KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan ( Kementerian KP) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM) terus mengembangkan Smart Fisheries Village ( SFV) atau Desa Perikanan Cerdas.
Kepala BRSDMKP I Nyoman Radiarta mengatakan, banyak capaian positif yang telah dihasilkan dari SFV. Namun, dia meminta ada perbaikan guna pencapaian yang lebih optimal.
“Saya mengingatkan kepala seluruh kepala unit pelaksana teknis (UPT) agar tetap komitmen dan konsisten dalam mengawal program SFV tersebut,” ungkapnya dalam siaran pers, Rabu (27/9/2023).
Dia mengatakan itu dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pemantauan Capaian dan Progres Pelaksanaan Kegiatan SFV BRSDM Semester I serta Rencana Aksi Pelaksanaan Kegiatan Semester II Tahun 2023 di Bogor pada 13-15 September 2023.
Salah satu fokus pengembangan SFV itu dilakukan dengan memberikan dukungan kepada pengembangan Kampung Nelayan Maju (Kalaju) dan Kampung Perikanan Budidaya melalui intervensi teknologi, optimalisasi aset, dan kolaborasi dengan mitra.
Baca juga: Tingkatkan Produktivitas Perikanan, Kementerian KP Berkolaborasi dengan 7 Mitra untuk Kembangkan SDM
Nyoman menjelaskan, pengembangan SFV pada 10 desa dan 12 UPT saat ini didorong untuk mendukung program prioritas ekonomi biru, termasuk pengembangan Kalaju dan Kampung Perikanan Budidaya.
Dia memastikan, berbagai intervensi teknologi di bidang perikanan tangkap dan perikanan budidaya, optimalisasi aset yang saat ini dimiliki, serta kolaborasi dengan mitra kerja sama akan terus diperkuat sebagai upaya mengembangkan SFV.
"Intervensi teknologi tepat guna untuk pengembangan SFV ini menjadi salah satu poin penting yang akan terus kita perkuat," ujarnya.
Nyoman juga menjelaskan, selain pembangunan fisik, SFV juga akan fokus pada tatanan sosial dan kelembagaannya sehingga daya saing desa meningkat dan terjadi peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM).
Lebih lanjut, Nyoman menegaskan, bisnis proses SFV tidak lepas dari core BPPSDM, yakni kolaborasi fungsi antara pendidikan, pelatihan, penyuluhan serta Inkubasi bisnis/usaha mikro kecil menengah (UMKM) modern.
Baca juga: Kementerian KP Tegaskan Pentingnya Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Kearifan Lokal
Bisnis proses dengan kolaborasi tersebut berperan dalam menciptakan ekonomi tumbuh, masyarakat bekerja, lingkungan lestari, dan berbasis digital.
Melalui pendekatan itu, SFV diharapkan dapat tumbuh sebagai penggerak perekonomian di desa.
“Kami akan terus dorong agar dengan konsep pengembangan tersebut SFV benar-benar menjadi pengungkit ekonomi dan kemandirian desa,” ujarnya.
Pada rakor tersebut, dilakukan kunjungan pula ke SFV UPT Cibalagung, Bogor, yang dikembangkan Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan Bogor.
SFV UPT Cibalagung memiliki luas 11.000 meter (m) persegi dengan komoditas yang dikembangkan, yaitu budidaya ikan nila dan pembenihan ikan mas.
Selain itu, terdapat pula teknologi Yumina Bumina dan Bioflok SI PANEN.
Program terobosan SFV UPT itu merupakan langkah nyata dalam menyikapi transformasi BRSDM menjadi BPPSDM, pemanfaatan aset yang berujung pada peningkatan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) UPT.
"Berbeda dengan Bioflok pada umumnya, Bioflok SI PANEN merupakan teknologi akuakultur berkelanjutan, minim pergantian air, tingkat efisiensi dan penghematan pakan yang tinggi, profitable, serta menjadi salah satu teknologi yang memanfaatkan mikrobiota alamiah sebagai solusi mendaur ulang limbah budidaya," jelas Nyoman.
Sebagaimana diketahui, SFV merupakan konsep pembangunan desa perikanan berbasis penerapan teknologi informasi komunikasi dan manajemen tepat guna berkelanjutan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat desa.
SFV juga berbasis pada penerapan benih unggul, teknologi informasi komunikasi dan manajemen tepat guna, serta keberlanjutan yang diharapkan dapat memberikan pengungkit pembangunan desa ke depan.
Konsep tersebut mengubah desa perikanan dari kesan termarjinalkan menjadi lebih maju dan tertata dengan baik.
Pengambangan SFV yang terus dilakukan BPPSDM sejalan dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono untuk mendorong peningkatan kualitas Kampung Nelayan dan Kampung Pembudidaya.
Baca juga: Cerita Lulusan Politeknik AUP Kementerian KP Kembangkan Budi Daya Mutiara Beraneka Rupa
Sebelumnya, Menteri Trenggono menyampaikan, Kementerian KP akan terus mendorong peningkatan Kampung Nelayan dan Kampung Budidaya sebagai sentra penggerak ekonomi yang memiliki daya ungkit terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.