Jeli Gali Potensi, Desa di Bayuwangi Ini Berhasil Dongkrak Perekonomian

Kompas.com - 15/10/2019, 08:37 WIB
ADW,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Dahulu, masyarakat Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi, Jawa Timur hanya mengandalkan hasil bertani dan berkebun sebagai penopang hidup

Kondisi itu berubah ketika masyarakat desa mau menggali potensi yang dimiliki.

Bagaimana tidak? Desa yang berjarak 24 kilometer dari Kota Banyuwangi ini memiliki letak strategis karena berada di jalur wisata menuju Gunung Ijen, yang terkenal dengan objek wisata blue fire di kawahnya.

Wisatawan yang hendak menuju atau baru pulang dari kawah Ijen biasanya mampir ke Tamansari untuk sekadar beristirahat, menikmati pemandangan, sembari mencicipi hidangan khas setempat.

Itu sebabnya, Tamansari menyimpan potensi wisata besar jika dikembangkan.

Menyadari hal tersebut, beberapa warga desa mulai merintis Tamansari sebagai desa wisata sejak 2012.

Namun, karena kendala regulasi penetapan Peraturan Desa, karena dibutuhkan verifikasi dari pihak kabupaten sebelum peraturan tersebut dilegalkan.

Baca juga: Mengintip Lung Anai, Desa Wisata di Calon Ibu Kota Indonesia

Status desa wisata baru mulai berjalan pada 2015. Sejak saat itu, Tamansari bisa memberlakukan retribusi masuk kawasan desa wisata dan mengembangkan usaha wisata lainnya.

"Menunggu regulasinya yang lama, sekitar satu tahun," ujar Mahsun, Ketua Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Ijen Lestari.

Bisnis homestay

Mahsun memaparkan, kegiatan wisata di kawah Ijen umumnya berlangsung malam hari, sehingga pengunjung membutuhkan penginapan sebelum atau sesudah berkunjung ke kawah Ijen.

Dari situ, ia melanjutkan, timbullah gagasan untuk membuka penginapan atau homestay.

"Awalnya hanya rumah-rumah pengurus saja yang menjadi homestay, karena tidak semudah itu juga mengajak masyarakat," kata Mahsun.

Melihat bisnis homestay milik pengurus BUMDes berjalan dengan baik, pada 2016 banyak warga yang mulai mencoba membuka bisnis serupa.

"Dengan catatan, pemaksimalan kamar di rumahnya masing-masing yang tidak digunakan," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (14/10/2019).

Sejak saat itu, usaha homestay milik warga terus berkembang. Hingga kini, tercatat ada 53 homestay di Tamansari.

Sebanyak 33 homestay sudah masuk standardidasi, yakni mencakup standar kelayakan fasilitas, toilet, dan kamar.

Baca juga: Homestay Berpotensi Dukung Pengembangan Desa Wisata

Selain penginapan, usaha rumah makan juga turut berkembang. Salah satunya adalah Warung Oseng Dewitari yang buka sejak Agustus 2016.

Peluang lain yang dilihat warga desa adalah bisnis transportasi menuju kawasan wisata.

Untuk itu, warga Tamansari banyak memiliki mobil jenis jip yang dapat digunakan untuk menempuh jalur ekstrem kawasan Gunung Ijen.

Agar usaha dapat berjalan dengan baik dan mobil-mobil jip tetap terawat, dibentuklah koperasi untuk pengelolaannya.

Menurut Mahsun, pembentukan koperasi dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan aset serta standardisasi.

Saat ini, imbuh dia, terdapat 86 mobil jip milik warga yang dimanfaatkan untuk usaha.

“Standardisasi itu pertama untuk harga, biar tidak rusak jadi kami bikin aturan. Kedua, standardisasi fasilitas untuk menentukan kendaraan itu layak atau tidak. Ketiga, standardisasi layanan seperti apa yang diberikan," ucap Mahsun.

Kesejahteraan meningkat

Setelah hampir empat tahun menjadi desa wisata, warga Tamansari sudah merasakan berbagai perubahan, terutama di bidang ekonomi.

Mahsun mengatakan, Dana Desa dari pemerintah dimanfaatkan untuk mengembangkan Tamansari sebagai destinasi wisata melalui BUMDes. Hasilnya, pendapatan masyarakat meningkat.

Sejak 2016-2018, jumlah pengunjung Tamansari, sesuai catatan retribusi, berkisar 150.000-180.000 orang.

Tamu homestay pada saat dibuka pada 2016 masih di bawah 100 orang, kini meningkat pesat menjadi 400 orang pada 2017 dan sebanyak 500 orang pada 2018.

Baca juga: Digunakan Syuting Bumi Manusia, Ini 5 Fakta soal Desa Wisata Gamplong

Unit usaha Warung Oseng pun mencatat kenaikan pemasukan signifikan.

Pada 2016, warung ini mendapat pemasukan sekitar Rp 17 juta. Saat ini angkanya telah mencapai Rp 83 juta.

Warung Oseng Dewitari menjadi salah satu unit usaha rumah makan milik BUMDes Ijen Lestari, yang berlokasi di Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Dok. Istimewa Warung Oseng Dewitari menjadi salah satu unit usaha rumah makan milik BUMDes Ijen Lestari, yang berlokasi di Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Mashun menjelaskan, berbagai inovasi desa wisata yang menggunakan Dana Desa tersebut mampu mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) desa hingga 30 persen.

Otomatis, masyarakat pun turut diberdayakan karena terbukanya lapangan kerja baru. Contohnya, BUMDes Ijen Lestari yang dapat mempekerjakan 33 karyawan.

Tak hanya itu, jika sebelumnya pilihan mencari nafkah hanya bertani, menambang, atau menjadi buruh, kini warga punya pilihan lain.

Misalnya, warga dengan kemampuan komunikasi baik, dibina menjadi guide lokal untuk mendukung pariwisata setempat.

"Kini ada sekitar 120 orang yang sudah terakomodasi dan hampir semuanya memiliki sertifikat. Mereka dibina untuk menjadi SDM unggul," ujar Mahsun.

Upaya Desa Tamansari memajukan wilayah dan memberdayakan warganya itu pun berhasil menorehkan prestasi.

Beberapa waktu lalu, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) memberikan penghargaan Desa Wisata Award dalam kategori Desa Wisata Jejaring Bisnis untuk Desa Tamansari.

Baca juga: Desa Tamansari di Kaki Gunung Ijen Raih Desa Wisata Award

Ke depannya, Desa Tamansari akan terus berinovasi. Salah satunya dengan memanfaatkan potensi perkebunan kopi seluas lebih dari 500 hektar.

Melalui BUMDes Ijen Lestari, warga mengembangkan produk Ijen Coffee dengan memanfaatkan dana desa.

Kemudian menambah atraksi wisata baru. Pertama, wisata Sedang Seruni yang pembangunannya sudah mencapai 80 persen.

Sebagai salah satu sentra produsen susu, Desa Tamansari juga akan mengembangkan wisata edukasi dengan memanfaatkan ternak sapi dan kambing perah milik masyarakat.

Selain itu, tak hanya dikonsumsi, produksi susu akan diolah menjadi bermacam produk, seperti manisan, kerupuk, dan yoghurt.

Terkini Lainnya
Kementrans Gandeng Investor China Kembangkan Potensi Ekonomi Lokal lewat Komoditas Unggulan

Kementrans Gandeng Investor China Kembangkan Potensi Ekonomi Lokal lewat Komoditas Unggulan

Kemendes
Menko AHY Apresiasi Open House 24 Jam Kementrans, Wujudkan Pemerintahan yang Terbuka dan Responsif 

Menko AHY Apresiasi Open House 24 Jam Kementrans, Wujudkan Pemerintahan yang Terbuka dan Responsif 

Kemendes
1 Tahun Kabinet Merah Putih, Kementrans Gelar Open House 24 Jam Tampung Aspirasi Publik

1 Tahun Kabinet Merah Putih, Kementrans Gelar Open House 24 Jam Tampung Aspirasi Publik

Kemendes
Kementrans Siap Bantu Selesaikan Tumpang Tindih Kawasan Transmigrasi dengan Kawasan Hutan di Bener Meriah, Aceh

Kementrans Siap Bantu Selesaikan Tumpang Tindih Kawasan Transmigrasi dengan Kawasan Hutan di Bener Meriah, Aceh

Kemendes
Indonesia Siap Adaptasi Model Pembangunan Kawasan Transmigrasi di China yang Jadi Pusat Industri dan Energi

Indonesia Siap Adaptasi Model Pembangunan Kawasan Transmigrasi di China yang Jadi Pusat Industri dan Energi

Kemendes
Latsarmil bagi Transmigran, Wamentrans Viva Yoga: Kontribusi Kementrans Ikut Jaga dan Peduli Pertahanan Bangsa

Latsarmil bagi Transmigran, Wamentrans Viva Yoga: Kontribusi Kementrans Ikut Jaga dan Peduli Pertahanan Bangsa

Kemendes
Cegah Kebocoran Anggaran, Menteri Iftitah Minta Itjen Kementrans Lakukan Pengawasan Sejak Program Berjalan

Cegah Kebocoran Anggaran, Menteri Iftitah Minta Itjen Kementrans Lakukan Pengawasan Sejak Program Berjalan

Kemendes
Dorong Ekonomi Berkelanjutan di Papua, Mendes Yandri Andalkan Sinergi Tekad dan Kopdes Merah Putih

Dorong Ekonomi Berkelanjutan di Papua, Mendes Yandri Andalkan Sinergi Tekad dan Kopdes Merah Putih

Kemendes
Mendes PDT: Dana Desa Bisa Dimanfaatkan untuk Percepat Legalisasi Koperasi Merah Putih

Mendes PDT: Dana Desa Bisa Dimanfaatkan untuk Percepat Legalisasi Koperasi Merah Putih

Kemendes
Kementerian Desa PDT dan Kemenag Berkolaborasi Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Desa Berbasis Keluarga

Kementerian Desa PDT dan Kemenag Berkolaborasi Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Desa Berbasis Keluarga

Kemendes
Sejumlah Kades Salahgunakan Dana Desa, Menteri Yandri Laporkan Mereka ke Mabes Polri

Sejumlah Kades Salahgunakan Dana Desa, Menteri Yandri Laporkan Mereka ke Mabes Polri

Kemendes
Dukung Ketahanan Pangan dan MBG di Desa, Kemendes Gandeng TNI dan BGN

Dukung Ketahanan Pangan dan MBG di Desa, Kemendes Gandeng TNI dan BGN

Kemendes
Survei The Republic Institute: Menteri Desa PDT Yandri Dinilai Paling Sukses Bangun Desa

Survei The Republic Institute: Menteri Desa PDT Yandri Dinilai Paling Sukses Bangun Desa

Kemendes
Ada Oknum Tidak Bertanggung Jawab, Menteri Desa PDT Ajak Media dan LSM Kolaborasi Bangun Desa 

Ada Oknum Tidak Bertanggung Jawab, Menteri Desa PDT Ajak Media dan LSM Kolaborasi Bangun Desa 

Kemendes
Kemendesa PDT Gandeng Polri Awasi Penggunaan Dana Desa

Kemendesa PDT Gandeng Polri Awasi Penggunaan Dana Desa

Kemendes
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com