Jelang Presidensi G20, Menkominfo Tegaskan Indonesia Akan Perjuangkan Transformasi Digital Inklusif

Kompas.com - 28/03/2022, 18:15 WIB
Dwinh,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny Gerard Plate mengatakan, transformasi digital inklusif menjadi salah satu hal yang tengah diperjuangkan Indonesia dalam Presidensi Group of Twenty (G20) 2022.

Menurutnya, Presidensi G20 menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk mendorong legacy melalui berbagai kesepakatan di meja perundingan forum dari Indonesia untuk dunia.

“Berangkat dari ketiga isu prioritas G20 Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika ( Kemenkominfo) menerjemahkan ke dalam tiga isu prioritas Digital Economy Working Group (DEWG),” ucapnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (28/11/2021).

Adapun tiga isu prioritas DEWG yaitu connectivity and post Covid-19 recovery atau konektivitas dan pemulihan pascapandemi Covid-19. Kedua, digital skills and digital literacy atau keterampilan digital dan literasi digital, dan ketiga cross border data flow and data free flow with trust atau aliran data lintas batas dan aliran data bebas dengan kepercayaan.

Baca juga: Tiga Isu Prioritas yang Diangkat Kemenkominfo pada DEWG G20

Johnny menjelaskan, Indonesia melalui Kemenkominfo juga akan mendorong pembahasan berbagai isu, menjembatani diskusi, dan berbagi pengalaman antarnegara anggota Presidensi Grouf of Twnety (G20) 2022.

Upaya tersebut dilakukan Kemenkominfo sebagai pengampu Digital Economy Working Group (DEWG).

“Melalui DEWG G20, Indonesia akan menjembatani negara-negara emerging nation dan negara maju untuk saling berbagi pengalaman,” jelas Johnny.

Dengan begitu, lanjut dia, nantinya akan ada pemahaman dari masing-masing anggota sebagai standar yang digunakan sebagai model bersama di tingkat global.

Membahas tiga isu prioritas DEWG

Dalam pertemuan forum nanti, Kemenkominfo mengungkapkan, pihaknya akan mengusulkan pembahasan tiga isu prioritas DEWG.

Untuk diketahui, DEWG akan memulai pertemuan pertama secara daring selama dua hari ke depan pada Selasa (29/3/2022).

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenkominfo, Mira Tayyiba mengatakan, Indonesia akan menargetkan pemulihan yang tangguh melalui pembahasan isu digital dalam forum kerja sama multilateral 19 negara utama dan Uni Eropa itu.

“DEWG mengangkat tiga isu prioritas untuk mengukuhkan kepemimpinan Indonesia dalam pembahasan isu-isu digital di Presidensi G20. Isu ini, yaitu connectivity and post covid-19 recovery, digital skills and digital literacy, dan cross-border data flow and data free-flow with trust,” jelasnya di Jakarta Pusat, Senin.

Baca juga: Menaker Minta Kadin Dukung Presidensi G20: Wadah Para Pengusaha Dorong Daya Saing

Menurut Mira, Kemenkominfo sebagai pengampu DEWG G20 akan mengarahkan agenda forum untuk mewujudkan transformasi digital yang inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan.

“Penggunaan teknologi digital akan dapat menjadi sumber semangat Indonesia dan dunia untuk pulih bersama dan bangkit lebih tangguh,” ujarnya yang juga menjadi Chair DEWG G20.

Sementara itu, Juru Bicara Kemenkominfo sekaligus Co-Chair DEWG Presidensi G20 Indonesia 2022, Dedy Permadi mengungkapkan, DEWG G20 akan berlangsung dalam empat putaran perundingan pada level working group.

“DEWG mendapat mandat untuk membahas pemanfaatan teknologi digital. Hal ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital yang tangguh, berkelanjutan, dan inklusif,” ucapnya.

Baca juga: Menkominfo: DEWG G20 Jadi Momentum Indonesia untuk Ikut Menentukan Arah Ekonomi Digital Dunia

DEWG G20, sebut Dedy, akan menjadi batu loncatan dalam transformasi digital di Indonesia. Forum ini juga diyakini sejalan dengan tujuan Indonesia dalam melakukan transformasi digital.

Oleh karena itu, pembahasan dalam DEWG diarahkan untuk mencapai pemahaman bersama mengenai lingkungan digital yang aman, terlindungi, dan terhubun. Hal ini sekaligus memitigasi tantangan dan risiko digitalisasi.

Momentum menunjukkan kepemimpinan strategis

Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, Presidensi G20 Indonesia menjadi momentum menunjukkan kepemimpinan strategis.

Adapun strategis yang dimaksud adalah dalam menentukan arah desain kebijakan pemulihan ekonomi global, terutama pascapandemi Covid-19.

Baca juga: Siapkan SDM Unggul Pascapandemi, ITC Gelar Leadership Seminar 2021

“Pemilihan tema 'Recover Together Recover Stronger' menjadi relevan untuk menjawab tantangan global saat ini. Kami ingin pulih dan bangkit bersama. Kami ingin pulih dalam posisi yang lebih kuat,” ucap Jokowi.

Sebagai informasi, tiga prioritas utama Presidensi G20 Indonesia adalah arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi berbasis digital, dan transisi energi.

Ketiga prioritas itu menjadi flagship agenda atau agenda pembahasan baru dalam 11 working group (WG), satu berisi inisiatif dan 10 engagement group (EG) dalam sherpa track.

Para menteri ekonomi digital G20 dan para pemimpin G20 sendiri telah mengakui digitalisasi merupakan pendorong bagi kemajuan menuju Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Baca juga: Indonesia Harus Tetap Mengundang Rusia dalam KTT G20, Ini Alasannya

Oleh karena itu, pada 2017 dibentuk Gugus Tugas Ekonomi Digital atau Digital Economy Task Force (DETF).

Melalui DETF, inisiatif dan pengembangan kerja sama ekonomi digital lebih intensif dibahas melalui diskusi dan konsultasi dengan engagement group (EG) G20 dan pemangku kepentingan lain.

Pada 2021, DETF bertransformasi menjadi Digital Economy Working Group (DEWG) mencerminkan realitas di mana perangkat digital memungkinkan percepatan pertumbuhan sosial ekonomi dan ekonomi yang lebih inklusif.

Terkini Lainnya
Arsip Digital Jadi Fondasi Transparansi, Komdigi Raih Predikat “Sangat Memuaskan” dari ANRI

Arsip Digital Jadi Fondasi Transparansi, Komdigi Raih Predikat “Sangat Memuaskan” dari ANRI

Komdigi
Menkomdigi: Pidato Presiden Prabowo di PBB, Sikap Berani Indonesia di Panggung Dunia

Menkomdigi: Pidato Presiden Prabowo di PBB, Sikap Berani Indonesia di Panggung Dunia

Komdigi
Bukan Sekadar Gerai, Ini Dampak Nyata Koperasi Desa Merah Putih 

Bukan Sekadar Gerai, Ini Dampak Nyata Koperasi Desa Merah Putih 

Komdigi
UU PDP Lindungi Data WNI dalam Kesepakatan Dagang RI-AS

UU PDP Lindungi Data WNI dalam Kesepakatan Dagang RI-AS

Komdigi
Koperasi Desa Merah Putih Bisa Apa Saja? Ini Peluang Usahanya

Koperasi Desa Merah Putih Bisa Apa Saja? Ini Peluang Usahanya

Komdigi
Pengamat Pendidikan Respons Positif Internet Cepat di Sekolah Rakyat: Ini Penting untuk Perluas Wawasan

Pengamat Pendidikan Respons Positif Internet Cepat di Sekolah Rakyat: Ini Penting untuk Perluas Wawasan

Komdigi
Pemerintah Luncurkan Kopdes Merah Putih, Apa Tujuannya?

Pemerintah Luncurkan Kopdes Merah Putih, Apa Tujuannya?

Komdigi
Respons Positif Sekolah Rakyat, Pengamat Pendidikan: Jembatan Kesuksesan Ekonomi dan Sosial

Respons Positif Sekolah Rakyat, Pengamat Pendidikan: Jembatan Kesuksesan Ekonomi dan Sosial

Komdigi
Mayoritas Publik Puas Kinerja Pemberantas Korupsi di Era Prabowo, Pakar Hukum: Sistem Peradilan Harus Diperkuat

Mayoritas Publik Puas Kinerja Pemberantas Korupsi di Era Prabowo, Pakar Hukum: Sistem Peradilan Harus Diperkuat

Komdigi
73,6 Persen Publik Puas dengan Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo, Ini Harapan Jimly Asshiddiqie ke Depan

73,6 Persen Publik Puas dengan Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo, Ini Harapan Jimly Asshiddiqie ke Depan

Komdigi
Litbang Kompas: 73,6 Persen Masyarakat Puas terhadap Pemberantasan Korupsi di Era Pemerintahan Prabowo

Litbang Kompas: 73,6 Persen Masyarakat Puas terhadap Pemberantasan Korupsi di Era Pemerintahan Prabowo

Komdigi
Internet Archive Komitmen Turunkan Konten Negatif, Kementerian Komdigi Buka Kembali Akses archive.org

Internet Archive Komitmen Turunkan Konten Negatif, Kementerian Komdigi Buka Kembali Akses archive.org

Komdigi
Soal Pembatasan Gratis Ongkir, Begini Tanggapan Kurir dan Konsumen 

Soal Pembatasan Gratis Ongkir, Begini Tanggapan Kurir dan Konsumen 

Komdigi
Percepatan Transformasi Digital, Menkomdigi Luncurkan Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7

Percepatan Transformasi Digital, Menkomdigi Luncurkan Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7

Komdigi
Orasi Ilmiah Menkomdigi, Pemerintah Lindungi Ruang Digital Anak lewat Teknologi dan Regulasi

Orasi Ilmiah Menkomdigi, Pemerintah Lindungi Ruang Digital Anak lewat Teknologi dan Regulasi

Komdigi
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com