KOMPAS.com – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi ( Kemendesa PDTT) terus memperkuat kerja sama dengan Republik Raykat Tiongkok (RRT) di bidang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa, daerah tertinggal, kawasan transmigrasi dan daerah perbatasan.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Menteri Desa PDTT) Abdul Halim Iskandar berharap, kerja sama itu dapat membantu percepatan pembangunan dan pemberdayaan desa-desa di Indonesia dan Tiongkok.
“Terima kasih atas kehadiran Duta Besar (Dubes) Tiongkok yang memiliki tujuan yang sama untuk pembangunan desa, daerah tertinggal dan perbatasan. Semoga kita bisa terus sinergikan program untuk pembangunan desa,” ungkap pria yang disapa Gus Halim itu dalam keterangan persnya, Kamis (2/6/2022).
Hal itu disampaikan oleh Gus Halim saat menerima kunjungan Dubes RRT untuk Indonesia Lu Kang di ruang kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT), Kamis.
Baca juga: Peringhati Hari Lahir Pancasila, Gus Halim: Nilai Pancasila Harus Menginspirasi Pembangunan Desa
Pada pertemuan tersebut, Gus Halim memaparkan, kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dengan keanekaragaman budaya dan bangsa yang merupakan satu kesatuan disebut dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan jargon Bineka Tunggal Ika.
Lebih lanjut, pihaknya mengaku bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa di 74.961 desa, 150 daerah transmigrasi, dan 62 daerah tertinggal yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
“Untuk itu kita perlu membangun kolaborasi dengan semua pihak. Ini menjadi suatu hal yang membanggakan sekaligus tantangan yang tidak ringan agar kebhinekaan ini tetap dipertahankan dan menjadi tugas yang dibebankan ke Kemendesa PDTT,” jelas Gus Halim.
Salah satu upaya percepatan yang dilakukan, menurut Gus Halim, adalah dengan memanfaatkan dana desa untuk masyarakat desa.
Baca juga: Gus Halim Paparkan 8 Rencana Program Kerja Kemendesa PDTT 2023
“Tujuan pemanfaatan tersebut terbagi menjadi dua hal, yakni untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi lewat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan untuk peningkatan sumber daya manusia (SDM),” terang Gus Halim.
Selain itu, dalam pertemuan dengan Dubes Tiongkok, Gus Halim juga menyinggung perihal dampak Covid-19 secara global hingga ke level desa.
Menurutnya, pandemi Covid-19 memaksa desa-desa untuk bekerja lebih kreatif dan bertransformasi dibidang digitilasasi serta teknologi.
“Salah satu hasil kreatifitas desa yaitu WiFi Koin, agar bisa memberikan pelayanan terbaik kebutuhan internet desa tersebut. Ini termasuk dalam nilai positif dari dampak pandemi karena warga desa ditekan untuk menjadi kreatif dan memiliki ide baru,” kata Gus Halim.
Baca juga: Pejabat Fungsional Kemendesa PDTT Dilantik, Gus Halim Minta Mereka Jalankan Amanah Sebaik-baiknya
Sebagai informasi, pertemuan antara Gus Halim dengan Dubes Tiongkok dilakukan dalam rangka meningkatkan kerja sama antar transformasi teknologi di bidang pemberdayaan ekonomi desa dan kemiskinan ekstrem.
Dubes Lu Kang menuturkan, persoalan kemiskinan esktrem kerap dibahas saat pertemuan Indonesia dan Tiongkok. Salah satu solusi Tiongkok dalam mengatasi kemiskinan adalah lewat teknologi.
Lu Kang juga menjelaskan, salah satu keberhasilan Tiongkok adalah penyelesaian kemiskinan esktrem. Namun, pihaknya masih terus mencari solusi terbaik dengan belajar pada negara lain, termasuk Indonesia.
“Kita harus terus kembangkan kerja sama dalam bidang pengentasan kemiskinan esktrem meski hal tersebut sempat terjeda akibat dari pandemi Covid-19,” ungkap Dubes Lu Kang.
Pada akhir pertemuan, Gus Halim menyerahkan buku yang ditulisnya, berjudul “Sustainable Development Goals (SDGs) Desa: Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Nasional Berkelanjutan” yang merupakan arah kebijakan pembangunan desa yang memuat di dalamnya 18 tujuan dengan 222 indikator.