Dalam PPRN di Kalsel, Mentan Tekankan Pentingnya Inovasi Lahan Rawa

Kompas.com - 17/10/2018, 15:30 WIB
Mikhael Gewati

Editor


KOMPAS.com
- Kementerian Pertanian ( Kementan) menekankan pentingnya pengembangan lahan rawa sebagai lahan pertanian produktif guna menjamin ketahanan pangan.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat membuka Pekan Pertanian Lahan Rawa Nasional (PPRN) ke-2 dan launching Taman Sains Pertanian (TSP) di Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rabu (17/10/2018).

Sebagai informasi, acara tersebut merupakan bagian dari rangkaian acara Hari Pangan Nasional (HPN) ke-38 tahun ini yang mengusung tema "Pertanian Lahan Rawa Mendukung Indonesia Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045."

Lebih lanjut Amran mengatakan, optimalisasi lahan rawa bisa menjadi jawaban ketersediaan pangan di masa depan. Mengingat laju pertumbuhan penduduk berkembang cepat, dan terjadinya penyusutan luas dan produktivitas lahan pertanian.

" Lahan rawa merupakan kekayaan besar Indonesia yang belum termanfaatkan dengan baik. Oleh karena itu, pemanfaatannya perlu dioptimalkan. Pemikiran atau konsep-konsep pertanian lahan rawa perlu diwujudkan dalam langkah nyata, dengan implementasi, dan kerja nyata," kata Amran dalam keterangan resmi yang Kompas.com terima.

Amran menyampaikan, bahwa di Indonesia terdapat sekitar 34 juta hektar (ha) lahan rawa yang tersebar di 18 provinsi atau 300 kabupaten/kota.

BACA JUGAMentan: Lahan Rawa Jadi Obat Paceklik dan Ketersediaan Pangan Nasional

Dari jumlah itu, sekitar 9 juta ha di antaranya cocok untuk pertanian, namun masih dipandang sebelah mata. Ia menyebut besarnya potensi lahan rawa itu sebagai raksasa tidur yang harus dioptimalkan dengan pemanfaatan teknologi.

"Kegiatan ini dilakukan dalam rangka mengkomunikasikan dan menyebarluaskan ilmu pengetahun dan teknologi hasil penelitian sumber daya lahan rawa. Agar lahan rawa bisa produktif," ujar Amran.

Adapun Taman Sain Pertanian (TSP) Lahan Rawa yang dilaunching hari ini adalah hamparan lahan percontohan (show window).

TSP Lahan Rawa dirancang agar dapat menunjukkan berbagai inovasi dan teknologi unggul pertanian. Di antaranya adalah teknologi berbasis lahan rawa, inovasi teknologi penataan lahan, serta konservasi dan efisiensi pemanfaatan Air.

Lalu teknologi ameliorasi dan pemupukan, komoditas adaptif lahan rawa, peternakan, konservasi plasma nutfah, pengelolaan limbah, dan alat mesin pertanian (alsintan).

"Launching TSP Lahan Rawa hari ini menunjukan kesiapan Kementerian Pertanian khususnya Badan Litbang Pertanian dalam memberikan dukungan inovasi dan teknologi optimalisasi lahan rawa dan peningkatan produksi dan produktivitas pertanian di lahan rawa," jelas Amran.

BACA JUGAHadiri HPS ke-38, Jokowi akan Canangkan Optimalisasi Lahan Rawa

Selain lunching TSP Lahan Rawa, pada PPRN yang berlangsung hingga 21 Oktober 2018 mendatang ini, para peserta juga akan bisa mengikuti sejumlah kegiatan.

Di antaranya adalah kegiatan BimbinganTeknis Pengelolaan Lahan Rawa, Gelar Inovasi Teknologi Pertanian Lahan Rawa di TSP Lahan Rawa Banjarbaru,serta Pameran IPTEK dan Inovasi Pertanian Lahan Rawa.

Kegiatan yang juga tak kalah penting adalah pelaksanaan International Workshop on Tropocal Wetlands, bertema Innovation in Mapping and Managament for Sustainable Agriculture.

"Workshop ini mengeskplorasi pengetahuan, pengalaman, dan inovasi terkini dalam pemetaan dan pengelolaan lahan rawa di regional Asia dan dunia. Selain mengeksplorasi inovasi baru, kami juga akan menggali praktik-praktik terbaik, dan membangun kolaborasi untuk pengembangan lahan rawa," terang Amran.

Sejumlah pembicara utama dalam workshop adalah pakar rawa international. Mereka adalah  Budiman Minasny (The University of Sydney), Laura Poggio (The James Hutton University, Aberdeen, United Kingdom), Pisoot Vijarnsorn (Ministry of Agriculture and Cooperative, Thailand), Hoang Van Thang (Vietnam National University), dan Mitsuru Osaki (Hokkaido University, Japan).

Turut hadir dalam pembukaan PPLR ke-2 tersebut di antaranya Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan Sahbirin Noor yang diwakili Sekretaris Daerah, Wali Kota Banjarbaru Rudy Resnawan dan Bupati Barito Kuala Noormiliyani.

Lalu Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Muhammad Syakir, Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, beserta para pejabat eselon 1 dan 2 lingkup Kementerian Pertanian dan pemerintahan setempat.

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com