KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan ( Kementerian KP) menggelar pelatihan untuk meningkatkan kemampuan para pengolah gurita di Kabupaten Kaur, Bengkulu. Hal ini agar mereka dapat menghasilkan produk lebih beragam dan berdaya saing tinggi di pasaran.
Selama ini, para pengolah gurita mengolah hewan bertentakel itu dengan cara sederhana sehingga menghasilkan produk olahan yang terbatas.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP) Kementerian KP I Nyoman Radiarta mengatakan, pelatihan tersebut digelar untuk memperkaya dan meningkatkan nilai produk olahan komoditas gurita.
“Kami menyelenggarakan pelatihan diversifikasi produk olahan gurita bagi kelompok pengolahan dan pemasaran hasil perikanan (poklahsar) di Desa Linau di Kecamatan Maje," ungkapnya dalam siaran pers, Selasa (15/8/2023).
Pelatihan itu berlangsung selama lima hari dan diikuti empat Kelompok Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Poklahsar) di Desa Linau, yakni Kuritos, Ke’ite Maju, Koperasi TMB, dan Sukses Bersama.
Baca juga: Kementerian KP Beri Apresiasi kepada 5 Taruna Penggerak Desa Perikanan
Para peserta mendapatkan edukasi mengenai pentingnya sanitasi, hygiene perikanan, hingga penanganan ikan segar. Mereka juga dilatih mengolah gurita menjadi bakso, sambal, dimsum, dan nugget.
Selain pengolahan produk, pelatihan itu juga mengajarkan cara mengemas produk yang baik dan benar.
Nyoman mengatakan, pelatihan itu merupakan bagian dari program Smart Fisheries Village (SFV) yang menjadi andalan BPPSDM-KP untuk meningkatkan produktivitas masyarakat kelautan dan perikanan.
Sebelumnya, BPPSDM telah menetapkan Desa Linau dalam program SFV tersebut.
Dia berharap, penetapan Desa Linau sebagai Desa SFV dengan komoditas gurita mendapat perhatian seluruh pihak, baik itu stakeholder hingga akademisi.
Baca juga: Menteri KP Lepas 73 Lulusan Satdik KP untuk Kerja dan Magang ke Jepang hingga Taiwan
“Ini demi mendukung keberlanjutan pengelolaan gurita tersebut. Kami berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kaur yang mendukung penuh program SFV,” ucapnya.
Nyoman juga berharap, olahan gurita dari Desa Linau menjadi lebih dikenal dan memiliki produk yang beragam.
Selama ini, pemanfaatan gurita masih konvensional dengan penjemuran menggunakan sinar matahari. Sementara itu, olahan produk gurita baru berupa kerupuk, sate, dan rendang.
Dia mengakui, pengelolaan dan pengembangan SFV Desa Linau tak terlepas dari kontribusi penyuluh perikanan.
Nyoman menyebutkan, dengan keuletan, kegigihan, dan pendampingan intens dari Penyuluh Perikanan Satminkal BRPPUPP, peserta dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam mewujudkan masyarakat Kaur yang mandiri.
Pada kesempatan itu, Kepala Desa Linau Ispi Yulidarmin mengucapkan terima kasih sekaligus mengapresiasi penetapan Desa Linau sebagai desa SFV dan pelatihan yang sudah digelar Kementerian KP.
Dia berharap, intervesi Kementerian KP melalui program SFV dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Kaur.
Sebagai informasi, pelatihan pengolahan gurita yang berlangsung akhir Juli 2023 itu merupakan kolaborasi Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan (BRPPUPP) Palembang, Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Medan, serta Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBRSEKP) Jakarta, yang semuanya merupakan unit pelaksana teknis BPPSDM KP.
Kegiatan tersebut turut dihadiri Kepala BRPPUPP Palembang Rezki Antoni, Ketua BPD Reka Juwita; Kepala Bidang Penguatan Daya Saing Dinas Perikanan Kaur Sulaiman, serta Bintara Pembina Desa (Babinsa) Linau, Fahrorrazi.