KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDM) KP menjalin kerja sama dengan National Institute of Fisheries Science (NIFS) di bidang pengembangan SDM.
Kepala BPPSDM, I Nyoman Radiarta mengatakan, kerja sama itu akan terkait dengan tiga kegiatan utama. Pertama, pendidikan berupa program akademik dengan pendidikan vokasi berbasis kompetensi untuk mempersiapkan individu berkarir di industri KP.
Kedua, pelatihan dengan sertifikasi profesi untuk pengetahuan, keterampilan, dan kewirausahaan berbasis manajerial.
“Ketiga, penyuluhan, baik luring maupun daring, untuk masyarakat KP dan perusahaan berbasis big data untuk menjangkau lebih banyak masyarakat pesisir dan perikanan,” ujarnya di NIFS, Busan, Korea Selatan, Kamis (27/7/2023).
Nyoman juga menyampaikan, BPPSDM dan NIFS dapat melakukan penelitian bersama dalam kerangka Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dapat diimplementasikan kepada masyarakat.
Baca juga: Kementerian KP Gandeng Pukyong National University Kembangkan Ocean Institute of Indonesia
Salah satu implementasi kerja sama tersebut, BPPSDM berencana mengirimkan dosen untuk ikut kegiatan riset bersama di NIFS.
Dia juga menyebutkan, pendidikan vokasi yang dikelola Kementerian PK adalah politeknik yang menyediakan pendidikan KP hingga tingkat sarjana dan magister.
“Kami memiliki 18 satuan pendidikan vokasi dengan lebih dari 8.000 siswa aktif, 600 dosen, 1.000 staf administrasi, dan 200 instruktur,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat (28/7/2023).
Nyoman menyebutkan, program studi tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan industri KP yang meliputi pengolahan, budidaya, permesinan, penangkapan, dan penyuluhan perikanan, serta pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya perikanan.
“Hingga 2023, terdapat lebih dari 11.000 alumni di pemerintahan, industri perikanan dalam dan luar negeri, akademisi, wirausaha perikanan, dan lainnya,” jelasnya.
Baca juga: Minimalkan Kecelakaan Laut, Kementerian KP Gelar Sertifikasi untuk 300 Nelayan di Maluku Utara
Sementara itu, President NIFS Woo Dong Sik mengatakan, salah satu kerja sama penelitian yang dapat dilakukan adalah produk KP, termasuk akuakultur. Terkait kerja sama ini, NIFS memiliki project pada peningkatan produk akuakultur.
“Seperti Indonesia, Korea banyak menghasilkan produk perikanan. NIFS juga sudah melakukan banyak fishing technic and aquaculture, termasuk rumput laut dan abalone, dalam mendukung peningkatan perekonomian nelayan,” ungkap Woo.
Guna berdiskusi lebih lanjut untuk membahas rencana kegiatan kerja sama, Nyoman mengundang NIFS mengunjungi Indonesia dan melihat berbagai potensi yang ada serta mendiskusikan rencana kerja sama lebih mendalam.
Selain berdiskusi mengenai kerja sama, Nyoman bersama delegasi BPPSDM di NIFS melakukan kunjungan benchmarking ke fasilitas Oceanic Climate and Ecology Research Division.
Baca juga: Potensi Sektor Kelautan dan Perikanan Besar, Kementerian KP Genjot SDM Berkualitas
Kunjungan itu terkait oceanography dan pengamatan satelit real time monitoring system, fisheries engineering division terkait pengembangan alat tangkap ramah lingkungan dan teknologi pemantauan ombak, dan museum of fisheries science.
Turut hadir pada kesempatan itu, antara lain International Relation Park Jung In, Research on Cooperation Song Mi Young, Director of Aquaculture Research Lim Hyun Jeong, dan Interpreter Kim Mi Ok dari NIFS.
Untuk diketahui, NIFS merupakan badan ilmiah yang dioperasikan pemerintah Korea Selatan di bawah otoritas Ministry of Ocean and Fisheries.
NIFS didirikan pada tahun 1921 dan berkantor di Gijang-eup, Gijang-gun, Busan Utara.
Sejalan dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan (Menteri KP) Sakti wahyu Trenggono, Kementerian KP terus bersinergi dengan berbagai pihak dalam dan luar negeri, termasuk dalam pengembangan SDM kelautan dan perikanan, untuk mendukung program ekonomi biru.
Baca juga: Tingkatkan Ekonomi Pelaku Usaha Perikanan, Kementerian KP Tetapkan 22 Lokasi SFV