KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDM) KP berhasil mengembangkan recirculating aquaculture system (RAS) atau sistem budi daya resirkulasi (sirkulasi ulang) ikan Nila Srikandi berbasis internet of things (IoT).
Kepala BPPSDM KP I Nyoman Radiarta mengatakan, RAS adalah teknologi yang memproses daur ulang air budi daya untuk digunakan kembali.
Daur ulang air itu melalui tahapan penyaringan mekanis dan biologis serta penghilangan bahan tersuspensi dan metabolit.
Pengembangan teknologi tersebut telah terkoneksi dengan sistem operasi Android sehingga memudahkan kontrol kualitas air budi daya.
Dengan teknologi tersebut, kualitas air budi daya nila Srikandi dapat dipantau melalui smartphone secara online.
Baca juga: Bantu Korban Gempa Sumedang, Kementerian KP Salurkan 1,6 Ton Ikan Beku
"RAS ini mengedepankan sistem budi daya yang efektif dan efisien untuk menghasilkan nila Srikandi yang unggul," ujarnya dalam siaran pers, Senin (8/1/2024).
Nyoman menambahkan, saat ini pihaknya sudah berhasil mengkombinasikan penggunaan teknologi RAS berbasis IoT.
“IoT nila Srikandi adalah inovasi berbasis teknologi nirkabel komunikasi yang menghubungkan untuk mengukur parameter kualitas air budi daya nila Srikandi di lokasi budi daya," ujarnya.
Lebih lanjut, Nyoman menambahkan, IoT nila Srikandi memproses data dari sensor kualitas air budi daya yang dikirimkan melalui server.
Kemudian, data tersebut ditampilkan di smartphone melalui representasi grafik dan dashboard kualitas air budi daya nila Srikandi.
Baca juga: Lewat SDM Unggul, Kementerian KP Optimalkan Pantura sebagai Kawasan Maritim Berbasis Ekonomi Biru
"Teknologi ini akan memudahkan pembudidaya untuk mengontrol kualitas air yang merupakan instrumen penting dalam budi daya ikan nila Srikandi ini," terangnya.
Nyoman menyebutkan, keberhasilan tersebut menunjukkan upaya serius BPPSDM dalam mengoptimalkan pemanfaatan aset-aset yang dimiliki setelah beralihnya tugas dan fungsi di bidang riset.
Kepala Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi Agus Cahyadi berharap, inovasi yang dihasilkan pihaknya dapat mempermudah proses budi daya nila Srikandi yang dilakukan di BRPI Sukamandi.
Selain itu, Agus berharap, inovasi tersebut bisa diterapkan di tempat lain.
"Inovasi ini tentu kerjasama dari seluruh tim BRPI yang diharapkan dapat direplikasi untuk lokasi-lokasi lain," ujarnya.
Baca juga: Gandeng SnackVideo, Kementerian KP Kembangkan Digitalisasi Perikanan di Indonesia
Sebagai informasi, ikan nila Srikandi (Salinity Resistance Improvement of Tilapia from Sukamandi) adalah salah satu komoditas unggulan BPPSDM.
Komoditas tersebut dirilis berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 9 Tahun 2012.
Calon induk dan benih unggul tersebut dihasilkan BRPI Sukamandi, salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPPSDM.
Nila Srikandi merupakan ikan unggulan hasil pemuliaan dan teknologi RAS dengan air budi daya pada salinitas 10-15 parts per thousand (ppt).
Pengembangan RAS berbasis IoT itu sejalan dengan upaya Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono untuk terus mengembangkan subsektor perikanan budi daya sebagai salah satu program prioritas berbasis ekonomi biru.
Baca juga: Begini Cara Kementerian KP Lahirkan Pengusaha Muda di Sektor Kelautan dan Perikanan
Dalam berbagai kesempatan, Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono meminta agar pendekatan teknologi dan sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu faktor kunci dalam pembangunan kelautan perikanan.