KOMPAS.com - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Menteri Desa PDTT) Abdul Halim Iskandar memberikan apresiasi terhadap produk-produk hasil program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu ( Tekad) melalui kegiatan demonstrasi plot (demplot).
Menurut pria yang akrab disapa Gus Halim itu, demplot merupakan contoh nyata dari keberhasilan ketahanan pangan di desa-desa di Papua Pegunungan yang mengandalkan kearifan lokal dan potensi setempat.
“Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi model dalam pemanfaatan dana desa (DD). Ini karena demplot dalam program Tekad dilaksanakan oleh warga desa yang dibantu oleh penyuluh teknis dan fasilitator, sesuai dengan kekayaan potensi yang ada di setiap kampung ujar,” Gus Halim, sapaan akrabnya, dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (18/7/2024).
Pernyataan tersebut disampaikan Gus Halim setelah melihat pameran produk ketahanan pangan desa hasil demplot dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal 2024 di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Rabu (17/7/2024).
Baca juga: KKB Bakar Gedung SD Okbab di Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan
Dalam kegiatan tersebut, ia didampingi oleh Pejabat (Pj) Gubernur Papua Pegunungan Velix Wanggai, Project Manager Program Tekad M Fachri, serta para bupati se-Papua Pegunungan.
Gus Halim mengungkapkan bahwa program Tekad merupakan bentuk kolaborasi dan stimulasi yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat serta mengentaskan daerah-daerah tertinggal.
Ia menegaskan bahwa berbagai kebijakan yang diambil harus berlandaskan pada adat istiadat setempat.
Program Tekad di Papua telah membuktikan diri sebagai solusi dalam membangun ekonomi mandiri di kampung-kampung, khususnya di Kabupaten Jayawijaya. Program ini telah berjalan sejak 2020 di sembilan provinsi, 25 kabupaten, dan mencakup 1.110 kampung.
Baca juga: Bawaslu Kabupaten Semarang Ajak Petani Awasi Tahapan Pilkada
Di Papua, program Tekad tersebar di enam provinsi, yaitu Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Selatan, dan Papua Pegunungan yang terdiri dari 16 kabupaten.
Lokasi program Tekad di Papua Pegunungan meliputi dua kabupaten, yaitu Yahukimo dan Jayawijaya. Di Kabupaten Yahukimo, program ini meliputi tujuh distrik, 35 kampung, dengan dukungan dari 14 fasilitator distrik dan 35 kader kampung.
Sementara itu, program Tekad di Kabupaten Jayawijaya mencakup 11 distrik, 52 kampung, dengan dukungan dari 22 fasilitator distrik dan 52 kader kampung.
Baca juga: PeaceGen dan Disdik Jabar Latih Guru Jadi Fasilitator Cegah Kekerasan di Sekolah
Pada tahun anggaran 2023, Program Tekad di Jayawijaya dan Yahukimo melaksanakan berbagai kegiatan, termasuk coaching clinic yang melibatkan pendamping desa, kepala desa, dan perwakilan lembaga ekonomi di 52 kampung di Jayawijaya serta 35 kampung di Yahukimo.
Di tahun yang sama, Jayawijaya mendapatkan bantuan demplot yang diberikan kepada 10 kelompok penerima bantuan (KPB) di 10 kampung dengan total nilai bantuan mencapai Rp 1 miliar.
Setiap KPB menerima bantuan sebesar Rp 100 juta. Demplot tersebut mencakup sektor perkebunan kopi, pertanian umbi-umbian, sayur dan buah, budi daya ikan air tawar, serta peternakan babi dan madu.
Baca juga: Wanita Penerima Transplantasi Ginjal Babi Meninggal Dunia
Evaluasi terhadap hasil pelaksanaan demplot menunjukkan bahwa dari 10 kampung yang menerima bantuan, 8 kampung telah berhasil menjalankan program sesuai harapan.
Namun, dua kampung lainnya yang fokus pada sektor peternakan babi masih mengalami kendala dalam mencapai hasil maksimal.
Sementara itu, pada 2024, anggaran bantuan demplot dalam Program Tekad telah ditetapkan sebesar Rp 4,2 miliar yang akan dialokasikan untuk 42 KPB.
Selain itu, anggaran tersebut juga akan digunakan untuk pelatihan manajemen informasi sistem.
Baca juga: Mengapa Sistem Parlementer Mengalami Kegagalan di Indonesia?
Pelaksanaan program Tekad bertujuan untuk mendukung tercapainya tujuan SDGs Desa, di mana masyarakat desa bukan hanya mendapatkan stimulan berupa bantuan.
Sebagai informasi, pelaksanaan program Tekad bertujuan untuk mendukung pencapaian tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) Desa dengan memberikan stimulan berupa bantuan.
Bantuan tersebut dilengkapi dengan peningkatan kapasitas masyarakat desa untuk membangun kemandirian ekonomi secara berkelanjutan melalui pemanfaatan sumber daya lokal yang ada.
Selain itu, program tersebut juga mencakup pendampingan dan penguatan kapasitas aparatur kampung.
Baca juga: Perkuat Ketahanan Pangan Nasional, Mendagri Dorong Pemda Tingkatkan Produksi Beras
Alokasi anggaran dari dana desa diharapkan dapat mendukung ketahanan pangan, sesuai dengan mandat bahwa minimal 20 persen dari dana desa digunakan untuk prioritas tersebut. Hal ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan skala dan mengulang keberhasilan kegiatan usaha yang sudah terbukti dalam program Tekad.
Dalam implementasi program tersebut, penting untuk mengintegrasikan berbagai program dari pusat, seperti pendamping desa, dana desa, dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa), serta memperoleh komitmen dari pemerintah provinsi (pemprov) dan kabupaten melalui alokasi dana dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
Selain itu, pendampingan dari penyuluh teknis dalam sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan juga menjadi kunci dalam kesuksesan program ini.