KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP) terus berupaya meningkatkan keterampilan dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) guna memajukan peluang ekonomi di sektor kelautan dan perikanan melalui kegiatan penyuluhan, pendidikan, dan pelatihan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan ( BPPSDM KP) I Nyoman Radiarta mengatakan, di bidang pendidikan, KP telah bekerja sama dengan Korea Selatan (Korsel) melalui proyek bantuan pembangunan resmi atau Official Development Assistance (ODA) bertajuk Establishment of the Integrated Ocean Fisheries Technology Training Center and Enhancing Capacity Building in Indonesia ( ODA KIOTEC).
Menurutnya, proyek ODA KIOTEC ini sebagai langkah penting dalam memajukan sektor kelautan dan perikanan Indonesia dengan anggaran sebesar 7,5 miliar won Korea.
"Proyek ini bertujuan untuk mendirikan Pusat Pelatihan Teknologi Perikanan dan Kelautan Terpadu serta meningkatkan pembangunan kapasitas SDM," ujar Nyoman saat mengikuti forum 4th Bilateral Maritime Forum (BMD) Republik Indonesia-Republik Korea di Busan, Jumat (21/6/2024).
Baca juga: KKP: 500 Juta Benih Lobster Keluar dari RI secara Ilegal Setiap Tahun, Negara Rugi Triliunan
Lebih lanjut, Nyoman menjelaskan, salah satu fokus utama dari proyek ini untuk mendukung pendirian Ocean Institute of Indonesia (OII) sebagai pusat pendidikan vokasi Kementerian KP.
Salah satu kegiatan pendukung OII,kata Nyoman, di antaranya Lokakarya Internasional Satelit Geostasioner dan Penginderaan Jauh, Pengembangan Kebijakan Ekonomi Biru Berbasis Ilmu Pengetahuan untuk mendukung program prioritas KKP, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Vokasi Kelautan dan Perikanan, serta program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka
“Melalui kemitraan yang kuat antara Korsel dan Indonesia serta dukungan dari lembaga pemerintah, kelompok penelitian, dan universitas, proyek ini diharapkan memberikan dampak positif yang signifikan bagi kedua negara,” ujarnya.
Ia mengatakan, terbentuknya KIOTEC dalam mendukung OII ini, mencakup pada kegiatan pengembangan kapasitas melalui pendidikan gelar master dan doktor, short term courses untuk peningkatan skill, pelatihan topik khusus untuk pengambil kebijakan kelautan dan pengajar, pengembangan teknologi karbon biru, serta topik kelautan lainnya.
Baca juga: Penyeludupan Benih Lobster, Menteri KKP: Triliunan Rupiah Harta Bangsa Ini Melayang...
Ke depannya, Nyoman berharap, pendirian KIOTEC ini akan didukung dengan sarana dan prasarana yang sangat memadai, seperti penyediaan ruang dan fasilitas pelatihan, peralatan survei, dan kapal latih,” ucap Nyoman.
“Sinergi kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat hubungan bilateral yang berkelanjutan dalam pengembangan kapasitas SDM serta mempromosikan manfaat bersama di bidang teknologi kelautan dan perikanan,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua delegasi Korsel Kim Sung Bum mengatakan bahwa pembahasan di BMD sangat berarti dengan melibatkan institusi-institusi yang relevan.
Menurutnya, kerja sama di sektor kelautan dan perikanan ini tidak hanya mempererat hubungan antar pemerintah, tetapi juga dapat menjadi model bagi kerja sama antar pemerintah lainnya bagi Korea.
Baca juga: Tingkatkan Keamanan dan Keselamatan, Kementerian KP Oper Kewenangan Sertifikasi AKP ke BPPSDM KP
Dalam kesempatannya, Kim Sung Bum juga memberikan dukungan penuh terhadap implementasi ODA KIOTEC ini.
"Untuk membuat kebijakan yang baik, harus dimulai dari sumber daya manusia yang berkualitas," ujar Kim Sung Bum.
Ketua delegasi Indonesia sekaligus Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Jodi Mahardi menambahkan, pihaknya akan menindaklanjuti sesi pengembangan SDM melalui working group. Tujuannya, untuk memastikan kelancaran dan keberhasilan implementasi program-program yang telah disepakati.
Jodi mengungkapkan, kerja sama ini juga selaras dengan upaya peningkatan kualitas SDM sebagaimana arahan dari Menteri Sakti Wahyu Trenggono.
Menurutnya, BPPSDM KP telah melakukan sejumlah kerja sama dengan instansi maupun lembaga terkait, serta universitas terkemuka untuk memperkuat pengembangan SDM dan pembentukan OII.
Dalam forum 4th BMD, Nyoman menyampaikan pula perihal dedikasi BPPSDM KP terhadap kesejahteraan pelaut perikanan dengan mengadopsi standar Organisasi Maritim Internasional (IMO) yang tertuang dalam Konvensi STCW-F 1995 melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 18 Tahun 2019.
Untuk memastikan standar-standar ini terpenuhi, Nyoman ingin membuka potensi kolaborasi dengan Korsel untuk merekrut pelaut perikanan Indonesia melalui skema Government-to-Government (GtoG).
"BPPSDM KP juga berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan pelaut perikanan dengan mengadopsi standar internasional dan meningkatkan keterampilan mereka melalui pusat pelatihan yang bersertifikat,” ujar Nyoman.
“Melalui skema kerja sama GtoG ini, diharapkan dapat meningkatkan peluang untuk dapat memenuhi kebutuhan industri internasional, di antaranya dengan bekerja di kapal penangkap ikan Korea," sambungnya.