KOMPAS.com – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) akan fokus atau menargetkan 5.000 desa berkembang menjadi desa mandiri.
Tak hanya itu, Kemendes PDTT juga menargetkan 10.000 desa tertinggal menjadi desa berkembang.
Menteri Desa (Mendes) PDTT Abdul Halim Iskandar atau yang akrab disapa Gus Menteri menambahkan, pada 2020-2024, Kemendes PDTT juga menargetkan mengentaskan 25 dari 62 daerah tertinggal.
Terkait pertanyaan apakah desa tertinggal bisa langsung loncat menjadi desa mandiri, Gus Menteri menjawab, hal itu sangat mungkin terjadi.
“Sangat mungkin, tetapi tentu hanya daerah-daerah khusus atau spesifik yang bisa menuju ke sana,” kata Gus Menteri, seperti dalam keterangan tertulisnya.
Baca juga: Gus Menteri Nyatakan Digitalisasi Jadi Upaya Mempercepat Pembangunan Desa
Hal tersebut dikatakan Gus Menteri, saat memberi ceramah secara virtual pada Program Pemantapan Pimpinan Daerah Angkatan (P3DA) 11 Tahun 2020, yang diselenggarakan Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI), Senin (16/11/2020).
Sebagai informasi, P3DA 11 diikuti 26 peserta yang terdiri dari 9 orang bupati, 3 orang wakil bupati, 4 orang wali kota, 1 orang wakil wali kota, 7 Ketua DPRD, 1 wakil ketua DPRD, dan 1 orang sekretaris daerah kabupaten.
Pada kesempatan tersebut, Gus Menteri pun menjelaskan mengenai pemanfaatan dan penggunaan dana desa, serta arah pembangunan desa 2020-2024.
“Tentu semua ini merujuk pada visi-misi dan arahan Presiden Joko Widodo. Minimal ada tiga hal yang menjadi fokus, yaitu pengembangan sumber daya manusia (SDM), pembangunan infrastruktur, dan transformasi ekonomi,” ujar Doktor Honoris Causa dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu.
Baca juga: Dana Desa Tahun 2021 akan Difokuskan untuk Pencapaian SDGs
Lebih lanjut, tiga hal tersebut menjadi rujukan utama bagi pembangunan di desa. Namun, yang lebih difokuskan di desa adalah pengembangan SDM dan transformasi ekonomi.