KOMPAS.com – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Menteri Desa PDTT) Abdul Halim Iskandar mengatakan, digitalisasi ekonomi desa menjadi salah satu program utama dalam upaya pembangunan desa
"Apalagi pada masa pandemi Covid-19 ini, digitalisasi ekonomi dapat membantu memasarkan berbagai potensi dan produk yang dihasilkan oleh desa dengan lebih mudah," katanya seperti dalam keterangan tertulisnya, Senin (14/12/2020).
Dia mengatakan itu saat menjadi pembicara kunci dalam webinar yang diselenggarakan Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga (SUKA) Yogyakarta, Senin (16/11/2020).
Menteri yang akrab disapa Gus Menteri ini menyatakan, ada dua hal yang diuntungkan dengan adanya digitalisasi ekonomi.
Pertama, memutus mata rantai penyebab harga barang mahal ketika diterima konsumen. Kedua, mendekatkan antara pembeli dan penjual.
Baca juga: Gus Menteri Minta Kepala Daerah Berikan Pendampingan Digitalisasi Kepada BUMDes
Oleh karena itu, dirinya berupaya secara maksimal agar program Studi Pengembangan Masyarakat Islam, UIN SUKA Yogyakarta dapat menjadi bagian penting dari pembangunan desa.
“Karena pada kenyataannya, di desa sangat membutuhkan pengembang masyarakat utamanya terkait dengan agama, khususnya agama Islam. Karena kami maklumi, Indonesia mayoritas agamanya adalah pemeluk agama Islam,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan pemasaran menjadi masalah yang paling banyak dihadapi di desa.
Padahal, banyak desa yang punya potensi bagus. Maka dari itu, guna mengatasi masalah tersebut, desa perlu menemukan offtaker atau penjamin.
"Offtaker tersebut diharapkan mampu menjadi media untuk mentransformasi berbagai potensi desa menuju ke wilayah yang dituju, yaitu pasar domestik maupun pasar internasional," jelasnya.
Baca juga: Gus Menteri Tegaskan Kemendes PDTT Punya Standardisasi untuk Menerbitkan Regulasi
Sebelumnya, Gus Menteri menegaskan, digitalisasi menjadi bagian penting sebagai upaya untuk mempercepat pembangunan desa.
“Kenapa digitalisasi menjadi bagian penting? Kita tidak bisa kemudian terus melakukan atau berposisi pada posisi hari ini, di mana tuntutan zaman, tuntutan perkembangan, tuntutan situasi kita terus bergerak menuju pada satu situasi yang disebut zaman digital,” ujarnya.