KOMPAS.com – Kementerian Sosial ( Kemensos) memberikan bantuan renovasi bangunan bagi Sekolah Luar Biasa Negeri ( SLBN) A Pajajaran Bandung.
Bangunan dengan empat unit seluas 1.247 meter persegi itu merupakan tempat bagi 75 siswa penyandang disabilitas sensorik netra setingkat sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah atas (SMA) dalam menimba ilmu sehari-hari.
Terlihat beberapa pekerja bangunan saling bahu membahu memperbaiki kawasan gedung yang berdiri di atas tanah seluas 1.643,25 meter persegi di dalam area kantor unit pelaksana teknis (UPT) milik Kemensos, yakni Sentra Wyata Guna di Bandung.
Adapun renovasi SLBN tersebut merupakan instruksi dari Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini dengan tujuan untuk meningkatkan fasilitas bagi penyandang disabilitas.
Beberapa unit bangunan yang direnovasi meliputi ruang guru, ruang-ruang kelas, serta ruang information, communication and technology (ICT) atau lab komputer.
Baca juga: Opini Laporan Keuangan Kemensos Sempat Turun, BPK: Ada Perbaikan dari Bu Risma
Kepala SLBN A Pajajaran Bandung Gun Gun Guntara mengucapkan terima kasih kepada Mensos Risma yang mau merenovasi gedung sekolah tersebut.
“Kami dari SLBN A Pajajaran Bandung menyambut baik perbaikan sekolah ini. Karena banyak orangtua yang mengkhawatirkan para anak-anaknya yang bersekolah di sini, turut melihat, dan memantau proses belajar lewat kaca jendela. Namun, setelah direnovasi, secara pelan-pelan rasa khawatir itu mulai terkikis,” ungkap Gun Gun dalam keterangan persnya, Jumat (24/2/2023).
Ia mengungkapkan rasa syukurnya kepada Kemensos dan Sentra Wyata Guna yang telah memberikan fasilitas berupa ruang kelas untuk siswanya belajar.
“Alhamdulillah, atas instruksi dari Bu Mensos Risma melalui Kepala Sentra memberikan fasilitas berupa ruang kelas belajar dan ujian siswa di aula Sentra. Mudah-mudahan saat ujian yang akan dilakukan pada Senin depan, para siswa tidak terganggu,” ujar Gun Gun.
Baca juga: Donasi Online Dikumpulkan Kemensos Capai Rp 7 Miliar, Diberikan ke Warga Tak Terjangkau Bantuan
Ke depan, Gun Gun berharap renovasi sekolah ini bisa dilakukan secara maksimal agar bangunan bisa benar-benar memenuhi standar layak pakai.
“Saya berharap bangunan ini nantinya bisa memenuhi standar layak pakai, sehingga tidak lagi membahayakan siswi-siswi yang tengah belajar di ruang kelas,” kata Gun Gun.
Mandor atau pelaksana lapangan untuk renovasi SLBN A Pajajaran Tarna Sutrisna mengatakan, untuk sementara pembongkaran berkutat pada bongkar atap dan kusen yang memakan waktu kurang dari tujuh hari.
“Sementara yang dibongkar atap dan kusen-kusen terlebih dahulu. Pembongkaran berjalan sekitar satu minggu atau kurang, mulai Rabu (22/2/2023) hingga Sabtu (25/2/2023). Setelah itu, rencananya akan dilakukan pembuatan rangka atap baru,” ujar Tarna.
Tarna menjelaskan, bagian-bagian yang sudah tidak memungkinkan dan sudah waktunya direnovasi akan diganti dengan yang baru.
“Untuk bagian atap kayu itu nanti akan diganti dengan rangka baja ringan. Sedangkan, kusen akan diganti dengan alumunium,” katanya.
Baca juga: Gandeng Kitabisa.com, Mensos Risma Serahkan Bantuan Rp 374 Juta untuk Penyandang Disabilitas
Sebagai informasi, proses renovasi bangunan sekolah SLBN A Pajajaran Bandung itu dilakukan mulai Rabu (22/2/2023) hingga Sabtu (25/2/20233) oleh lima orang pekerja bangunan.
Pembongkaran SLBN A Pajajaran dilakukan pascakunjungan Mensos Risma ke Sentra Wyata Guna di Bandung. Mensos Risma berkomitmen ingin meningkatkan kualitas fasilitas kelas dan membangun kapasitas siswa di sekolah tersebut.
“Gedung yang sudah tidak layak pakai ini perlu untuk diperbaiki dan ruangan kelas ditambah. Jadi, kami selesaikan (renovasi sekolah ini) dan apa yang bisa dikembangkan,” ujar Mensos Risma.
Selain membicarakan mengenai bangunan sekolah yang sudah tidak layak pakai, dalam kunjungan kali itu, Mensos Risma pun turut mempertimbangkan perkembangan siswa-siswi di SLBN A Pajajaran untuk ke depannya.
Pasalnya, para siswa-siswi ini memerlukan lapangan pekerjaan setelah lulus menempuh pendidikan di sekolah. Maka dari itu, Mensos Risma mendirikan kafe dan sentra usaha untuk penyandang disabilitas.
“Seiring berjalannya waktu, anak-anak disabilitas yang sekolah butuh lapangan pekerjaan. Namun, lapangan pekerjaan yang ada saat ini belum memadai. Maka dari itu, kami buatkan kafe untuk tunanetra dan juga sentra usaha lainnya untuk disabilitas fisik, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), dan lainnya,” ujar Mensos Risma.
Baca juga: Mensos Risma Salurkan 50 Ton Beras untuk Korban Gempa Cianjur
Lanjut Mensos Risma, tidak sedikit penyandang disabilitas yang mampu menghasilkan uang lebih banyak dibandingkan dengan yang bukan penyandang disabilitas.
“Potensi ini patut untuk dibangun oleh Kemensos di setiap sentra, salah satunya di Sentra Wyata Guna Bandung,” imbuh Mensos Risma.
Selain itu, Kemensos juga terus mendorong kemandirian untuk para penyandang disabilitas, termasuk dalam hal pendidikan hingga kemandirian melalui sentra-sentra Kemensos yang bersifat multi layanan di seluruh Indonesia.