KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan ( Kementerian KP) berharap negara anggota Southeast Asian Fisheries Development Center (Seafdec) memberikan perhatikan kepada program Vacational Goes to Actors (Voga) dan Smart Fisheries Village (SFV).
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan ( BRSDM), Nyoman Radiarta, pada The 55th Meeting of The Seafdec Council, yang terlaksana secara hybrid dengan Myanmar sebagai tuan rumah, Selasa (9/5/2023).
"Kedua program tersebut merupakan wujud nyata BRSDM dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) KP unggul, maju, dinamis dan bertalenta global," tegas Nyoman Radiarta selaku Alternate Council Director Seafdec untuk Indonesia dan Head of Delegate Indonesia.
Untuk diketahui, Program Voga terlaksana melalui transformasi pendidikan vokasi dengan pembentukan Ocean Institute of Indonesia (OII), revitalisasi pelatihan dan sertifikasi kelautan dan perikanan serta optimalisasi peran penting penyuluh.
Adapun SFV merupakan konsep pembangunan desa perikanan berbasis teknologi informasi dan manajemen tepat guna.
Baca juga: Genjot Produktivitas Perikanan di Jateng, Kementerian KP Gelar Pelatihan Budi Daya Ikan Air Tawar
Pembangunan SFV tidak hanya dilakukan secara fisik, tetapi juga pada tatanan sosial dan kelembagaannya sehingga daya saing desa meningkat dan terjadi peningkatan kapasitas SDM.
Melalui program ini, BRSDM menargetkan peningkatan ekonomi masyarakat, serta kegiatan produksi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Dalam mengembangkan kedua program tersebut, Nyoman pun mengajak negara-negara Seafdec untuk menjalin kemitraan.
Kemitraan tersebut dilakukan melalui sister class/program/university/beasiswa/degree antara satuan-satuan pendidikan lingkup Kementerian KP dengan institusi pendidikan di negara-negara anggota Seafdec. Kemitraan ini dapat dilakukan baik melalui luring, daring, maupun hybrid.
Nyoman juga mengajak negara-negara Seafdec untuk mengadopsi program pengembangan perikanan modern, berbasis teknologi dan wirausaha melalui partisipasi masyarakat KP.
Baca juga: Kementerian KP Rilis Capaian Pengembangan SDM, BRSDM Pegang Peranan Penting
Hal tersebut dilakukan untuk mendorong kemandirian sosial dan ekonomi pasca-pandemi Covid-19, seperti yang tengah dikembangkan Kementerian KP melalui SFV.
"Kami juga membuka kesempatan bagi negara anggota untuk dapat memberikan masukan, saran dan dukungan pada program SFV dan Voga . Di mana Indonesia juga siap menjadi tuan rumah untuk memfasilitasi negara-negara anggota dalam penyelenggaraan Training Of Trainer (TOT) untuk para penyuluh (extensionofficer) melalui program SFV," tutur Nyoman dikutip dari siaran persnya, Rabu (10/5/2023).
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama Luar Negeri (BHKLN) Kementerian KP, Ari Prabowo yang bertindak sebagai National Coordinator Seafdec untuk Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Ari mengatakan, Kementerian KP menyampaikan laporan kegiatan Seafdec di Indonesia sepanjang 2022 dan komitmen yang dibangun untuk program program ke depannya.
Adapun agenda lain yang dibahas dalam pertemuan tersebut, diantaranya perihal inisiatif regional di bidang pemberantasan illegal unreported and unregulated (IUU) Fishing, serta isu-isu global terkait yang relevan dengan bidang perikanan, antara lain fisheries subsidies dan CITES.
Untuk diketahui, The 55th Meeting of The Seafdec Council merupakan pertemuan tahunan setingkat senior official.
Di pertemuan ini para council directors negara-negara anggota Seafdec bertemu untuk membahas pedoman kebijakan strategis pembangunan KP di tingkat regional dalam satu tahun ke depan.