KOMPAS.com - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Menteri Desa PDTT) Abdul Halim Iskandar mengatakan, pengembangan teknologi digital di desa penting dilakukan untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.
Menurutnya, berbagai layanan administrasi desa akan lebih mudah dilakukan jika berbasis digitalisasi. Sebab, teknologi digital tak hanya mempermudah pemerintahan desa dalam mengakses informasi terkait warga.
“Teknologi digital juga memberikan kemudahan bagi warga untuk mengakses informasi desa, seperti realisasi penggunaan dana desa dan Anggaran Belanja dan Pendapatan Asli Desa (APBDes),” kata pria yang akrab disapa Gus Halim itu dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (20/11/2021).
Pernyataan tersebut ia sampaikan saat meresmikan desa digital di Desa Air Seruk, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu.
Baca juga: Pencuri di Bangka Belitung Dorong Motor RX King Mlik Polisi hingga ke Rumahnya
Pada kesempatan itu, Gus Halim mengatakan, pengembangan desa berbasis digital sangat penting. Ini mengingat penetrasi internet saat ini begitu luar biasa.
“Namun, pemanfaatan teknologi digital di level desa harus diimbangi peningkatan literasi digital dari warga desa karena ada banyak dampak negatif penggunaan gadget berbasis internet,” ujarnya.
Adapun dampak negatif tersebut adalah akses informasi yang cepat dan hampir tidak ada batas sehingga memunculkan berbagai gejolak tak perlu.
Terlebih, warga desa terkadang menelan mentah-mentah berbagai informasi yang masuk ke gadget mereka. Padahal, informasi itu bagian dari hoaks atau kebohongan.
Baca juga: Tidak Lagi Dianggap Hoax, Facebook Izinkan Konten Sebut Covid-19 Buatan Manusia
“Literasi digital menjadi pekerjaan rumah tersendiri agar warga tidak terpancing dengan dampak negatif digitalisasi, seperti maraknya berita hoaks ataupun rayuan pinjaman online ilegal,” ujar Gus Halim.
Selain mempermudah layanan publik, Gus Halim menilai, digitalisasi di level desa juga dapat digunakan untuk mempercepat gerak ekonomi desa.
Seperti diketahui, saat ini desa-desa di Indonesia telah mempunyai beragam produk unggulan, baik dalam bentuk barang maupun jasa.
Dengan adanya digitalisasi di level desa, Gus Halim meyakini, pemasaran produk unggulan tersebut bisa dilakukan dengan mudah.
Baca juga: Jumlah Pengguna Aplikasi Marketplace Indonesia Terbesar Ketiga di Dunia
“Jika Anda membuka marketplace, banyak sekali toko online Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) memasarkan produk pertanian, kerajinan, dan layanan desa wisata. Ini tentu perkembangan yang sangat menggembirakan,” imbuhnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, desa-desa di Indonesia harus memanfaatkan digitalisasi untuk mengembangkan layanan publik dan memasarkan produk unggulan yang ada, termasuk Desa Air Seruk.
Mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur (Jatim) itu menjelaskan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kementerian Desa PDTT) telah menyediakan sebuah aplikasi untuk membantu promosi wisata desa di seluruh Indonesia.
Aplikasi tersebut, kata Gus Halim, akan menjadi wadah promosi bagi BUMDes yang memiliki unit usaha wisata desa.
Baca juga: Wisata Desa Jatiluwih Bali, Air Terjun Tersembunyi hingga Warisan Budaya Dunia
"Ribuan wisata desa, termasuk Desa Air Seruk, akan masuk ke dalam aplikasi desa wisata yang telah disiapkan Kementerian Desa PDTT. Dengan begitu, desa wisata akan dikenal di seluruh Indonesia, bahkan dunia," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Belitung Sahani Saleh mengatakan, Desa Air Seruk adalah pilot project pengembangan desa di Belitung.
Menurutnya, desa tersebut istimewa karena dikenal sebagai desa pejuang yang pernah menjadi titik lokasi perang antara masyarakat Belitung dan Belanda.
Di samping itu, Sahani mengatakan bahwa Desa Air Seruk memiliki nilai toleransi yang tinggi.
Baca juga: Sarana dan Prasarana Desa Wisata di Kalimantan Timur Dibenahi Selama Pandemi
Nilai toleransi tersebut dibuktikan dengan keberadaan ragam latar belakang agama dan organisasi kemasyarakatan yang selalu berjalan harmonis tanpa adanya perselisihan.
"Di sini, setiap tahun, kami peringati Hari Perlawanan Rakyat Belitung untuk mengenang tragedi perang melawan Belanda. Hal ini dilakukan untuk memberikan edukasi kepada generasi muda tentang bagaimana kehidupan bangsa negara dimulai dari sejarah," imbuh Sahani.