KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kementerian KP) terus berupaya membantu korban bencana alam banjir bandang dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Barat (Sumbar).
Dalam aksi cepat tanggap ini, Kementerian KP membagikan ratusan paket bantuan berisi sembako, selimut, dan susu senilai hampir Rp 200 juta kepada para korban di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam.
“Ada 500 paket bantuan yang kami siapkan saat ini untuk posko di Agam dan Tanah Datar. Isinya macam-macam ada sembako, susu, juga ada selimut,” ucap Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDM) Kementerian KP Rudi Alek Wahyudin dalam siaran pers di Jakarta, Senin (20/5/2024).
Baca juga: 206 Korban Banjir Bandang Agam Masih Mengungsi, 4 Dapur Umum Didirikan
Rudi Alek, yang turun langsung ke lokasi, mengungkapkan bahwa kondisi jalanan menuju titik penyerahan bantuan di Agam dan Tanah Datar sudah bisa dilewati.
Ratusan paket bantuan dikirim menggunakan truk dari posko tanggap bencana Kementerian KP di Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Pariaman.
Selain bantuan untuk masyarakat, Rudi Alek mengatakan, Kementerian KP juga mendata pembudidaya yang kolamnya rusak akibat banjir bandang dan longsor.
Pendataan dilakukan di lima daerah, yakni Padang Pariaman, Tanah Datar, Padang Panjang, Agam, dan Kabupaten Sijunjung.
Baca juga: 115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung
“Pembudidaya nantinya akan mendapat bantuan jangka pendek berupa uang tunai dan jangka menengah berupa perbaikan sarana prasarana. Ini masih kami komunikasikan lebih lanjut dengan Direktorat Jenderal (Ditjen) Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian KP,” jelas Rudi Alek.
Kementerian KP sebelumnya mengirimkan taruna dan taruni dan penyuluh perikanan untuk membantu masyarakat.
Mereka berpartisipasi dalam membersihkan material banjir dan longsor dari jalanan dan pemukiman, serta menyewa alat berat untuk memudahkan proses pembersihan.
Baca juga: Mengenal Melukat, Ritual Pembersihan Diri di Bali Jadi Agenda WWF
“Kami masih terus berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk mengetahui bantuan apa saja yang masih dibutuhkan,” imbuh Rudi Alek.
Sebagaimana diberitakan, peristiwa banjir bandang, lahar dingin, serta longsor melanda sejumlah wilayah di Sumbar beberapa waktu lalu. Rentetan bencana alam ini menyebabkan puluhan orang meninggal, hilang, serta merusak infrastruktur jalan dan pemukiman warga.