KOMPAS.com – Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf menegaskan bahwa efisiensi anggaran di Kementerian Sosial ( Kemensos) tidak akan berdampak pada penyaluran bantuan sosial ( bansos).
Hal tersebut merupakan salah satu pedoman Kementerian Sosial (Kemensos) dalam menindaklanjuti efisiensi anggaran berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025.
"Kami memastikan anggaran bansos yang diberikan langsung ke masyarakat tidak dikurangi. Bahkan, sesuai arahan Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto, jika memungkinkan akan ditambah. Ini adalah yang untuk rakyat," ujar pria yang akrab disapa Gus Ipul dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (7/2/2025).
Baca juga: DPR Awasi Ketat Penerapan Jalur Domisili Pengganti Zonasi SPMB 2025
Pernyataan tersebut disampaikan Gus Ipul dalam Rapat Kerja Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/2/2024).
Ia menjelaskan bahwa selain bansos, anggaran operasional yang melekat pada program tersebut, seperti biaya penyaluran, gaji pegawai, dan honor pendamping, juga tidak akan mengalami pemotongan.
Lebih lanjut, Gus Ipul memastikan bahwa efisiensi anggaran tersebut tidak akan mengurangi target kinerja dan semangat kerja Kemensos.
"Kaidah ini yang kami pakai. Jadi biar sama persepsinya dulu. Semangatnya tetap, dan anggaran yang memang tidak bisa dikurangi akan tetap dipertahankan," tuturnya.
Baca juga: Terkena Efisiensi Anggaran, Penggunaan Listrik di Kantor Kementerian PU Belum Dibatasi
Sesuai dengan Inpres Nomor 1 Tahun 2025, anggaran Kemensos pada 2025 mengalami pemangkasan sebesar Rp 1,3 triliun.
Gus Ipul menyebut, efisiensi tersebut akan dilakukan pada belanja barang dan belanja modal.
"Jadi yang bisa kita efisienkan adalah belanja barang dan belanja modal dengan nilai Rp 1,3 triliun," katanya.
Ia merinci bahwa belanja barang mencakup alat tulis kantor (ATK), operasional kantor, perjalanan dinas, rapat atau pertemuan, pengerahan Taruna Siaga Bencana (Tagana), hingga operasional permakanan.
Sementara itu, belanja modal meliputi renovasi kantor, pemeliharaan, serta pengadaan peralatan dan mesin.
Baca juga: Peralatan Darurat yang Harus Dibawa Saat Mobil Manual Terjebak Banjir
Langkah Gus Ipul yang tetap memprioritaskan penyaluran bansos di tengah efisiensi anggaran mendapat apresiasi dari anggota Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.
Anggota Fraksi Partai Golkar, Atalia Praratya menyebut Gus Ipul tangguh dan memiliki strategi cerdas dalam menyikapi kebijakan efisiensi.
"Saya melihat Gus Ipul ini luar biasa. Ketika yang lain mengeluh karena ada efisiensi, beliau langsung mencari solusi agar program tetap berjalan. Hal yang paling penting adalah memastikan anggaran bansos yang diberikan kepada masyarakat tidak dikurangi," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, anggota Komisi VIII lainnya, Aprozi Alam dari daerah pemilihan (dapil) Lampung II, juga mengapresiasi peran Kemensos dalam membantu masyarakat terdampak banjir di Lampung pada Januari 2025.
Baca juga: Terjebak Banjir di Kaligawe Semarang, Lansia Asal Tegal Digendong Agar Bisa Operasi Tumor
"Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan Kemensos kepada warga terdampak bencana di Lampung," katanya.
Senada dengan Aprozi, Sri Wulan dari Fraksi Partai NasDem mengucapkan terima kasih atas kinerja Kemensos yang sigap dalam menangani banjir bandang di Grobogan, Jawa Tengah.
"Terima kasih atas respons cepatnya terhadap kasus banjir di Grobogan. Begitu kami WhatsApp, tim Kemensos langsung turun ke lapangan. Pak wakil menteri sosial (wamensos) (Agus Jabo) juga ikut mendampingi dan langsung melakukan evaluasi di lokasi," ujar Sri Wulan.