KOMPAS.com - Kementerian Sosial ( Kemensos) melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sentra Wirajaya Makassar melakukan respons cepat untuk mengatasi setiap permasalahan yang dihadapi pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS).
Adapun tindakan Sentra Wirajaya Makassar tersebut dinilai sejalan dengan arahan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini.
Kepala Sentra Wirajaya Makassar Syaiful Samad mengatakan, pihaknya telah menurunkan tim untuk melakukan asesmen komprehensif terhadap PPKS di wilayahnya.
Salah satu PPKS yang menjadi perhatian Sentra Wirajaya Makassar adalah Muh Ilham Al Qadry Jumakking (9) dan keluarga, yang tinggal di Kelurahan Pannampu, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Muh Ilham Al Qadry Jumakking (9) adalah anak dari pasangan Jumakking (52) dan Sumarni. Setiap hari, ia bekerja menjajakan arum manis (gulali kapas) dengan berkeliling pasar di dekat tempat tinggalnya.
Baca juga: Ekspor ke Singapura, Mangga Arum Manis Dibanderol Rp 50.000 Per Kilogram
“Pada Sabtu (18/6/2022), kami menurunkan tim untuk melakukan asesmen komprehensif terhadap Ilham dan keluarga,” kata Syaiful dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com (23/6/2022).
Syaiful memastikan, pihaknya akan melakukan penanganan secara menyeluruh dan mengembangkan potensi yang dimiliki PPKS agar dapat meningkatkan keberfungsian sosial mereka.
Dari hasil asesmen, Syaiful mengungkapkan bahwa permasalahan yang dialami keluarga Ilham cukup kompleks.
“Selain berasal dari keluarga tidak mampu, mereka belum tersentuh bantuan dari program pemerintah, seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), dan Kartu Indonesia Sehat (KIS),” imbuh Syaiful.
Selain itu, lanjut dia, keluarga tersebut juga harus merawat adik Ilham, yaitu Sitty Nayla Ansaria (7), yang menyandang disabilitas fisik dan mental.
Baca juga: Seperti Ini Langkah Unair Wujudkan Kampus Ramah Disabilitas
“Mereka tidak mampu membiayai perawatan atau pengobatan Nayla karena memiliki tunggakan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Mandiri,” kata Pekerja Sosial Sentra Wirajaya Makassar Ichwan.
Tunggakan tersebut tidak bisa ditutup karena Jumakking selaku kepala keluarga mengalami keterbatasan mobilitas akibat kaki sakit dan tidak bisa berdiri lama.
Dulunya, ayah Ilham merintis usaha berjualan gulali kapas keliling kampung dan sekolah-sekolah. Akan tetapi semenjak sakit, usaha tersebut dilanjutkan oleh Ilham.
Untuk mengatasi permasalah tersebut, Sentra Wirajaya pun melakukan beberapa langkah intervensi.
Pertama, Sentra Wirajaya mengganti tungku arum manis milik Ilham dengan yang baru.
Unit pelayanan tersebut juga memberikan alat cup sealer, sehingga produk gulali yang dijual dapat dipasarkan ke toko-toko kelontong. Dengan ini, peran orangtua Ilham dapat kembali berfungsi sebagai pengampu perekonomian keluarga.
Kedua, Sentra Wirajaya telah melunasi tunggakan iuran BPJS Kesehatan.
Selain melunasi, balai rehabilitasi itu juga berkoordinasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) Makassar untuk mengalihkan BPJS Kesehatan keluarga Ilham ke Kartu Indonesia Sehat (KIS) sebagai bentuk jaminan perlindungan sosial kepada PPKS.
Khusus untuk Ilham, Sentra Wirajaya memberikan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) berupa pemenuhan kebutuhan hidup layak, seperti sembako, tambahan nutrisi anak, dan perlengkapan sekolah.
Baca juga: Sambut Tahun Ajaran Baru, Gramedia Beri Diskon 50 Persen Perlengkapan Sekolah
Sementara itu, kepada Nayla, Sentra telah memberikan alat bantu aksesibilitas berupa kursi roda adaptif, tambahan nutrisi anak, perlengkapan kebersihan diri.
Sentra Wirajaya juga mengulurkan bantuan berupa family support terkait pengasuhan anak, dan pemberian fisioterapi di Kantor Sentra Wirajaya Makassar.
Sebagai penerima bantuan Kemensos, keluarga Ilham menyampaikan ucapan terima kasih.
“Terima kasih atas bantuan Kemensos. Semoga bapak dan ibu mendapat balasan setimpal dari Allah Subhanahu wa ta'ala,” kata Sumarni dan suami.
Baca juga: Perkuat Kualitas SDM, Kemensos Gelar Pekan Literasi Anak di Toba
Pada kesempatan yang sama Lurah Pannampu dan Ketua RT juga mengucapkan banyak terima kasih atas kepedulian dan bantuan dari Kemensos.
“Semoga apa yang telah dikerjakan menjadi berkah untuk kita semua,” kata Lurah Pannampu Imam Hanafi Haris sebagai wakil masyarakat setempat.
Pada kesempatan itu, Ilham mengungkapkan bahwa sering merasakan rindu bermain sebagaimana anak seusianya, seperti main bola, sepeda atau sekedar menghabiskan waktu bercanda bersama teman-teman sebaya.
Namun, harapan itu sekadar impian. Dalam usia yang masih belia, Ilham harus lebih banyak menghabiskan waktu bekerja untuk membantu menambah pendapatan keluarga.
Saban hari, Ilham menjajakan arum manis yang diracik dan dikemas oleh sang ibu di rumah. Sumarni terpaksa tinggal di rumah karena harus menjaga adik Ilham, Nayla.
Baca juga: Menjajal Kuliner Jalanan Kota Medan, Ngedot Susu Sampai Gulali Es Krim
Demi sekeping rupiah, Ilham bisa berjualan hingga larut malam. Sesekali, anak keempat dari lima bersaudara ini tak berdaya menghadapi pemerasan oleh preman.
Di usia belia, Ilham merasa hidup begitu pahit, tak sepadan dengan gulali kapas yang terasa manis.
Kini, Ilham dapat tersenyum manis menapaki hari esok. Semangatnya menempuh pendidikan semakin terlihat saat ia mengenakan seragam sekolah baru.