KOMPAS.com - Kementerian Sosial ( Kemensos) tengah berupaya meningkatkan kualitas Sumber Daya manusia (SDM) dalam upayanya memaksimalkan mitigasi (mengurangi risiko) bencana di Tanah Air.
Terbaru, Kemensos menggelar Jambore Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan Bakti Sosial Tingkat Nasional di Pasuruan, Jawa Timur (Jatim) pada 25 hingga 29 September 2019.
Menteri Sosial ( Mensos) Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut kegiatan ini sebagai wujud kesadaran bahwa sebagian besar wilayah di Indonesia adalah rawan bencana.
Kegiatan tersebut juga termasuk dalam realisasi UU No 24 Tahun 2007 Bab I Pasal 1 angka 9 tentang upaya mengurangi risiko bencana.
Baca juga: Mensos Beberkan 5 Langkah Tangani Korban Terdampak Karhutla
"Kegiatan ini adalah momentum untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas dalam penanggulangan bencana bagi organisasi pelayanan sosial seperti Tagana," ucap dia sesuai keterangan rilis yang Kompas.com terima, Jumat (27/9/2019).
Sekadar informasi, Jambore berlangsung di tiga kota di Jatim, yakni di Surabaya, Pasuruan dan Probolinggo,
Kegiatan yang mengangkat tema Tagana Menjaga Alam diikuti 2.750 Tagana. Tak hanya dari Indonesia, Jambore ini juga diikuti perwakilan dari Malaysia, Brunei Darussalam, dan Myanmar.
Kemudian perwakilan dari Non Governmnet Organization (NGO) baik lokal dan internasional, perwakilan Kampung Siaga Bencana (KSB), Pilar-pilar Sosial, dan relawan kebencanaan lainnya.
Baca juga: BMN Award, Jadi Bukti Kemensos Sukses Reformasi Birokrasi
Dalam rangkaian Jambore tersebut, Kemensos juga turut mengadakan kegiatan menyemai bibit pohon keras untuk dibagikan ke masyarakat di 38 kota dan kabupaten di Jatim.
Mensos memaparkan, kegiatan ini adalah bentuk lain dari upaya menjaga alam dimulai dari hal sederhana dengan meningkatkan kesadaran masyarakat di wilayah rawan bencana.
Setiap personel Tagana yang berjumlah 1.600 akan menyemai 100 bibit, artinya 160.000 bibit pohon siap dibagikan kepada masyarakat secara gratis.
"Dengan menggalakkan gerakan menanam pohon maka kita turut membantu mengurangi dampak pemanasan global, menambah sumber oksigen di bumi, menyimpan air dalam tanah, menyerap polusi udara, mencegah banjir, dan juga mencegah erosi," terang Mensos.
Baca juga: Pulihkan Papua dan Papua Barat, Kemensos Kucurkan Bantuan Rp 7,3 Miliar
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan kegiatan ini adalah momentum seluruh elemen masyarakat untuk menguatkan komitmen menjaga alam.
"Kegiatan ini juga jadi kesempatan bagi para relawan kemanusiaan bertukar pikiran dalam penanggulangan bencana di masa mendatang," kata Khofifah.
Apalagi dalam Jambore tersebut, lanjut Khofifah, turut digelar kegiatan Idea Sharing Session (ISS) dengan tema Shelter dan Kesiapsiagaan Mitigasi.
Menilik fungsinya, kegiatan tersebut memberikan wadah bagi para peserta Jambore untuk saling berbagi dan bertukar pengalaman penanganan bencana.
Baca juga: Perluas Jangkauan Bansos, Kemensos Sebut Pentingnya Kerja Sama dengan Organisasi Sosial
Selain menyemai bibit pohon dan ISS, kegiatan Jambore turut diisi kegiatan lainnya, seperti lomba keposkoan dan tim reaksi cepat, lomba dapur umum dan logistik, lomba layanan dukungan psikososial, lomba shelter, lomba water rescue, dan lomba pertolongan pertama gawat darurat.
Sementara itu, puncak Jambore dan Bakti Sosial Tagana Nasional 2019 akan berlangsung besok, Sabtu (28/9/2019) di Lautan Pasir Taman Nasional Gunung Bromo sekaligus dimanfaatkan untuk Peluncuran Kawasan Siaga (KSB) Gunung Bromo.
KSB di kawasan Gunung Bromo dinilai penting mengingat wilayah ini merupakan salah satu wilayah rawan bencana.