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sementara itu, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Prabu Revolusi mengungkapkan, lebih dari 1.000 peserta dari berbagai negara hadir dalam forum tersebut.

Para peserta forum itu, termasuk para pemimpin negara, pejabat tinggi, organisasi internasional, bank pembangunan multilateral, sektor swasta, organisasi masyarakat sipil, filantropis, dan akademisi. 

Untuk memastikan komunikasi yang optimal selama acara, Kemenkominfo memberikan dukungan penuh dengan menyediakan berbagai sarana dan prasarana. 

Salah satu upaya konkret itu adalah pendirian media center yang strategis di dekat lokasi acara.

Baca juga: PBB Indonesia Luncurkan Laporan Capaian SDGs, Ini Rangkumannya

Pendirian media center itu memungkinkan para kepala negara menggelar konferensi pers serta memudahkan para jurnalis dalam melakukan peliputan.

Terkini Lainnya
Arsip Digital Jadi Fondasi Transparansi, Komdigi Raih Predikat “Sangat Memuaskan” dari ANRI

Arsip Digital Jadi Fondasi Transparansi, Komdigi Raih Predikat “Sangat Memuaskan” dari ANRI

Komdigi
Menkomdigi: Pidato Presiden Prabowo di PBB, Sikap Berani Indonesia di Panggung Dunia

Menkomdigi: Pidato Presiden Prabowo di PBB, Sikap Berani Indonesia di Panggung Dunia

Komdigi
Bukan Sekadar Gerai, Ini Dampak Nyata Koperasi Desa Merah Putih 

Bukan Sekadar Gerai, Ini Dampak Nyata Koperasi Desa Merah Putih 

Komdigi
UU PDP Lindungi Data WNI dalam Kesepakatan Dagang RI-AS

UU PDP Lindungi Data WNI dalam Kesepakatan Dagang RI-AS

Komdigi
Koperasi Desa Merah Putih Bisa Apa Saja? Ini Peluang Usahanya

Koperasi Desa Merah Putih Bisa Apa Saja? Ini Peluang Usahanya

Komdigi
Pengamat Pendidikan Respons Positif Internet Cepat di Sekolah Rakyat: Ini Penting untuk Perluas Wawasan

Pengamat Pendidikan Respons Positif Internet Cepat di Sekolah Rakyat: Ini Penting untuk Perluas Wawasan

Komdigi
Pemerintah Luncurkan Kopdes Merah Putih, Apa Tujuannya?

Pemerintah Luncurkan Kopdes Merah Putih, Apa Tujuannya?

Komdigi
Respons Positif Sekolah Rakyat, Pengamat Pendidikan: Jembatan Kesuksesan Ekonomi dan Sosial

Respons Positif Sekolah Rakyat, Pengamat Pendidikan: Jembatan Kesuksesan Ekonomi dan Sosial

Komdigi
Mayoritas Publik Puas Kinerja Pemberantas Korupsi di Era Prabowo, Pakar Hukum: Sistem Peradilan Harus Diperkuat

Mayoritas Publik Puas Kinerja Pemberantas Korupsi di Era Prabowo, Pakar Hukum: Sistem Peradilan Harus Diperkuat

Komdigi
73,6 Persen Publik Puas dengan Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo, Ini Harapan Jimly Asshiddiqie ke Depan

73,6 Persen Publik Puas dengan Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo, Ini Harapan Jimly Asshiddiqie ke Depan

Komdigi
Litbang Kompas: 73,6 Persen Masyarakat Puas terhadap Pemberantasan Korupsi di Era Pemerintahan Prabowo

Litbang Kompas: 73,6 Persen Masyarakat Puas terhadap Pemberantasan Korupsi di Era Pemerintahan Prabowo

Komdigi
Internet Archive Komitmen Turunkan Konten Negatif, Kementerian Komdigi Buka Kembali Akses archive.org

Internet Archive Komitmen Turunkan Konten Negatif, Kementerian Komdigi Buka Kembali Akses archive.org

Komdigi
Soal Pembatasan Gratis Ongkir, Begini Tanggapan Kurir dan Konsumen 

Soal Pembatasan Gratis Ongkir, Begini Tanggapan Kurir dan Konsumen 

Komdigi
Percepatan Transformasi Digital, Menkomdigi Luncurkan Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7

Percepatan Transformasi Digital, Menkomdigi Luncurkan Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7

Komdigi
Orasi Ilmiah Menkomdigi, Pemerintah Lindungi Ruang Digital Anak lewat Teknologi dan Regulasi

Orasi Ilmiah Menkomdigi, Pemerintah Lindungi Ruang Digital Anak lewat Teknologi dan Regulasi

Komdigi
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com