KOMPAS.com - Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Kementerian Sosial (Kemensos) bertransformasi menjadi Program Sembako, pada Januari 2020 lalu.
Dirjen Penanganan Fakir Miskin Andi ZA. Dulung mengatakan, program Sembako merupakan salah satu langkah pemerintah mencegah stunting.
Pada program tersebut, Keluarga Penerima Manfaat ( KPM) bebas memilih bahan pangan komoditi tambahan, seperti kacang-kacangan, daging, ayam, buah, dan sayuran, sesuai ketersediaan di tiap daerah.
“KPM bebas memilih sembako yang menjadi kebutuhan sehari-hari. Misalnya di sini biasanya mengonsumsi sagu, nah itu boleh,” kata Andi, saat meresmikan dua e-Warong di Kabupaten Mamuju, Selasa (4/2/2020), seperti dalam keterangan tertulisnya.
Baca juga: Cegah Stunting, Mensos: Kebijakan PKH 2020 Diarahkan untuk Pemenuhan Nutrisi
Nantinya, kata dia, penyaluran program Sembako akan dilakukan melalui e-Warong.
Adapun dua e-Warong yang diluncurkan tersebut antara lain e-Warong Cahaya Bone di Jalan Tintilingan Kecamatan Mamuju, dan e-Warong Kios 58 di Jalan TVRI Kecamatan Simboro.
Keduanya menyediakan komoditi sembako seperti tempe, ayam, dan abon, untuk melayani sekitar 400 KPM.
Baca juga: Beras Bulog untuk BPNT Akan Disalurkan Awal 2020
Untuk nilai bantuan KPM, pemerintah meningkatkannya dari Rp 110.000 per KPM per bulan, menjadi Rp 150.000 per KPM per bulan.
Andi pun berpesan agar KPM mempergunakan bantuan tersebut dengan baik, sesuai ketetapan yang ada.
Selain Andi, dalam acara peresmian tersebut hadir pula Wakil Bupati Mamuju Irwan SP. Pababari, Kadinsos Provinsi Sulawasi Barat Bau Akram Dai, dan Kadinsos Kabupaten Mamuju Luthfi.