KOMPAS.com - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP) meluncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus.
Peluncuran tersebut diprakarsai oleh BPPSDM KP melalui Balai Riset Perikanan Budi Daya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3) Maros yang bekerja sama dengan eFishery dan Organisasi Pengembangan Industri Perserikatan Bangsa-Bangsa (Unido).
Peresmian Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus ditandai dengan penyebaran bibit udang sebanyak 1.200 ekor di Instalasi Tambak Silvofishery Marana, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Untuk diketahui, Instalasi Tambak Silvofishery Marana merupakan bagian dari program Smart Fisheries Village (SFV) berbasis Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang dikembangkan BPPSDM KP Kementerian KP melalui unit kerja BRPBAP3 Maros.
Baca juga: Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros
Kepala BRPBAP3 Maros A Indra Jaya Asaad mengatakan bahwa.pihaknya menyediakan tambak tradisional seluas 2 hektar (ha) untuk mendukung kegiatan piloting project budi daya udang tradisional plus.
“Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi sebesar-besarnya untuk eFishery dan Unido yang memilih Instalasi Tambak Silvofisheries Marana sebagai lokasi piloting project budi daya udang tradisional plus,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (25/4/2024).
Indra menilai pengembangan tambak udang tradisional plus lebih berkelanjutan secara lingkungan karena tidak mengonversi lahan produktif, mampu mempertahankan area bakau, memiliki jejak karbon yang rendah, serta lebih ramah lingkungan.
Baca juga: Pertamina Berdayakan Perempuan untuk Kembangkan Produk Ramah Lingkungan
Pada kesempatan yang sama, Vice President (VP) Publik Affair Efishery Muhammad Chairil menjelaskan bahwa program tersebut merupakan langkah awal dalam menerapkan budi daya udang dengan teknologi yang dikembangkan oleh eFishery, sekaligus mengikuti standar operasional prosedur (SOP) yang telah disusun oleh Unido.
The Global Quality and Standards Programme (GQSP) Unido Indonesia Boedi Juliati mengatakan bahwa Unido saat ini telah menyusun SOP untuk budi daya udang tradisional plus yang dapat diterapkan di Instalasi Tambak Silvofishery Marana.
“Penyusunan SOP ini merupakan strategi untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan produksi dan ekspor udang nasional,” ucapnya.
Dengan luas tambak tradisional yang besar, lanjut dia, peningkatan produktivitas tambak tradisional memiliki dampak besar pada kesejahteraan petambak kecil.
Baca juga: Bahagianya Petambak Bandeng Cirebon, Kembali Panen Setelah 5 Tahun Diterjang Rob
Selain itu, budi daya udang tradisional juga lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, terutama jika disertai dengan pemeliharaan dan penanaman kembali hutan bakau di sekitarnya.
Lebih lanjut, Boedi menjelaskan bahwa SOP budi daya udang tradisional plus digunakan sebagai panduan untuk seluruh rangkaian kegiatan, mulai dari persiapan tambak, manajemen kualitas air, penebaran benur, pembesaran udang, hingga pelaksanaan panen.
Tujuan dari SOP tersebut adalah memberikan panduan bagi petambak dalam meningkatkan produktivitas tambak dan pendapatan mereka melalui penerapan praktik budi daya udang yang benar.
Hal tersebut bertujuan untuk menghasilkan udang berkualitas tinggi, aman, efisien, dan berkelanjutan secara lingkungan.
Baca juga: Gelas Kertas Ramah Lingkungan Indonesia Dukung The RunCzech Marathon
Sementara itu,Kepala Dinas KP Provinsi Sulsel M Ilyas menyambut positif dan mengucapkan terima kasih kepada BRPBAPPP Maros dan eFishery atas pemilihan Kabupaten Maros sebagai lokasi piloting project budi daya udang tradisional plus.
Ia mengakui bahwa Sulsel memiliki potensi besar dalam pengembangan budi daya udang tradisional.
“Saya berharap piloting project ini terus berlanjut dan bisa dikembangkan di daerah lain khususnya di Sulsel,” tuturnya.
Baca juga: Tim Tabur Kejati Sulsel Tangkap DPO Kasus Perzinaan di Makassar
Sebelumnya, pada Juni 2023, Menteri Kelautan dan Perikanan (Menteri KP) Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa pihaknya fokus untuk mencapai target yang telah ditetapkan, termasuk capaian produksi udang sebesar 2 juta ton pada 2024.
"Saya ingin mengejar target yang diberikan oleh pemerintah. Ketika saya diangkat menjadi Menteri KP, salah satu target pada 2024 adalah mencapai produksi udang nasional sebesar 2 juta ton," ujar Trenggono.