KOMPAS.com — Sekolah Rakyat yang digagas Presiden Prabowo Subianto sebagai solusi pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem mampu berjalan berdampingan secara harmonis dengan sekolah reguler.
Bahkan, kolaborasi tersebut terbukti dapat saling menguntungkan bagi kedua sekolah.
Salah satu contohnya terlihat di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 2 berbagi lokasi dengan SMA Unggul Ali Hasjmy di Aceh Besar.
Sejak beroperasi Senin (14/7/2025), suasana belajar tetap kondusif dan proses pembelajaran berjalan lancar. Tujuan utama sekolah, yakni mendidik generasi penerus bangsa tetap menjadi prioritas bersama.
Baca juga: Mensos Saifullah Targetkan Murid Sekolah Rakyat Dapat Laptop di Bulan Agustus
“Lingkungan tetap kondusif. Malah saya dan Kepala Sekolah Rakyat sudah duduk bersama. Tidak ada masalah karena tujuannya juga sama. Mungkin programnya berbeda, cara belajarnya berbeda, tetapi ujungnya hampir sama. Namanya juga pendidikan,” kata Kepala SMA Unggul Ali Hasjmy Aceh Besar Amirul Kisra dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Minggu (20/7/2025).
Amirul menilai, kehadiran Sekolah Rakyat tidak mengganggu keberadaan sekolah reguler. Sebaliknya, keberadaan dua sekolah di satu lokasi menghadirkan simbiosis mutualisme dan menghadirkan banyak keuntungan bagi kedua sekolah.
Pertama, anak-anak dari keluarga miskin bisa bersekolah di Sekolah Rakyat. Kedua, dari sisi infrastruktur, gedung yang sebelumnya perlu perbaikan kini sudah direnovasi.
"Ketika nanti Sekolah Rakyat pindah ke lokasi permanen, gedung ini tetap menjadi milik kami, dan sudah dalam kondisi lebih baik,” jelasnya.
Baca juga: Datangi Sekolah Rakyat di Solo Malam-malam, Wapres Gibran Bawakan Siswa Donat
Ia juga menegaskan bahwa SMA Unggul Ali Hasjmy akan tetap beroperasi seperti biasa. Gedung yang saat ini digunakan bersama akan kembali sepenuhnya digunakan oleh sekolah reguler setelah pembangunan gedung permanen Sekolah Rakyat rampung.
Bahkan, menurut Amirul, gedung SMA Unggul Ali Hasjmy juga akan diperbaiki dalam waktu dekat.
“Kami upayakan (perbaikan dilakukan) dalam beberapa minggu ke depan sesuai kemampuan yang ada. Setidaknya, kami lakukan pengecatan sebagai bentuk perbaikan,” terangnya.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Sekretariat Bersama Sekolah Rakyat Herman Koeswara menjelaskan, konsep pemanfaatan bersama gedung sekolah bukan hanya terjadi di Aceh Besar. Kondisi serupa juga terjadi di beberapa daerah lain, seperti Cirebon, Jawa Barat, dan Tebing Tinggi, Sumatera Utara.
“Saran kami, jangan sampai kegiatan belajar menjadi blended dengan sekolah lain. Kami khawatir akan muncul kesan seolah-olah Sekolah Rakyat mengambil alih sekolah yang sudah ada. Padahal ini hanya pinjam pakai sementara, sambil menunggu pembangunan gedung permanen,” katanya.
Ia menyebutkan bahwa proses pinjam pakai Barang Milik Daerah (BMD) telah mendapat persetujuan Pemerintah Provinsi Aceh berdasarkan Surat Gubernur Aceh Nomor 000.2.3.2/3838 pada 15 April 2025.
Selama masa peminjaman tersebut, bangunan dengan kekurangan minor dapat diperbaiki. Misalnya, melalui pengecatan.
Menurut Herman, keberadaan Sekolah Rakyat juga membawa manfaat sosial yang lebih luas. pasalnya, ketika nanti sekolah tersebut pindah ke lokasi permanen, gedung yang dipinjam akan tetap dalam kondisi lebih baik daripada sebelumnya.
Baca juga: Saat Gibran Video Call Orang Tua untuk Lepas Rindu Siswa Sekolah Rakyat
Ia juga menegaskan bahwa nilai solidaritas sosial menjadi bagian penting dari kehadiran Sekolah Rakyat.
“Bisa anggap sebagai laboratorium kepedulian sosial dan penanaman nilai baru tentang menumbuhkan kesetiakawanan sosial,” tambahnya.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Aceh Muslem Yacob mengatakan, keberadaan Sekolah Rakyat merupakan bentuk nyata kehadiran negara bagi masyarakat miskin dan miskin ekstrem.
“Biarlah anak-anak miskin itu benar-benar merasakan bahwa negara hadir di tengah-tengah mereka,” katanya.
Muslem juga menegaskan bahwa pemanfaatan gedung sekolah milik pemerintah daerah (pemda) bersifat sementara. Namun, manfaatnya bersifat jangka panjang, terutama bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera.
Selain itu, imbuhnya, daerah yang telah memulai rintisan Sekolah Rakyat juga akan menjadi prioritas untuk pembangunan sekolah permanen di atas lahan yang diusulkan oleh pemda.