KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDM) KP menggerakkan taruna-taruni Politeknik KP Pariaman untuk melaksanakan aksi cepat tanggap bencana banjir dan tanah longsor di Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar).
Direktur Politeknik KP Pariaman Adnal Yeka mengatakan, terdapat sekitar 200 taruna-taruni, dosen, dan pegawai Taruni Politeknik KP Pariaman yang terjun langsung membantu masyarakat terdampak bencana banjir dan tanah longsor.
Adapun seluruh sivitas akademika Politeknik KP Pariaman tersebut hadir di sejumlah titik untuk membantu membantu warga yang membutuhkan, seperti membersihkan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Sungai Limau, Padang Pariaman; dan membenahi irigasi perairan di Pondok Pesantren Dinul Ma'aruf Sungai Janiah.
Selanjutnya, para sivitas akademika Politeknik KP Pariaman juga membantu membersihkan beberapa rumah warga dan akses jalan yang tertutup akibat longsor di Desa Sikucur.
Baca juga: Perjuangkan Hak Nelayan Kecil, Kementerian KP Suarakan Isu Subsidi Perikanan di WTO
"Kami bergotong royong melakukan pemulihan sarana dan prasarana masyarakat yang terdampak", ujar Adnal dalam siaran pers yang diterima Kompas, Senin (11/3/2024).
Sementara itu, Kepala BPPSDM KP I Nyoman Radiarta menjelaskan bahwa Politeknik KP Pariaman sebagai Unit Pelaksana Teknis BPPSDM ditugaskan untuk terlibat langsung membantu masyarakat Pesisir Selatan yang terdampak banjir dan tanah longsor.
Nyoman pun meminta agar upaya koordinasi dengan pemerintah daerah (pemda) terus dilakukan demi mendukung proses pemulihan bencana.
"Duka ini adalah duka kita semua. Kami akan mendorong satuan pendidikan yang ada di Sumbar untuk dapat terlibat dan meringankan beban masyarakat yang terdampak," kata Nyoman.
Baca juga: Lewat Aplikasi e-Latar, Kementerian KP Berupaya Tingkatkan Mutu Pembelajaran Satdik KP
Untuk diketahui, berdasarkan laporan Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan, Sumbar, bencana banjir dan tanah longsor tersebut mengakibatkan 14 rumah di Kecamatan Koto XI Terusan tertimbun longsor, 20.004 rumah terendam banjir, dan delapan unit jembatan terputus.
Sementara itu, sekitar 46.000 warga diharuskan mengungsi akibat kejadian banjir dan longsor.