KOMPAS.com – Kementerian Sosial ( Kemensos) kembali mengantarkan ribuan keluarga prasejahtera menuju kemandirian melalui program Pahlawan Ekonomi Nusantara (Pena).
Dalam Graduasi Pena Periode Juni 2024 yang diselenggarakan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Kemensos, Margaguna, Jakarta Selatan, Jumat (28/6/2024), Kemensos meluluskan 3.415 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Pena angkatan Mei 2024. Seluruh KPM itu dinyatakan mandiri secara ekonomi dan tidak lagi menerima bantuan sosial (bansos).
Capaian luar biasa itu melampaui target awal yang ditetapkan untuk periode 2023-2024, yaitu 16.000 KPM. Bahkan, jika dibandingkan dengan 2023, jumlah KPM mandiri pada 2024 melonjak signifikan dari 10.073 KPM.
Dengan demikian, total KPM yang telah berhasil mandiri melalui program tersebut mencapai 28.775, melampaui target 16.000 KPM untuk periode 2023-2024.
Baca juga: Ciptakan Wirausahawan Baru dan Sukses, Mensos Risma Luncurkan Program Pena Muda
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini yang hadir dalam Graduasi Pena Periode Juni 2024 mengatakan bahwa dalam program Pena, warga penerima bansos diberikan modal usaha, pelatihan pengemasan, diversifikasi produk, pemasaran, literasi keuangan, dan pendampingan hingga usaha yang dijalankan lancar.
Peserta Pena, lanjutnya, akan diluluskan jika penghasilannya sudah lebih tinggi dari upah minimum kabupaten atau kota (UMK). Namun, mereka tetap akan didampingi selama minimal empat bulan untuk memastikan usahanya berjalan baik.
“Karena usaha mereka berhasil dan mampu mandiri secara ekonomi, ribuan masyarakat prasejahtera tersebut tidak lagi menerima bantuan sosial (bansos),” kata Risma sapaan akrab Mensos.
Program Pena diprioritaskan oleh Kemensos karena terbukti meningkatkan pendapatan KPM. Risma pun mengaku optimistis semua KPM akan berhasil dengan pendampingan berkelanjutan.
Penerima Pena terbagi dalam beberapa kelompok, seperti Pena Reguler dan Pena Berdikari yang merupakan penerima program Program Keluarga Harapan (PKH) dan sembako. Kemensos telah meluluskan sebanyak 5.713 KPM dan 13.732 KPM dari masing-masing kelompok.
Lalu, Pena Bencana yang telah mengantarkan 52 KPM menjadi mandiri, dan Pena Vokasi 578 KPM.
Selain itu, ada pula Pena Atensi yang terdiri dari lansia, penyandang disabilitas, korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO), serta kelompok rentan lainnya. Dari kelompok ini, sebanyak 6.878 KPM telah diluluskan.
Kemensos juga menerapkan program Pena di tingkat komunitas, terutama di daerah kepulauan yang sulit dijangkau.
Salah satu contohnya, Pena Komunitas yang memberdayakan istri nelayan dalam mengolah ikan menjadi berbagai produk, seperti ikan kering dan abon ikan. Pemberdayaan itu diharapkan dapat membantu mereka mandiri secara ekonomi.
Baca juga: Kemensos Klaim Program Pena Bisa Atasi Kemiskinan Ekstrem
Risma mengungkapkan, pihaknya telah meluluskan sebanyak 1.822 KPM melalui Pena Komunitas.
Kemensos juga menargetkan kaum muda melalui Pena Muda, program pemberdayaan bagi anak KPM PKH berusia 23-30 tahun dan anak muda lainnya yang memenuhi syarat.
Penerima Pena Muda mendapatkan bantuan permodalan usaha serta pendampingan dalam berusaha, pengemasan, pemasaran, dan literasi keuangan. Hingga saat ini, lebih dari 500 proposal Pena Muda telah lolos quality control.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Nunung Nuryanto secara terpisah mengapresiasi program Pena yang turut menggerakkan perekonomian lingkungan KPM.
"Proses graduasi menciptakan nilai tambah dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru," tutur Nunung.