KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP) kembali menghadirkan inovasi melalui multiproduk dari hasil kolaborasi tiga Smart Fisheries Village (SFV).
Ketiga SFV merupakan SFV Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPPSDM KP, yaitu Balai Riset Perikanan Budi Daya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3) Maros, Loka Riset Budi Daya Rumput Laut (LRBRL) Gorontalo, serta Balai Besar Riset Budi Daya Laut dan Penyuluhan Perikanan (BBRBLPP) Gondol.
Kepala BPPSDM KP, I Nyoman Radiarta menjelaskan bahwa kolaborasi antar UPT tersebut merupakan langkah strategis untuk memperkuat sinergi di lingkungan Kementerian KP.
Baca juga: KemenKopUKM Tekankan Pentingnya Kolaborasi dan Sinergi Wujudkan UMKM Berdaya Saing
Setiap UPT, kata dia, memiliki program SFV yang berperan sebagai katalisator dalam menciptakan ekosistem kerja kolaboratif dan produktif. SFV ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi lokasi lain dan program serupa pada masa depan.
Kolaborasi antar-SFV UPT diharapkan dapat mengoptimalkan potensi sumber daya perikanan, meningkatkan kualitas budi daya, serta mempercepat pengembangan sumber daya manusia (SDM) di sektor perikanan.
“Dengan memanfaatkan keunggulan masing-masing unit, program tersebut dapat menghasilkan output yang lebih berkualitas dan memaksimalkan aset yang dimiliki,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (9/7/2024).
Baca juga: Harga Bahan Pokok 1 Juli 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Bandeng
Pada kesempatan yang sama, Kepala BRPBAP3 Maros Indra Jaya Asaad menjelaskan bahwa kolaborasi yang dilakukan di Maros fokus pada pembenihan ikan bandeng.
BBRBLPP Gondol berperan menyediakan telur ikan bandeng yang kemudian ditetaskan di Instalasi Pembenihan Barru, yakni BRPBAP3 Maros.
“Proses penetasan tersebut melibatkan teknisi ahli dari LRBRL Gorontalo, yang aktif dalam pengembangan kultur pakan alami untuk mendukung pertumbuhan ikan bandeng,” ucap Indra.
Telur bandeng yang telah ditetaskan akan mengikuti proses pemeliharaan intensif hingga mencapai usia 15 hari (D15). Setelah mencapai tahap tersebut, benih ikan bandeng (nener) siap dikirim ke Gorontalo untuk masuk tahap lanjutan budi daya.
Baca juga: Tragedi Longsor Tambang Emas di Gorontalo, Daftar Nama 51 Orang Hilang dan Kendala Evakuasi
Indra mengungkapkan bahwa kolaborasi tersebut tidak hanya fokus pada aspek teknis budi daya, tetapi juga pada pengembangan kapasitas SDM.
Dalam kerangka kolaborasi tersebut, teknisi dari LRBRL Gorontalo mendapat kesempatan belajar langsung di Instalasi Pembenihan Barru, BRPBAP3 Maros, sehingga mereka memperoleh keterampilan praktis dan pengetahuan mendalam tentang proses penetasan dan pemeliharaan ikan bandeng.
Peningkatan kompetensi teknis ini diharapkan akan berdampak positif pada kualitas budi daya di wilayah masing-masing.
Baca juga: Rencana Pemerintah Budi Daya Kratom di Tengah Legalitas yang Dipertanyakan...
Sebagai informasi, ketiga SFV memiliki tugas dan fungsi masing-masing. BRPBAP3 Maros melalui SFV UPT Instalasi Pembenihan Barru berfokus pada pembenihan udang vaname, windu, dan bandeng, serta pendederan bandeng.
Kemudian, LRBRL Gorontalo melalui SFV UPT Budi Daya Rumput Laut memiliki fokus pada budi daya rumput laut.
Sementara itu, BBRBLPP Gondol melalui SFV UPT Budi Daya Laut fokus pada marikultur atau budi daya organisme laut dalam air laut.
Baca juga: Noctiluca Scintillans, Organisme yang Membuat Laut Malam Berkilauan
Ketiga UPT BPPSDMKP tersebut berkomitmen untuk mendukung pengembangan sektor perikanan Indonesia melalui inovasi, kerja sama, dan penguatan SDM.
“Kami percaya bahwa melalui bersama, kita dapat mencapai kemajuan yang signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan dan menjaga keberlanjutan sumber daya perikanan,” tutur Indra.
Kegiatan tersebut juga sejalan dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan (Menteri KP) Sakti Wahyu Trenggono, yang menegaskan pentingnya pembangunan perikanan budi daya berkelanjutan sebagai salah satu program prioritas Kementerian KP yang membutuhkan dukungan dari semua pihak.
Baca juga: Program Gas Murah Diperpanjang, Menteri ESDM Ungkap Alasannya
Menurut Trenggono, inovasi adalah kunci untuk memajukan sektor budi daya perikanan, yang memiliki peran sentral dalam memenuhi kebutuhan pangan, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan menjaga keberlanjutan ekosistem laut.