KOMPAS.com – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengajak semua pemangku kepentingan untuk mempererat kerja sama dalam meningkatkan ekspor produk-produk Indonesia.
“Meningkatkan ekspor produk-produk Indonesia merupakan upaya yang harus dikawal bersama,” jelas Mendag Zulhas dalam keterangan tertulis yang dikutip dari laman kemendag.go.id, Jumat (7/7/2023).
Ia mengungkapkan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) berkomitmen mendorong peningkatan ekspor produk-produk Indonesia, termasuk produk usaha kecil dan menengah (UKM).
Oleh karenanya, Kemendag menargetkan nilai potensi transaksi Trade Expo Indonesia (TEI) ke-38 sebesar 11 miliar dollar AS atau meningkat 10 persen dari TEI ke-37 pada 2022.
Hal tersebut Mendag Zulhas sampaikan meluncurkan TEI ke-38 di Kantor Kemendag, Senin (10/7/2023).
Baca juga: Kemendag: Pedagang yang Jual Bundling Minyakita akan Dicabut Izin Usahanya
Mengangkat tema “Sustainable Trade for Global Economic Resilience”, kegiatan tahunan tersebut juga dihadiri Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
“Hari ini, Senin (10/7/2023), kita meluncurkan TEI 2023. Untuk meningkatkan ekspor, kata kuncinya adalah kerja sama. Tahun lalu (2022), kita mencatatkan 15,83 miliar dollar AS di TEI ke-37,” ucap Mendag Zulhas.
Untuk itu, ia optimistis, TEI 2023 dapat mencatatkan nilai potensi transaksi yang lebih bagus. Hal ini, menurut Mendag Zulhas, dapat diraih melalui kerja sama berbagai pihak.
Tak lupa, ia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas dukungan dan kerja sama dalam pencapaian target tersebut.
Sebagai informasi, TEI ke-38 akan dibuka secara hibrida pada Rabu (18/10/2023). Pameran tatap muka akan berlangsung pada Rabu (18/10/2023) sampai Minggu (22/10/2023) di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD) City, Tangerang, Banten.
Baca juga: Perayaan Musim Panas di Ulang Tahun Aeon Mall BSD City
Sementara itu, pameran daring akan berlangsung pada Rabu (18/10/2023) sampai Senin (18/12/2023) dan diakses melalui http://www.tradexpoindonesia.com/.
Pada TEI ke-38, produk-produk unggulan ekspor akan ditampilkan dalam tujuh zona produk.
Ketujuh zona tersebut adalah Food and Beverages (FnB), Home Living, Digital and Services, Beauty and Personal Care, Chemical, Energy and Industrial Product, Medical Equipment and Healthcare, dan Fashion, Textile and Accessories.
Seperti diketahui, Kemendag menargetkan nilai potensi transaksi TEI ke-38 sebesar 11 miliar dollar AS. Target ini meningkat sebesar 10 persen dibanding TEI ke-37 yang bernilai 10 miliar dollar AS.
Mendag Zulhas optimistis pelaksanaan TEI dalam format hibrida akan dapat mendorong realisasi target potensi transaksi tersebut.
Baca juga: Dewas KPK Belum Periksa AKBP Tri Suhartanto Terkait Transaksi Rp 300 M
“Mudah-mudahan tahun ini (2023) bisa lebih tinggi dari pencapaian potensi transaksi tahun lalu. Kami berterima kasih atas kerja sama tahun lalu dari para duta besar (dubes) Republik Indonesia (RI) yang mendatangkan berbagai pihak dalam acara TEI. Kita akan ulangi kerja sama di tahun ini dan akan kita lakukan lebih baik lagi,” kata Mendag Zulhas.
Berbagai pihak yang dimaksud, mulai dari calon pembeli, badan-badan usaha milik negara, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), para pelaku usaha, hingga pemerintah daerah (pemda) yang telah mengirim usaha mikro kecil menengah (UMKM) terbaik mereka ke acara TEI.
Selain nilai transaksi, Mendag Zulhas mengatakan, TEI ke-38 juga menargetkan kehadiran 1.200 peserta pameran, 25.000 pengunjung pameran tatap muka, dan 33.000 pengunjung daring.
Dalam TEI ke-38, kata dia, Kemendag memfasilitasi lebih banyak kesempatan eksportir Indonesia bertemu dengan calon pembeli mancanegara.
Baca juga: Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Danau Kelimutu Menurun pada Juni 2023
“Akan terdapat kegiatan dalam bentuk business matching, business counseling, dan seminar internasional yang akan membahas kebijakan perdagangan serta tren pasar,” ucap Mendag Zulhas.
Mendag Zulhas juga mendorong para eksportir untuk melihat peluang pembukaan pasar potensial di negara-negara tujuan ekspor nontradisional.
Begitu pula, Kemendag terus berupaya membuka pasar di kawasan Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika.
“Kami coba membuka pasar baru. Misalnya, Asia Selatan dengan populasi 2 miliar yang meliputi Pakistan, India, dan Bangladesh. Timur Tengah dengan populasi 500 juta jiwa, juga Afrika dengan populasi 1,4 miliar jiwa. Jadi, kita terus memaksimalkan pasar tradisional dan kita garap pasar nontradisional,” ucap Mendag Zulhas.