Graduasi 1.000 KPM PKH di Sleman, Gus Ipul: Bantuan Sosial Sementara, Berdaya Selamanya

Kompas.com - 17/07/2025, 18:43 WIB
DWN

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Sosial ( Kemensos) menggraduasi 1.000 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dari kepesertaan bantuan sosial (bansos).

Graduasi KPM PKH tersebut berlangsung di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, Kamis (17/7/2025). Melalui graduasi ini, para KPM beralih dari penerima bantuan sosial menjadi keluarga yang berdaya dan mandiri dengan dukungan program pemberdayaan dan pelatihan keterampilan.

Dukungan tersebut meliputi bantuan modal, bantuan usaha, bantuan bahan baku, serta pelatihan untuk meningkatkan kemampuan usaha para KPM.

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menegaskan, bantuan sosial bersifat sementara, sedangkan pemberdayaan bersifat selamanya.

“Bantuan sosial hadir sebagai awal proses pemberdayaan, bukan akhir perjuangan karena bantuan sosial sementara, berdaya selamanya,” ujar Gus Ipul dalam arahannya kepada peserta graduasi.

Ia menekankan, bansos bukanlah identitas tetap, melainkan jembatan sementara untuk memulai kehidupan mandiri.

“Bansos adalah tangan yang menangkap, bukan tali yang mengikat. Ini hak sementara, bukan identitas tetap,” kata Gus Ipul.

Baca juga: Sri Mulyani Telah Salurkan Rp 20,26 Triliun Bansos Sembako ke 18,27 Juta Penerima

Lima kunci graduasi

Gus Ipul memaparkan lima kunci dalam proses graduasi KPM PKH menuju kemandirian.

Pertama, keberanian memulai hidup mandiri tanpa bergantung pada bansos. Ia menyebut, kelulusan ini bukan akhir, melainkan awal keberanian untuk keluar dari zona nyaman.

"Jadi ibu-bapak sekalian yang sekarang graduasi ini sebenarnya sedang menegakkan kepala bahwa kami mampu, kami bisa, kami tolak bansos, kami berdaya," kata Gus Ipul.

Lebih lanjut, ia menyebut kunci kedua dalam proses graduasi KPM PKH adalah mandiri melangkah.

Gus Ipul menjelaskan bahwa setelah keberanian, akan lahir kemandirian.

"Hidup tidak lagi tergantung pada bantuan. Siap berdiri di atas kaki sendiri dan membuat keputusan penting bagi keluarga," jelasnya.

Baca juga: Remaja Tewas dalam Tawuran Ciracas, Teman Bilang ke Keluarga Korban Dibegal

Gus Ipul mengungkapkan, kunci ketiga dalam graduasi adalah ruang baru.

Ia menyampaikan bahwa graduasi membuka ruang bagi setiap KPM untuk tumbuh, sekaligus memberi kesempatan kepada orang lain yang menanti giliran menerima bantuan.

"Dengan Anda mandiri, ruang bantuan tersedia untuk mereka yang lebih membutuhkan. Jadi yang lulus ini pada dasarnya sedekah, juga amal ibadah untuk memberikan kesempatan kepada mereka yang lebih membutuhkan," kata Gus Ipul.

Kunci keempat dalam graduasi adalah menjadi inspirasi.

Gus Ipul mengatakan bahwa graduasi bukan hanya kemenangan pribadi, melainkan menjadi cerita inspiratif bagi sesama, membuktikan bahwa kemiskinan bukan takdir yang tidak bisa dilawan, tetapi fase hidup yang bisa dilewati.

Kunci kelima, graduasi menjadi narasi baru dari semula mengandalkan bansos menuju kemenangan.

“Anda adalah bukti nyata bahwa nasib bisa diubah. Saat ini, bapak-ibu adalah harapan bagi banyak orang,” tegas Gus Ipul kepada para peserta graduasi.

Baca juga: 500 KPM PKH Jawa Timur Telah Lalui Graduasi, Masih Bisa Terima Bansos?

Kolaborasi dengan 16 perguruan tinggi

Dalam kesempatan tersebut, Kemensos melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan 16 perguruan tinggi di DIY untuk memperkuat kolaborasi percepatan penanganan kemiskinan melalui pemberdayaan sosial.

Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kemensos Mira Riyati mengatakan, kolaborasi ini menjadi bagian strategi percepatan penanganan kemiskinan.

“Kolaborasi ini dalam rangka percepatan penanganan kemiskinan melalui pemberdayaan sosial,” kata Mira.

Adapun 16 perguruan tinggi tersebut antara lain UGM, UNY, UIN Sunan Kalijaga, UPN Veteran Yogyakarta, UMY, UII, Universitas Gunung Kidul, Universitas Sanata Dharma, Universitas Atma Jaya, dan Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

Selain itu, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Kristen Duta Wacana, Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta, Politeknik Multimedia Yogyakarta, Politeknik Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta, dan Akademi Pembangunan Masyarakat Desa Yogyakarta turut berkolaborasi dalam program ini.

Rektor UGM Profesor Ova Emilia berharap kerja sama ini dapat memperkuat kontribusi perguruan tinggi dalam percepatan penanganan kemiskinan melalui pendekatan ilmiah dan partisipatif.

Baca juga: Prof. Ali Muktiyanto Unggul dalam Pemilihan Rektor UT 2025-2030 yang Transparan dan Partisipatif

“UGM siap menindaklanjuti bersama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) serta Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat untuk merealisasikan program percepatan penanganan kemiskinan di DIY,” kata Ova.

Ia berharap sinergi ini dapat memperkuat pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM) sebagai bagian dari pembangunan bangsa.

Terkini Lainnya
Tanggapi Pernyataan Gus Ipul, Denny Sumargo Jelaskan Aturan Penggalangan Donasi

Tanggapi Pernyataan Gus Ipul, Denny Sumargo Jelaskan Aturan Penggalangan Donasi

Kemensos
Kemensos Ajak Organisasi Kepemudaan Kawal 3 Program Prioritas Presiden

Kemensos Ajak Organisasi Kepemudaan Kawal 3 Program Prioritas Presiden

Kemensos
Putus Rantai Kemiskinan, Wamensos Minta Kepala Daerah Percepat Pembangunan Sekolah Rakyat

Putus Rantai Kemiskinan, Wamensos Minta Kepala Daerah Percepat Pembangunan Sekolah Rakyat

Kemensos
Dihadapan Gus Ipul, Kepsek SRMA 43 Magelang Cerita soal Siswanya: Mereka Anak Luar Biasa

Dihadapan Gus Ipul, Kepsek SRMA 43 Magelang Cerita soal Siswanya: Mereka Anak Luar Biasa

Kemensos
Belasungkawa untuk Affan, Gus Ipul Serahkan Santunan dan Tawarkan Program Pemberdayaan

Belasungkawa untuk Affan, Gus Ipul Serahkan Santunan dan Tawarkan Program Pemberdayaan

Kemensos
Kemensos Beri Santunan Korban Unjuk Rasa, Gus Ipul: Disesuaikan dengan Kondisi

Kemensos Beri Santunan Korban Unjuk Rasa, Gus Ipul: Disesuaikan dengan Kondisi

Kemensos
Gus Ipul: Tokoh Lintas Agama dan Parpol Kompak Dukung Kebijakan Prabowo

Gus Ipul: Tokoh Lintas Agama dan Parpol Kompak Dukung Kebijakan Prabowo

Kemensos
Kemensos Salurkan Logistik dan Layanan Psikososial untuk Korban Kebakaran di Luwu Timur

Kemensos Salurkan Logistik dan Layanan Psikososial untuk Korban Kebakaran di Luwu Timur

Kemensos
Soal Pengelolaan Keuangan Sekolah Rakyat, Gus Ipul: Setiap Rupiah Adalah Harapan

Soal Pengelolaan Keuangan Sekolah Rakyat, Gus Ipul: Setiap Rupiah Adalah Harapan

Kemensos
Kemensos Kirimkan Bantuan Tanggap Darurat Senilai Rp 1.6 Miliar ke Pulau Enggano

Kemensos Kirimkan Bantuan Tanggap Darurat Senilai Rp 1.6 Miliar ke Pulau Enggano

Kemensos
Berjasa di Bidang Sosial, Gus Ipul Terima Bintang Mahaputera Adipurna dari Presiden RI

Berjasa di Bidang Sosial, Gus Ipul Terima Bintang Mahaputera Adipurna dari Presiden RI

Kemensos
Luhut Yakin Digitalisasi Bansos Bisa Hemat Anggaran hingga Rp 500 Triliun

Luhut Yakin Digitalisasi Bansos Bisa Hemat Anggaran hingga Rp 500 Triliun

Kemensos
Gus Ipul Dampingi Prabowo Pimpin Renungan Suci HUT Ke-80 RI di Kalibata

Gus Ipul Dampingi Prabowo Pimpin Renungan Suci HUT Ke-80 RI di Kalibata

Kemensos
Paduan Suara Sekolah Rakyat Tampil di Istana pada Upacara HUT Ke-80 RI

Paduan Suara Sekolah Rakyat Tampil di Istana pada Upacara HUT Ke-80 RI

Kemensos
Syukuran HUT ke-80 RI, Gus Ipul Ajak Jajaran Kemensos Kerja Berdampak

Syukuran HUT ke-80 RI, Gus Ipul Ajak Jajaran Kemensos Kerja Berdampak

Kemensos
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com