Kemenkominfo Dorong Keterlibatan Komunitas Media untuk Promosikan Presidensi G20 Indonesia

Kompas.com - 27/11/2021, 12:27 WIB
Imalay Naomi Lasono,
Sheila Respati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika ( Kemenkominfo) berupaya meningkatkan edukasi dan promosi terkait presidensi Indonesia di forum G20. 

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johny G Plate mengatakan bahwa upaya itu dilakukan dengan mendorong keterlibatan komunitas media, baik dari dalam maupun luar negeri. 

Hal tersebut ia ungkapkan dalam diskusi bertajuk “Courtessy Briefing: Welcoming Indonesia’s Precidency in 2022” yang berlangsung secara virtual dari Badung, Bali, Jumat (26/11/2021).

“Diskusi tersebut bertujuan untuk melanjutkan upaya kolaboratif dalam mengedukasi, menginformasikan, dan mempromosikan kegiatan Presidensi G20 Indonesia kepada publik,” kata Johny dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (27/11/2021).

Selain itu, langkah tersebut juga merupakan upaya untuk mengajak rekan-rekan media agar menarik komunitas internasional untuk datang. 

Baca juga: Menko Airlangga Pasang Target Indonesia di KTT G20, Apa Saja?

Johny juga berharap agar seluruh pemangku kepentingan, terutama dari kalangan pekerja media, dapat berkolaborasi untuk menyukseskan pelaksanaan event internasional yang berlangsung setahun sekali itu. 

“Saya berharap pemangku kepentingan dapat mengenali agenda Presidensi G20 Indonesia dan membangun komunikasi publik yang lancar, serta efisien untuk mendukung orkestrasi komunikasi yang berjalan secara efektif, tepat sasaran, dan masif,” jelasnya.

Bahas pemulihan ekonomi dunia

Pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, Presidensi G20 Indonesia 2022 akan menjadi momentum untuk membahas pemulihan ekonomi dunia, di tengah pandemi Covid-19 yang belum usai.

Pembahasan dalam forum itu berkaitan dengan tantangan mengenai desain pemulihan ekonomi bersama. Beberapa topik dalam forum mencakup ketidakmerataan penanganan pandemi akibat akses terhadap vaksin dan munculnya komplikasi, seperti disrupsi dari sisi supply side serta inflasi dan kenaikan harga komoditas.

“Hal tersebut menjadi tantangan yang besar untuk mendesain suatu pemulihan ekonomi bersama karena sebagian negara akan mulai melakukan aksi exit policy dari policy-policy yang sifatnya extra ordinary. Dalam hal ini akan seperti kebijakan moneter dan fiskalnya,” ungkap Sri Mulyani.

Baca juga: Sukseskan G20 Indonesia 2022, Kemenkominfo Akan Buat 3 Forum Tematik

Presidensi G20 Indonesia, menurutnya, merupakan sebuah tanggung jawab yang besar untuk menggalang kolaborasi global untuk pemulihan ekonomi secara bersama dan lebih kuat.

“Forum tersebut merupakan wadah pertemuan untuk diskusi para pembuat keputusan di negara-negara G20. Khususnya, pada level leaders, yaitu para pimpinan negara maupun di level menteri keuangan dan bank sentral,” tutur Sri Mulyani.

Tak hanya topik-topik mengenai pemulihan ekonomi dunia, forum tersebut juga akan membahas kelanjutan isu yang didiskusikan dalam G20 di Italia. Salah satunya, topik terkait dampak yang mendalam dan permanen dari pandemi Covid-19 terhadap perekonomian. 

“Kita (juga) akan membahas mengenai masalah digital currency, global taxation agreement, climate change, serta upaya mencapai kemajuan financing bagi negara-negara berkembang dan emerging,” jelasnya.

Senada dengan Sri Mulyani, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menekankan prinsip inklusivitas sebagai salah satu kunci dalam Presidensi G20 Indonesia 2022.

Hal itu disebabkan Indonesia tidak hanya memperhatikan kepentingan anggota G20, namun juga mencakup kepentingan negara berkembang dan kelompok rentan.

“(Perhatian tersebut) memang merupakan DNA politik luar negeri Indonesia. Bila melihat beberapa tahun ke belakang saat kita menjadi anggota Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), Indonesia secara konsisten menjadi bagian dari solusi, menjembatani perbedaan, dan selalu menyuarakan kepentingan negara berkembang,” tuutr Retno.

Bahkan, Indonesia juga akan memberikan perhatian besar kepada seluruh komunitas di negara berkembang di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, termasuk negara-negara kepulauan kecil di wilayah Pasifik dan Karibia.

“Kami juga akan merangkul keterlibatan berbagai kalangan, perempuan, pemuda, akademisi, dunia usaha, dan parlemen,” ujar Retno.

Baca juga: Menkominfo Ajak Pelaku Industri Manfaatkan Presidensi G20 Indonesia untuk Perjuangkan Kepentingan Digitalisasi Nasional

Perhatian tersebut akan diwujudkan melalui pembahasan sesuai pilar sistem kerja G20, yaitu Finance Track dan Sherpa Track.

“Finance Track akan betul-betul fokus pada isu keuangan dan moneter. Sementara, untuk Sherpa Track, selama Presidensi ini, Indonesia akan melakukan 12 pertemuan tingkat menteri,” jelasnya.

Bahasan 12 pertemuan tersebut di antaranya development, digital economy, health, environment and climate energy, employment, trade, industry and investment, tourism, agriculture, education dan special ministerial meeting on women empowerment.

Ajang menguatkan pengaruh Indonesia

Sementara, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia 2022 dapat mengukuhkan pengaruh Indonesia di tingkat global.

“Penyerahan tuan rumah G20 kepada Indonesia menyiratkan bahwa kita tengah meningkatkan pengakuan, pengaruh, dan power secara global. Mereka (negara anggota G20 lain) juga menanti peningkatan peran kita di tingkat regional maupun global,” tutur Luhut.

Ia juga menyatakan, pemimpin dunia telah semakin mengakui posisi Indonesia, khususnya pasca berhasil mengontrol penyebaran pandemi Covid-19 yang marak terjadi di berbagai negara.

Baca juga: Menkominfo Ajak Pelaku Industri Manfaatkan Presidensi G20 Indonesia untuk Perjuangkan Kepentingan Digitalisasi Nasional

“ Hal itu bakal mendongkrak kepercayaan diri Indonesia. Kita dapat menangani masalah yang begitu kompleks melalui disiplin dan kolaborasi. Tidak ada yang tidak bisa diselesaikan bersama,” kata Luhut.

Di sisi lain, Luhut tidak ingin masyarakat abai terhadap potensi penyebaran kasus pandemi Covid-19 hingga ada suatu kepastian dan tujuan yang jelas.

“Menjadi negara tuan rumah untuk Presidensi 2022 mendatang akan memainkan peran signifikan dalam proses pemulihan pasca pandemi,” tandas Luhut.

Terkini Lainnya
Arsip Digital Jadi Fondasi Transparansi, Komdigi Raih Predikat “Sangat Memuaskan” dari ANRI

Arsip Digital Jadi Fondasi Transparansi, Komdigi Raih Predikat “Sangat Memuaskan” dari ANRI

Komdigi
Menkomdigi: Pidato Presiden Prabowo di PBB, Sikap Berani Indonesia di Panggung Dunia

Menkomdigi: Pidato Presiden Prabowo di PBB, Sikap Berani Indonesia di Panggung Dunia

Komdigi
Bukan Sekadar Gerai, Ini Dampak Nyata Koperasi Desa Merah Putih 

Bukan Sekadar Gerai, Ini Dampak Nyata Koperasi Desa Merah Putih 

Komdigi
UU PDP Lindungi Data WNI dalam Kesepakatan Dagang RI-AS

UU PDP Lindungi Data WNI dalam Kesepakatan Dagang RI-AS

Komdigi
Koperasi Desa Merah Putih Bisa Apa Saja? Ini Peluang Usahanya

Koperasi Desa Merah Putih Bisa Apa Saja? Ini Peluang Usahanya

Komdigi
Pengamat Pendidikan Respons Positif Internet Cepat di Sekolah Rakyat: Ini Penting untuk Perluas Wawasan

Pengamat Pendidikan Respons Positif Internet Cepat di Sekolah Rakyat: Ini Penting untuk Perluas Wawasan

Komdigi
Pemerintah Luncurkan Kopdes Merah Putih, Apa Tujuannya?

Pemerintah Luncurkan Kopdes Merah Putih, Apa Tujuannya?

Komdigi
Respons Positif Sekolah Rakyat, Pengamat Pendidikan: Jembatan Kesuksesan Ekonomi dan Sosial

Respons Positif Sekolah Rakyat, Pengamat Pendidikan: Jembatan Kesuksesan Ekonomi dan Sosial

Komdigi
Mayoritas Publik Puas Kinerja Pemberantas Korupsi di Era Prabowo, Pakar Hukum: Sistem Peradilan Harus Diperkuat

Mayoritas Publik Puas Kinerja Pemberantas Korupsi di Era Prabowo, Pakar Hukum: Sistem Peradilan Harus Diperkuat

Komdigi
73,6 Persen Publik Puas dengan Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo, Ini Harapan Jimly Asshiddiqie ke Depan

73,6 Persen Publik Puas dengan Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo, Ini Harapan Jimly Asshiddiqie ke Depan

Komdigi
Litbang Kompas: 73,6 Persen Masyarakat Puas terhadap Pemberantasan Korupsi di Era Pemerintahan Prabowo

Litbang Kompas: 73,6 Persen Masyarakat Puas terhadap Pemberantasan Korupsi di Era Pemerintahan Prabowo

Komdigi
Internet Archive Komitmen Turunkan Konten Negatif, Kementerian Komdigi Buka Kembali Akses archive.org

Internet Archive Komitmen Turunkan Konten Negatif, Kementerian Komdigi Buka Kembali Akses archive.org

Komdigi
Soal Pembatasan Gratis Ongkir, Begini Tanggapan Kurir dan Konsumen 

Soal Pembatasan Gratis Ongkir, Begini Tanggapan Kurir dan Konsumen 

Komdigi
Percepatan Transformasi Digital, Menkomdigi Luncurkan Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7

Percepatan Transformasi Digital, Menkomdigi Luncurkan Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7

Komdigi
Orasi Ilmiah Menkomdigi, Pemerintah Lindungi Ruang Digital Anak lewat Teknologi dan Regulasi

Orasi Ilmiah Menkomdigi, Pemerintah Lindungi Ruang Digital Anak lewat Teknologi dan Regulasi

Komdigi
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com