KOMPAS.com- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP) menyiapkan skema kerja sama dengan sejumlah instansi di Korea Selatan (Korsel) untuk meningkatkan kompetenisi sumber daya manusia (SDM) KP.
Sejumlah instansi itu, di antaranya Pukyong National University (PKNU), Marina Trading Co Ltd dan Korea Maritime and Ocean University Consortium (KMOUC).
Kepala BPPSDM KP, I Nyoman Radiarta mengatakan, kerja sama itu dilakukan untuk menguatkan Technical and Vocational Education and Training (TVET) atau program sertifikasi bagi taruna satuan pendidikan KP.
Program itu berisi banyak hal, mulai dari pengembangan pusat pelatihan internasional, program magang di instansi perikanan Korsel, dan penjajakan potensi pemasaran produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Nyoman berharap, program tersebut bisa membentuk sinergitas triple helix antara pemerintah, akademisi, dan dunia usaha/industri.
"Sehingga setelah kegiatan magang terlaksana, para taruna dapat melanjutkan kariernya di perusahaan tersebut. Kami harap kegiatan ini dapat didukung oleh Kementerian Pendidikan Korsel," kata Nyoman dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (24/11/2023).
Baca juga: KKP Tangkap Kapal Illegal Fishing Berbendera Filipina
Untuk diketahui, sertifikasi akan dilaksanakan dengan skema 3+1, yakni dengan jangka waktu pendidikan selama 3 tahun di Politeknik KP, dilanjutkan dengan pendidikan selama 1 tahun di PKNU. Selanjutnya para taruna akan menjalani magang di instansi perikanan Korsel.
Nyoman menyampaikan, pihaknya tengah merencanakan pengembangan Pusat Pelatihan Internasional KP di Bali, Indonesia.
Ia berharap, melalui kerja sama dengan PKNU, pengembangan tersebut dapat menjadi peluang bagi PKNU untuk andil pada kegiatan training of trainers (ToT).
"Pusat pelatihan itu nantinya akan diperuntukan bagi pendidik, pelatih, praktisi, baik dari Indonesia maupun luar negeri pada sektor perikanan budidaya, pengolahan, hingga tangkap. Melalui ToT, peserta akan di bekali sertifikat yang berstandar Standar of Training Certification and Watchkeeping for Fishing Vessel Personel (STCW-F)," ujar Nyoman.
Pada momen penandatanganan MoU, Nyoman mengadakan pertemuan dengan Presiden, Wakil Presiden, dan Chief Executive Officer (CEO) Marina Trading Co. Ltd yang merupakan perusahaan penyalir tenaga kerja untuk kapal perikanan yang telah berpengalaman selama 30 tahun. Pertemuan ini dilaksanakan guna memperkuat kerja sama dengan mitra swasta.
Baca juga: KKP Hentikan Aksi Eksploitasi Pasir Laut Tak Berizin di Pulau Rupat
Nyoman berharap, pertemuan tersebut dapat memperkuat sinergi antara Kementerian KP dan Marina Trading dalam menyerap lulusan satuan pendidikan KP untuk bekerja di sektor kelautan dan perikanan di Korsel melalui perusahaan mitranya di Indonesia.
CEO Marina Trading mengatakan, pekerja Indonesia dinilai memiliki kinerja yang baik di dalam kapa perikanan. Hal ini dibuktikan dengan lebih dari 70 persen pekerja kapal perikanan merupakan tenaga kerja asal Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, dilakukan pula penandatanganan MoU kerja sama antara Kepala BPPSDM KP Nyoman dan Presiden KMOUC Oh Jin Seok.
Kerja sama tersebut mencakup kolaborasi akademik, pelatihan kelautan perikanan dan manajemen institusi, sister program yang termasuk denhan pengembangan program pendidikan vokasi teknologi, materi/silabus pengajaran, dan sistem pengajaran.
Menurut Nyoman, salah satu fokus dalam kerja sama tersebut adalah untuk mempersiapkan SDM di bidang permesinan kapal perikanan.
Baca juga: KKP Perluas Pasar Ekspor Kepiting Bakau Maluku ke Pasar ASEAN
"Kerja sama pengembangan SDM KP dengan KMOUC penting dalam menyiapkan kapasitas dan kompetensi tenaga pengajar pendidikan KP, terutama di bidang permesinan kapal," tuturnya.
Selain itu, Nyoman juga menjajaki peluang kerja sama dengan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Busan untuk memasarkan produk UMKM binaan, termasuk produk kewirausahaan BPPSDM di Korsel.
ITPC Busan adalah lembaga nonprofit perwakilan Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI yang bergerak di bawah binaan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengembangan Ekspor Nasional (DJ PEN). Badan ini dibentuk untuk menjembatani hubungan dagang antara Indonesia dan Korsel.
Kerja sama dan upaya pengembangan SDM di bawah pimpinan Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono merupakan salah satu poin penting dalam pembentukan SDM unggul di sektor KP.
Menurut Trenggono, kualitas SDM sangat penting untuk mengawal program prioritas ekonomi biru di sektor KP.
Baca juga: KKP Siap Dukung Implementasi ASEAN Blue Economy Framework