KOMPAS.com- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM) memamerkan Smart Fisheries Village (SFV) berbasis Unit Pelaksana Teknis (UPT) melalui budi daya ikan hias dan maggot.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Riset Perikanan (Pusrikan) Yayan Hikmayani pada IMAGO Fair 2023 yang digelar pada 6-7 Desember 2023 di Bali Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH), Depok, Jawa Barat.
Yayan mewakili Kepala BPPSDM mengatakan, posisi ikan hias dan maggot saat ini strategis dan memiliki potensi yang sangat besar.
"Konsep SFV, baik yang di level desa maupun UPT akan digunakan sebagai sarana pengembangan sumber daya manusia (SDM) mulai dari aspek pendidikan, pelatihan, penyuluhan, dan sebagai sarana inkubasi bisnis untuk mencetak startup di bidang perikanan," kata Yayan dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (13/12/2023).
Baca juga: Waspada Pneumonia, KKP Denpasar Pantau Pergerakan Turis China di Bandara
Yayan menyampaikan, terdapat tantangan dalam menjalankan program SPV, seperti peningkatan produksi, pengembangan SDM, dan penggunaan teknologi, khususnya manggot.
Untuk diketahui, SFV merupakan konsep pembangunan desa perikanan yang berbasis penerapan teknologi informasi komunikasi dan manajemen tepat berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di desa. SFV mendukung program ekonomi biru yang tertuang dalam program prioritas Kementerian KP.
"SFV berbasis desa dan UPT penting untuk mendorong inovasi program moderninasi dan berdaya saing bagi sebuah desa. Kami harap melalui SFV, akan terbentuk jejaring bisnis, pengetahuan, keterampilan dan interaksi antar pelaku bisnis yang dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat desa dan UPT itu sendiri," tambahnya.
SFV UPT di lingkup BPPSDM, termasuk BRBIH Depok, telah memanfaatkan sarana dan prasarana eks riset salah satunya untuk pengembangan SDM dan teknologi guna di implementasikan kepada masyarakat.
IMAGO FAIR 2023 pertama kali digelar oleh BRBIH untuk mempertemukan pelaku ikan hias dan magot dalam ekosistem pasar. Oleh karena itu, IMAGO Fair diharapkan dapar menghasilkan puluhan aquascaper baru dan ratusan taruna dan taruni yang terampil dalam pengemasan ikan hias.
Baca juga: Hakim Agung Gazalba Saleh Diduga Terima Gratifikasi dari Eks Menteri KKP Edhy Prabowo
"Ini menjadi salah satu upaya untuk mempertemukan para stakeholder dan praktisi untuk bersama-sama membangun industri ikan hias dan maggot," ujar Yayan.
Adapun sejumlah rangkaian kegiatan, seperti peluncuran Miniplant of Low Carbon Feed yang merupakan produk turunan maggot, tandatangan kerja sama dengan para mitra, pemutaran video produk local feed dan video coming soon aplikasi lelang digital (aquatia), market day, bazar, coaching clinic aquascape, dan packing ikan hias.
Selain itu, lomba mewarnai, demo memasak ikan, penyerahan 1.000 ekor ikan koi dan 1.000 ekor ikan neon tetra kepada kelompok pembudidaya, sharing knowledge, dan sebagainya.
Salah satu rangkaian kegiatan, yakni sharing knowledge diharapkan dapat membentuk jejaring penyuplai ikan hias dan magot ke industri dan membangun Miniplant Low Carbon Feed baru.
Baca juga: Kaji Sejarah Maritim Indonesia, KKP Kerja Sama dengan Flinders University Australia
Dalam kesempatan tersebut, BRBIH mengundang sejumlah narasumber yang terdiri dari Staf Khusus Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Riza Damanik, Guru Besar Universitas Indonesia Martani Huseini, Ketua Asosiasi Ikan Hias Joty Atmadjaja, Ketua II Asosiasi Federasi Biosains (BSF) Indonesia Markus Susanto, dan Direktur PT Green Prosa Arky Gilang.
Acara tersebut turut dihadiri oleh Kepala Dinas/Badan Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, Tangerang Selatan, Bekasi, Magetan, Tulungagung, Tanah Bumbu, para Kepala UPT, penyuluh perikanan, dosen dan taruna lingkup BPPSDM, mitra perusahaan, dan sebagainya.