KOMPAS.com - Menteri Sosial (Mensos) Juliari P. Batubara, menyalurkan bantuan sosial tunai (BST) senilai Rp 152 juta kepada perwakilan 41.592 keluarga penerima manfaat ( KPM), di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara (Sumut).
BST tersebut merupakan bantuan untuk mengatasi krisis sosial ekonomi, mempercepat pemulihan ekonomi, dan memperkuat ketahanan pangan warga yang terdampak Covid-19.
“BST melalui Kemensos merupakan salah satu cara pemerintah dan negara hadir melindungi serta memberi rasa aman,” kata Juliari, seperti dalam keterangan tertulisnya.
Pada BST gelombang I, nominal yang diberi sebesar Rp 600.000 per KPM, dan dibagi menjadi tiga tahap pada April hingga Juni. Sedangkan gelombang II sebesar Rp 300.000 per KPM, yang dibagi menjadi enam tahap selama Juli hingga Desember 2020.
Baca juga: Hingga Desember 2020, Kemensos akan Bagikan BST kepada 9 Juta KPM
“Nilai bantuan disesuaikan dengan situasi krisis yang mulai membaik dan harga yang stabil,” kata Julari.
Juliari pun meminta para KPM memanfaatkan BST dengan baik, misalnya untuk belanja kebutuhan pokok keluarga.
Direktur Layanan Keuangan Pos Indonesia Charles Sitorus mengatakan, penyaluran BST sudah mencapai Rp 12.613.500.000 untuk 42.045 KPM.
Untuk tahap 7 di Kecamatan Banjar sendiri, terdapat 3.233 KPM dengan total bantuan sebesar 969.900.000. Di sana, capaian tertinggi sebesar 99,3 persen.
Baca juga: Ini Cara Cek BST Kemensos, Apakah Anda Terdaftar sebagai Penerima?
Sementara itu, di Desa Perdagangan 1 terdapat 427 KPM dengan nilai bantuan sebesar Rp 128.100.000 dan capaian 95,8 persen.
Kemudian pada tahap 8, Pos Indonesia menargetkan capaian penyaluran BST meningkat, dan penyaluran tahap 9 berjalan lancar.
Sebagai informasi, Simalungun merupakan kabupaten dengan serapan tertinggi dan tercepat di Sumut. Kelancaran penyerapan ini berkat dukungan berbagai pihak, terutama pemerintah daerah (pemda).
Maka dari itu, Juliari menekankan bahwa pemda dan semua pihak berperan penting dalam penyaluran bansos.
Pada kesempatan yang sama, Juliari menyerahkan bantuan kredit usaha rakyat (KUR) dari Bank Mandiri, kepada KPM-KPM Graduasi yang sudah memiliki usaha minimal selama 6 bulan, warung kube, dan agen yang membutuhkan tambahan modal.
Salah satu penerimanya adalah KPM Program Keluarga Harapan (PKH) Graduasi 2019 Martini Ayang, dari kelurahan Mariah Banda, Kecamatan Pematang Bandar.
Martini mendapat bantuan KUR sebesar Rp 30 juta dari Bank Mandiri, untuk membantu modal usaha menjadi agen sayur.
Tak hanya Martini, Hendrikson dari Desa Tiga Runggu, Saribu Dolok, juga menjadi salah satu agen bantuan sosial (bansos) yang mendapat KUR sejumlah Rp 150 juta dari Bank Mandiri.
Baca juga: Hingga September, Bank Mandiri Sudah Gelontorkan KUR Rp 14,74 Triliun
Senior Vice President Bank Mandiri Nila Mayta Dwi Rihandjani mengatakan, Bank Mandiri bersama bank himbara lainnya berusaha berperan aktif dalam program jaring pengaman sosial 2020.
Adapaun beberapa hal yang dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut antara lain program PKH, Kartu Sembako, BST, terlibat aktif dalam bantuan tambahan BST Non-PKH sebesar Rp 500.000, dan memberi bantuan KPM di daerah perluasan untuk memberi stimulasi.