KOMPAS.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kementerian KP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan ( BRSDM) menetapkan 22 lokasi Smart Fisheries Village (SFV) di beberapa wilayah di Indonesia.
Kepala BRSDM I Nyoman Radiarta mengatakan, SFV merupakan konsep pembangunan desa perikanan berbasis teknologi informasi dan manajemen tepat guna yang dilakukan untuk mendukung implementasi program prioritas berbasis ekonomi biru.
Melalui program itu, BRSDM menargetkan peningkatan ekonomi masyarakat, serta kegiatan produksi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Terdapat dua konsep pembangunan SFV, yakni yang berbasis desa dan berbasis unit pelaksana teknis (UPT).
“Pada 2023, BRSDM menetapkan 10 lokasi SFV berbasis desa dan 12 lokasi SFV berbasis UPT yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia, dengan mengangkat komoditas unggulan dari masing-masing wilayah tersebut,” ujarnya dalam siaran pers, Sabtu (17/6/2023).
Baca juga: Lewat Gemarikan, Kementerian KP Ingatkan Semua Pihak Pentingnya Konsumsi Ikan
Pembangunan SFV tidak hanya dilakukan secara fisik, tetapi juga pada tatanan sosial dan kelembagaannya, sehingga daya saing desa meningkat dan terjadi peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM).
Nyoman menjelaskan, Program SFV dirilis oleh Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono sejak 2022. Program ini dilatarbelakangi upaya mengimplementasikan tugas dan fungsi BRSDM di masyarakat.
Oleh karenanya, SFV mengolaborasikan seluruh konsep, tugas, dan fungsi BRSDM, mulai dari pendidikan melalui kegiatan teaching factory (TEFA), pelatihan, penyuluhan, sertifikasi, serta penerapan inovasi, teknologi, dan digitalisasi.
“Dalam mengembangkan SFV Desa, kami berkolaborasi dengan seluruh perangkat desa, masyarakat, pemerintah daerah, stakeholder serta civitas akademika. Jadi, tidak hanya Kementerian KP yang masuk,” jelasnya.
Sebab, kata Nyoman, pihaknya menghindari citra membawa bantuan. Menurutnya, program SFV merupakan pengungkit untuk membangun desa menjadi desa cerdas atau desa pintar bersama-sama guna meningkatkan perekonomian desa.
Baca juga: Kementerian KP Dukung Komitmen Penyuluh Perikanan Sukseskan Program Ekonomi Biru
Sementara itu, pengembangan SFV UPT dilakukan dengan optimalisasi aset sebagai kunci utama. SFV ini bertujuan mengoptimalkan aset yang dimiliki agar dapat dimanfaatkan masyarakat luas untuk meningkatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Salah satu contoh pengembangan SFV Desa ada di Desa Panembangan yang didapuk sebagai pilot project. Di sini, BRSDM tidak hanya fokus pada pengembangan mina padi dari hulu ke hilir, tetapi juga melihat potensi penggerak ekonomi menjadi kawasan wisata.
Dengan mengusung nama wisata Svarga Minapadi, SFV Desa Panembangan kini tengah merasakan dampak meningkatnya perekonomian desa.
1. Desa Linau, Maje, Kota Kaur, Bengkulu dengan komoditas utama gurita
2. Desa Mangunegara, Mrebet, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah dengan komoditas utama nila
3. Desa Ajakkang, Soppeng Riaja, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan dengan komoditas utama udang dan bandeng
4. Desa Poka, Teluk Ambon, Maluku dengan komoditas utama Kuwe
5. Desa Nagari Ranah Koto Tinggi, Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat dengan kegiatan usaha wisata bahari.
6. Desa Sumberdodol, Panekan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur dengan komoditas utama koi
7. Desa Panembangan, Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah dengan komoditas utama mina padi
8.Desa Kendalbulur, Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, dengan komoditas utama patin
9. Desa Sungai Dua, Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan dengan komoditas utama patin
10. Desa Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat dengan komoditas utama nila dan nilem.
Baca juga: Menteri KP Jawab Protes Ekspor Pasir Laut yang Datang Bertubi-tubi
1. Instalasi Pengembangan Sumber Daya Air Laut (IPSAL) Pamekasan
2. UPT Pusat Riset Kelautan, dengan kegiatan utama usaha garam
3. Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan (BRPPUPP) di Desa Mariana, Banyuasin, dengan komoditas utama nila dan gabus
4. BRPPUPP di Desa Patra Tani, Muara Enim, dengan kegiatan utama konservasi ikan lokal
5. Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan (BBRBLPP) Gondol dengan kegiatan usaha marikultur
6. Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi dengan kegiatan utama pemuliaan ikan budidaya
7. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP) Bogor dengan kegiatan utama budidaya ikan air tawar
8. Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan (LPTK) Wakatobi dengan kegiatan utama teknologi kelautan terintegrasi
9. Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH) Depok dengan komoditas utama ikan hias
10. Loka Riset Budidaya Rumput laut (LRBRL) Gorontalo dengan komoditas utama rumput laut
11. Politeknik KP Jembrana, dengan komoditas utama udang vaname
12. Politeknik Ahli Usaha Perikanan (AUP) Kampus Serang dengan komoditas utama udang vaname.
Penetapan lokasi SFV BRSDM terlaksana berdasarkan Surat Keputusan Kepala BRSDM Nomor 156 Tahun 2023 tentang Penetapan Lokasi Desa Perikanan Cerdas/Smart Fisheries Village BRSDM Tahun 2023.