KOMPAS.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan ( Kementerian KP) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM) meluncurkan platform Collaboration for Fisheries Information System (CoFis).
CoFis merupakan kolaborasi hilirisasi teknologi untuk peningkatan kapasitas SDM pelaku usaha kelautan dan perikanan.
Platform itu digunakan untuk mendukung program Prioritas Ekonomi Biru yang digagas Kementerian KP dan program terobosan BPPSDM.
Tujuan pembentukan CoFis adalah keinginan untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi dalam peningkatan kapasitas pelaku usaha secara lebih optimal.
Salah satu teknologi tersebut adalah teknologi ikan patin perkasa serta teknologi pembenihan, pendederan, pembesaran, dan vaksin.
Untuk itu, perlu dilakukan hilirisasi berupa peningkatan adopsi teknologi perikanan dan kolaborasi berupa pelaksanaan hilirisasi teknologi ikan patin yang melibatkan lebih banyak mitra, tersegmentasi unit kerja, dan bersifat searah.
Kepala Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM) I Nyoman Radiarta mengatakan, pihaknya mendukung kolaborasi hilirisasi teknologi untuk peningkatan kapasitas pelaku usaha kelautan dan perikanan yang dilakukan Pusat Riset Perikanan BPPSDM (Pusriskan).
“Oleh karena itu, kami menyambut baik dan mengapresiasi platform CoFis yang digagas oleh Pusriskan tersebut,” ujarnya dalam acara Launching dan Diskusi Platform CoFis, Jumat (27/10/2023).
Nyoman juga berharap, platform CoFis dapat mendukung program prioritas Kementerian KP serta program terobosan BPPSDM, seperti Vocational Goes to Actors (VOGA) dan SMART Fisheries Village (SFV) atau desa perikanan cerdas.
“Kami juga mendorong Pusriskan untuk mengimplementasikan sinergi platform CoFis ini dengan Command Center BPPSDM,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (30/10/2023).
Seiring dengan transformasi BRSDM menjadi BPPSDM, program dan kegiatan pada satuan-satuan kerja lingkup BPPSDM berfokus pada pengembangan SDM kelautan dan perikanan, termasuk Pusriskan.
CoFis merupakan salah satu program yang berfokus pada pengembangan SDM kelautan dan perikanan.
Kepala Pusriskan Yayan Hikmayani mengatakan, CoFis merupakan design program kolaborasi hilirisasi teknologi perikanan untuk meningkatkan kapasitas pelaku usaha ikan.
CoFis tidak hanya berupa dokumen, tetapi juga platform digital yang memungkinkan kolaborasi hilirisasi teknologi untuk peningkatan kapasitas pelaku usaha.
Yayan memaparkan, platform digital CoFis dapat digunakan untuk meningkatkan keterjangkauan akses bagi pelaku usaha perikanan di wilayah remote area.
CoFis juga dapat digunakan untuk grand design yang mengelaborasikan, teknologi, kegiatan hilirisasi, dan bentuk kolaborasi untuk meningkatkan kapasitas pelaku usaha melalui kolaborasi antar-stakeholders.
“CoFis merupakan platform digital yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterjangkauan dan modul pelatihan terstandar,” tuturnya.
Yayan menjelaskan, terdapat beberapa terobosan inovasi dalam CoFis, seperti nilai tambah bagi organisasi dan stakeholder, yaitu tersedianya panduan dan kebijakan untuk kolaborasi hilirisasi teknologi ikan patin.
Dengan kolaborasi CoFis, pelaku usaha dapat meningkatkan kinerjanya dan membantu mencapai target organisasi.
Bagi stakeholder, adanya kemudahan akses dalam fitur CoFis merupakan upaya negara untuk hadir dan menghasilkan masyarakat kelautan dan perikanan yang unggul dan berdaya saing.
Inovasi lainnya adalah terkait kebaruan, yaitu grand design kolaborasi hilirisasi teknologi untuk peningkatan kapasitas pelaku usaha patin serta platform digital untuk memperluas jangkauan penggunanya.
Baca juga: Kementerian KP Optimalkan Program SPV untuk Tingkatkan Produktivitas Budi Daya Perikanan
Inovasi berikutnya adalah dapat diterapkan secara berkelanjutan. Sebab, platform ini dapat digunakan di lokasi lainnya serta dapat diintegrasikan, teruji, andal, dan dimutakhirkan secara berkala.
Yayan mengatakan, CoFis dapat digunakan untuk program sejenis yang bertujuan meningkatkan kapasitas SDM pelaku utama yang berada di remote area.
“ CoFIS juga sesuai dengan nilai-nilai organisasi, core values aparatur sipil negara (ASN) Ber-AKHLAK dan menerapkan regulasi Sisnas Iptek berdasarkan Undang-Undang (UU) 11 Tahun 2019,” ungkap Yayan.
Lokasi uji coba CoFis dilakukan pada SFV Patin Perkasa di Desa Kendal Bulur, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
Komoditas perikanan di Desa Kendalbulur adalah ikan patin perkasa yang telah ditetapkan sesuai Keputusan Menteri (Kepmen) Kelautan dan Perikanan Nomor 75/KEPMEN-KP/2018.
Berbeda dengan patin biasa, patin perkasa memiliki berbagai keunggulan, di antaranya pertumbuhan lebih cepat sekitar 16,61-46,42 persen, produktivitas lebih tinggi sekitar 11,27-46,41 persen, dan rasio konversi pakan (FCR) lebih rendah sekitar 5,6-16,3 persen.
Baca juga: Kembangkan 22 Desa Perikanan Cerdas, Kementerian KP Dukung Pemberian Teknologi dan Aset
Harga pokok produksi (HPP) yang ditetapkan juga lebih rendah sekitar 4,45-17,92 persen, benefit-to-cost (B/C) ratio pembesaran lebih tinggi sekitar 14,71-48,48 persen, serta kelangsungan hidup sekitar 98,29 persen.
Yayan berharap, platform CoFis dapat memberikan berbagai manfaat, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang.
Manfaat jangka pendeknya, antara lain terciptanya pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik tentang jenis teknologi dan inovasi yang relevan dan dibutuhkan untuk menghasilkan efisiensi, efektivitas, dan nilai tambah.
CoFis juga bermanfaat dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasional dan meminimalkan kesalahan sehingga terwujudnya konsistensi dalam pelaksanaan berbagai tugas terkait hilirisasi teknologi.
Platform ini juga bermanfaat dalam mengidentifikasi pemangku kepentingan yang relevan untuk membantu mempercepat adopsi teknologi dan mendukung implementasi.
Baca juga: Tingkatkan Produktivitas Perikanan, Kementerian KP Berkolaborasi dengan 7 Mitra untuk Kembangkan SDM
Manfaat lainnya adalah terciptanya implementasi CoFis yang benar dan efektif dalam rangka meningkatkan keterampilan dan pengetahuan para aktor terlibat, serta memfasilitasi proses hilirisasi.
CoFis juga berguna dalam peningkatan keterampilan instruktur dan penyuluh di lokasi.
Sementara itu, manfaat jangka menengah CoFis, antara lain tersedianya dasar hukum dan pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalam kolaborasi hilirisasi teknologi. Hal ini dilakukan dengan memastikan semua pihak memahami peran dan tanggung jawab dalam proyek.
CoFis juga bermanfaat dalam menyediakan dokumen, pedoman yang dapat membantu memastikan konsistensi dalam hilirisasi teknologi bagi peran mitra, membantu mengurangi risiko kesalahan, meningkatkan efisiensi, dan memastikan bahwa praktik terbaik diikuti secara konsisten.
Manfaat lainnya adalah tersusunnya panduan yang jelas tentang kriteria dan persyaratan untuk memilih mitra sehingga dapat memastikan kolaborasi berjalan sukses.
Baca juga: Jaga Keberlanjutan Budidaya Lobster, Kementerian KP Pastikan Pengaturan Pengelolaan BBL
CoFis bermanfaat pula dalam membantu mengukur dampak dan keberhasilan hilirisasi teknologi dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan.
Kemudian, manfaat jangka panjang CoFis, antara lain peningkatan jangkauan penggunaan CoFis, tumbuhnya pelaku usaha patin yang unggul dan berdaya saing, serta gambaran dampak dan keberhasilan hilirisasi teknologi.
Dengan demikian, pelaku usaha dapat memastikan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan bisa tercapai dan membantu dalam mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan.
Yayan juga berharap, CoFis dapat meningkatkan kapasitas pengetahuan masyarakat, penggunaan teknologi, dan produktivitas usaha patin.
“Diharapkan juga tingkat adopsi teknologi patin meningkat, melalui pelatihan dan pendampingan kepada pelaku usaha,” harapnya.
Baca juga: Sebanyak 2,3 Ton Udang Hasil Budidaya Politeknik Kementerian KP Diserap Pasar
Selain itu, pelaksanaan hilirisasi teknologi patin bersinergi atau melibatkan banyak mitra, berbagai peran dan bersifat multi arah.