KOMPAS.com - Taruna dan taruni Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kementerian KP) telah menghasilkan berbagai produk inovatif dalam sektor kelautan dan perikanan sebagai bagian dari output program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM).
Inovasi produk tersebut meliputi ekstraksi minyak ikan patin yang menghasilkan produk seperti Es Krim Omega Frost dan Selai Omega Choco Crumb. Proses ini meliputi ekstraksi minyak, pemurnian, dan pengaplikasiannya pada produk pangan.
Taruna-taruni juga mengembangkan hidrolisat protein ikan lele yang menghasilkan produk seperti Clarias Flakes (Clakes) dan Lele Hydrolyzate (Lezate). Produk ini mengombinasikan hidrolisat protein ikan lele dengan ekstrak buah-buahan alami dan herbal nusantara untuk meningkatkan kesehatan dan imunitas tubuh.
Selain itu, mereka juga menciptakan diversifikasi olahan rumput laut yang mencakup produk, seperti Nata de Seaweed (Narula) dan Minuman Kombucha (Tearula). Produk ini kaya serat, rendah kalori, tinggi antioksidan, dan mengandung berbagai vitamin.
Baca juga: Cukupi Antioksidan untuk Lawan Radikal Bebas Pemicu Penyakit
Terakhir, taruna-taruni Kementerian KP menghasilkan diversifikasi produk olahan ikan lele seperti Snack Bar (Barle) dan Minuman Kolagen (Collafins). Produk ini bertujuan untuk meningkatkan pemenuhan gizi masyarakat sambil meminimalisir limbah hasil perikanan.
Untuk diketahui, program MBKM berlangsung selama empat bulan, dari Maret hingga Juni 2024, dan diikuti oleh 17 taruna dari tujuh satuan pendidikan (satdik) KP di berbagai wilayah Indonesia.
Mulai dari Politeknik Kelautan dan Perikanan (KP) Pangandaran mengirimkan tiga orang taruna, Politeknik KP Jembrana dua orang, Politeknik Ahli Usaha Perikanan (AUP) Jakarta dua orang, Politeknik AUP Kampus Lampung dua orang, Politeknik KP Dumai dua orang, Politeknik KP Sidoarjo dua orang, Politeknik KP Bitung dua orang, dan Politeknik KP Karawang mengirimkan dua orang.
Mereka dibagi ke dalam empat kelompok tema selama mengikuti program PTB, yaitu Kelompok Ekstraksi Minyak Ikan, Kelompok Ekstraksi Hidrolisat Protein Ikan, Kelompok Diversifikasi Rumput Laut, dan Kelompok Diversifikasi Ikan.
Baca juga: Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP) I Nyoman Radiarta mengatakan bahwa pihaknya telah menugaskan taruna-taruni berprestasi dari Politeknik KP untuk berpartisipasi dalam program MBKM di Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBRP2BKP), Jakarta.
Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan kompetensi taruna-taruni dalam program studi Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan (TPH), Teknik Pengolahan Produk Perikanan (TPPP), dan Pengolahan Hasil Laut (PHL).
Selain itu, kegiatan tersebut juga bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan fasilitas dan infrastruktur yang dimiliki oleh BBRP2BKP.
Sebagai unit pelaksana teknis (UPT) di bawah BPPSDM KP, BBRP2BKP memiliki peran penting dalam menghasilkan inovasi strategis di bidang pengolahan produk dan bioteknologi kelautan serta perikanan.
"Melalui program MBKM ini, kami ingin memberikan kesempatan kepada para taruna-taruni untuk belajar langsung dari para pakar di BBRP2BKP dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan inovasi teknologi di bidang pengolahan hasil perikanan," ujar Nyoman dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (27/6/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Nyoman menjelaskan bahwa taruna-taruni aktif mengikuti berbagai kegiatan di BBRP2BKP, seperti magang di laboratorium kimia, mikrobiologi, fisik, dan instrumen.
Mereka juga terlibat dalam pembelajaran di kelas, termasuk preparasi dan analisis bahan baku, ekstraksi dan analisis, serta mengikuti kuliah umum tentang pengolahan produk perikanan dengan teknologi modern dari praktisi PT Delisari Nusantara.
Selain itu, taruna-taruni juga melakukan uji coba formulasi produk, pembuatan produk, dan analisis mutu produk di laboratorium. Mereka menyusun pula proposal, mengembangkan produk inovatif, dan mempresentasikan hasil inovasi mereka di hadapan tim penilai, serta menyusun laporan akhir kegiatan.
Program tersebut tidak hanya memberikan kesempatan bagi taruna-taruni untuk mengembangkan keterampilan praktis, tetapi juga menginspirasi mereka untuk menghasilkan inovasi yang dapat diterapkan dalam industri perikanan.
Melalui program MBKM, taruna-taruni Politeknik KP diharapkan dapat menjadi pionir dalam pengembangan teknologi dan produk perikanan yang berkelanjutan.
Baca juga: Wall Street Ditutup Menguat Berkah Kenaikan Harga Saham Teknologi
"Kami berharap melalui program MBKM ini, para taruna-taruni dapat memperoleh ilmu dan pengalaman yang lebih luas, sehingga mereka menjadi lulusan yang siap kerja dan mampu bersaing di dunia global," ucap Nyoman.
Pada kesempatan yang sama, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BBRP2BKP Langgeng Nurdiansah berharap program MBKM dapat meningkatkan kolaborasi antara perguruan tinggi dengan dunia usaha dan industri (DUDI).
Dengan kolaborasi tersebut, kata dia, Politeknik KP dapat menghasilkan lulusan yang mampu mengembangkan produk inovatif sesuai dengan kebutuhan industri.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan (Menteri KP) Sakti Wahyu Trenggono telah menekankan potensi lulusan dari satdik KP sebagai tenaga kerja yang kompeten dan dapat ditempatkan di berbagai lokasi strategis.
Baca juga: Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 27 Juni 2024
Untuk mencapai tujuan tersebut, Kementerian KP berupaya meningkatkan kompetensi peserta didik melalui berbagai inisiatif, termasuk pembaruan kurikulum, penguasaan bahasa asing, modernisasi teknologi, peningkatan kualitas pendidik, serta kolaborasi dengan DUDI baik dalam maupun luar negeri, serta program MBKM.