KOMPAS.com – Menteri Sosial (Mensos) Juliari P Batubara mengatakan, bantuan sosial tunai (BST) akan diperpanjang hingga Juni 2021.
“Terkait besaran nilai bantuan akan menjadi Rp 200.000 per keluarga penerima manfaat ( KPM). Namun, hal itu masih dalam pengkajian,” ujar Juliari.
Pernyataan itu ia sampaikan usai menghadiri kegiatan penyaluran BST Kementerian Sosial (Kemensos) di Medan, Sumatera Utara ( Sumut), Jumat (13/112020).
Mensos Juliari menjelaskan, besaran nilai bantuan bisa disesuaikan menjadi Rp 300.000 per KPM. Hasil akhir tergantung keputusan Presiden.
Baca juga: Antisipasi Peningkatan Jumlah Warga Miskin, Kemensos Susun Program Terencana
“Kami mengusulkannya Rp 300.000. Mudah-mudahan disetujui," kata Juliari, seperti dalam keterangan tertulisnya yang Kompas.com terima.
Lebih lanjut Juliari mengatakan, sebelumnya nilai BST gelombang pertama sebesar Rp 600.000 per KPM sudah dibagikan selama tiga tahap, pada April - Juni 2020.
“Sedangkan gelombang II sebesar Rp 300.000 per KPM dibagikan selama 6 tahap dari Juli - Desember 2020,” jelasnya.
Nilai bantuan tersebut, kata Juliari, disesuaikan karena situasi krisis membaik dan harga mulai stabil.
Baca juga: Hari Pahlawan, Kemensos Beri Bantuan ke Keluarga Pahlawan Nasional dan Perintis Kemerdekaan
"Semoga BST dimanfaatkan dengan baik untuk kebutuhan pokok keluarga," katanya.
Program BST sendiri sangat berarti bagi warga kurang mampu yang turut terdampak akibat pandemi Covid-19. Terutama untuk membeli kebutuhan pangan sehari-hari.
Seperti yang dirasakan salah satu KPM dari Kelurahan Babura, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan, Santi Indriasi.
Ibu rumah tangga yang kesehariannya berjualan kopi di Kantor Pengadilan Tinggi Kota Medan ini merasakan betul dampak Covid-19.
Baca juga: Apresiasi Jasa Para Pejuang, Kemensos Beri Tunjangan kepada 587 Pahlawan
Selama pandemi, usaha kopinya menurun. Bahkan, pelanggan yang biasa memesan kopinya juga semakin jarang dijumpai.
Meskipun usahanya turun, dia tetap harus mengeluarkan biaya untuk kebutuhan sehari-hari.
“Sebelum pandemi, pendapatan saya bisa Rp 100.000 – Rp 200.000 per hari. Namun semenjak pandemi, pendapatan saya hanya Rp 50.000 per hari,” ujar Santi.
Mirisnya, kata dia, terkadang sama sekali tidak ada pemasukan. Dengan adanya BST yang diterima pada gelombang empat, Santi pun merasa terbantu mendapatkan uang senilai Rp 300.000 per bulan.
Tahap akhir BST Sumut diharapkan selesai Desember 2020
Dalam kesempatan tersebut, Juliari turut menyampaikan, pihaknya ingin BST tahap terakhir di Sumut dapat selesai pada Desember 2020.
"Kami harapkan tahap terakhir pada Desember, sisanya bisa terjangkau mendekati 100 persen," kata Juliari.
Target tersebut dirasa Juliari akan terpenuhi. Sebab, dari 610.375 KPM, sudah ada sekitar 558 KPM yang menerima BST untuk tingkat Sumut per hari ini.
Baca juga: Kemensos Sempat Terima 20 Usulan Nama Calon Pahlawan Nasional Tahun Ini
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pos Indonesia Faisal R Djoemadi mengatakan, sejauh ini penyaluran BST di Sumut berjalan lancar dan tepat sasaran.
"Pencapaiannya sudah 90 persen. Diharapkan pada tahap delapan, yakni November 2020 dapat meningkat," ujar Faisal.
Sebagai informasi, PT Pos Indonesia turut menjadi bagian dari Kemensos untuk membantu menyalurkan BST kepada KPM di seluruh wilayah Indonesia.
Baca juga: Tutupi Kekurangan Anggaran BLT Dana Desa, Kemendes PDTT Berkolaborasi dengan Kemensos
Menurut Faisal, kesuksesan penyaluran BST ini berkat peran pemerintah daerah (pemda) yang semakin akurat melakukan verifikasi data.
Terkait data BST, Faisal menjelaskan, untuk skala provinsi, bantuan di Sumut sudah tersalurkan 90,3 persen kepada 610.375 KPM.
“Sementara itu, untuk tingkat Kecamatan Medan Baru, penyaluran BST sudah mencapai 93 persen yang disalurkan untuk 491 KPM,” ujar Faisal.
Baca juga: Kemensos Anggarkan Rp 87 Triliun untuk Bansos Covid-19
Dari Kota Medan sendiri tercatat sebanyak 54.810 KPM sebagai penerima BST pemerintah hingga tahap ketujuh yang disalurkan pada Oktober 2020.
“Penyaluran BST di kota ini sudah mencapai 88,4 persen,” papar Faisal.