KOMPAS.com - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini memberikan perhatian khusus kepada penanganan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), pengidap kusta, pengidap katarak, dan penyandang disabilitas melalui agenda bakti sosial (baksos).
Baksos ini diadakan mulai hari Sabtu (18/5/2024) sampai Selasa (21/5/2024), di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Risma menyebut, Kementerian Sosial ( Kemensos) bekerja sama dengan Yayasan Bakti Luhur, Yayasan Cendana, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Umbu Rara Mehang, dan Pusat Kesehatan Masyarakat (puskesmas) Lewa.
“Baksos ini melibatkan 47 tenaga medis dan tenaga kesehatan, di antaranya enam psikiater, tiga dokter umum, satu dokter gigi, 20 perawat, dan 17 fisioterapis,” ujar Risma saat berkunjung ke Sumba Timur, Minggu (19/5/2024).
Untuk penanganan ODGJ, Risma mengungkapkan, pihaknya sudah menangani 305 orang yang mengidap ODGJ dengan memberikan enam psikiater, obat-obatan, serta peralatannya.
Baca juga: Kemensos Beri Bantuan untuk Surahman, Pemulung Bantargebang yang Alami Kerusakan Mata
“Tiap bulannya, kami berikan suntikan (long acting). Kami juga selalu menghitung ulang ODGJ-nya dan cek ketersediaan obatnya. Kemudian coba hitung, jumlahnya cukup atau tidak serta cek lagi cara penyimpanannya, jangan sampai rusak obatnya,” ujar Risma melalui siaran persnya, Selasa (21/5/2024).
Mensos Risma juga memberikan perhatian kepada 88 pengidap kusta di kabupaten tersebut. Selain itu, pihaknya melakukan intervensi untuk meningkatkan daya tahan tubuh pengidap kusta, serta keluarga, dan lingkungan sekitarnya.
Adapun intervensi yang dilakukan, yakni memberikan 50 ekor ayam petelur yang sudah siap bertelur kepada setiap komunitas, memberikan alat-alat kebersihan diri, pakaian serta peralatan makan secara personal, serta menyediakan fasilitas air bersih sebagai upaya pencegahan dan intervensi kebersihan bagi penderita kusta.
Di samping itu, Risma juga memberikan dukungan untuk operasi katarak yang bekerja sama dengan Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami) dan Himpunan Bersatu Teguh.
Baca juga: Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih
Risma mengatakan, terdapat 334 orang yang mendaftar dan 187 penerima manfaat (PM) yang lolos screening untuk operasi katarak. Pada hari pertama, operasi katarak dilakukan kepada 79 orang dengan enam dokter mata.
“Kita tidak bisa menganggap enteng penyakit katarak karena hilangnya penglihatan bisa berpengaruh secara ekonomi terhadap pengidap katarak maupun keluarganya,” ucapnya.
Sebagai informasi, Kemensos telah mengoperasi lebih dari 7.000 pengidap katarak di seluruh Tanah Air.
Dalam baksos ini, Kemensos juga membantu menangani 51 pengidap disabilitas netra di Kabupaten Lewa, baik secara medis maupun dari sisi pemberdayaan.
Baca juga: Mensos Risma: Belum Semua Warga di Zona Merah Gunung Marapi Bersedia Direlokasi
Risma juga mengatakan bahwa pihaknya melakukan asesmen audio terhadap 213 orang. Hasilnya, sebanyak 165 PM mendapatkan alat bantu dengar (ABD), dan sisanya dinyatakan sehat.
Selain menangani pengidap disabilitas, baksos Kemensos juga menyerahkan berbagai alat bantu kepada Puskesmas Lewa, di antaranya alat bantu untuk 53 disabilitas fisik, seperti kruk, tongkat kaki tiga, berbagai kursi roda (untuk dewasa atau anak, cerebral palsy, dan adaptif) kaki palsu, serta alat bantu tangan.
Melalui baksos ini, Risma mengajak semua pihak untuk terus meningkatkan kepedulian akan lingkungan sekitar.
"Saya berharap semua bisa saling memperhatikan. Mungkin bukan saudara kita. Seperti saya, bukan saudara langsung Bapak atau Ibu. Tapi sebagai Mensos, saya punya kewajiban untuk itu," tuturnya.
Baca juga: Optimalkan Penanganan Bencana, Mensos Risma Uji Coba Jaringan RAPI
Sementara itu, Kepala Puskesmas Lewa Martha Lu Ndawa mengatakan, bantuan dari Mensos sangat bermanfaat bagi masyarakat.
“Masyarakat Sumba Timur sangat antusias menerima baksos ini. Pasalnya, berbagai bantuan tersebut sangat bermanfaat bagi kami. Kehadiran Ibu Menteri Sosial sangat berarti bagi kami dan telah menambah semangat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” ujar Martha Lu Ndawa.
Sebagai informasi, baksos itu diadakan setelah merespons kisah anak sakit yang dirawat oleh sang nenek. Namun nahas, ketika anak itu dirawat, sang nenek justru meninggal dunia.