KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) konsisten melaksanakan pelatihan guna meningkatkan produktivitas masyarakat.
Konsistensi tersebut salah satunya dilakukan dalam bidang budi daya perikanan sebagai solusi lapangan kerja dan meningkatnya indeks angka konsumsi ikan.
Terbaru, Kementerian KP menggelar Pelatihan Budi Daya Ikan Air Tawar di Balai Desa Danaraja, Banjarnegara, pada Selasa (2/5/2023) sampai Rabu (3/5/2023).
Kegiatan yang menyasar 100 pembudidaya Kabupaten Banjarnegara tersebut diinisiasi oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal selaku unit kerja BRSDM Kementerian KP dengan menggandeng Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Banjarnegara termasuk daerah dengan penghasil ikan terbanyak di Jawa Tengah (Jateng). Meski demikian, kabupaten ini juga termasuk daerah dengan status kemiskinan berisiko stunting.
Baca juga: Penting! 5 Cara Mencegah Stunting pada Anak
Kepala BRSDM I Nyoman Radiarta mengatakan, pihaknya akan terus meningkatkan sinergi antara pelatihan dan penyuluhan guna menunjang salah satu program prioritas pemerintah.
“Sinergi antara pelatihan dan penyuluhan akan terus kami tingkatkan dalam rangka menunjang salah satu program prioritas pemerintah, yaitu pembangunan SDM yang pekerja keras, dinamis, terampil, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek),” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (5/5/2023).
Selain itu, lanjut Nyoman, pihaknya juga akan terus melakukan pengoptimalan dan memperkuat perikanan budi daya.
Penguatan tersebut bertujuan untuk menyerap tenaga kerja, dan meningkatkan protein dalam rangka mendukung ketahanan pangan, serta nilai tambah dalam rangka meningkatkan pendapatan para pelaku utama perikanan.
Baca juga: Sulap Bekas Sawah Jadi Kolam, Penyuluh Perikanan di Bogor Bantu Pokdakan Produksi 3 Ton Nila
Nyoman berharap, pihaknya dapat bersinergi dengan stakeholder (DPR RI) untuk membangun Kabupaten Banjarnegara menjadi sentra perikanan yang terintegrasi.
Tak hanya terintegrasi, kata dia, juga membentuk unit-unit produksi perikanan. Mulai dari unit produksi pembenihan, pembesaran, pakan mandiri, pengolahan hasil perikanan hingga pemasaran dan menjadikan Kabupaten Banjarnegara sebagai daerah bebas stunting.
“Terakhir, saya berpesan kepada pelatih dan penyuluh perikanan agar terus mendampingi serta membimbing para peserta selama pelatihan maupun di pasca pelatihan,” jelas Nyoman.
Pada kesempatan yang sama, Anggota Komisi IV DPR RI Darori Wonodipuro mengapresiasi kegiatan pelatihan budi daya ikan air tawar yang digelar Kementerian KP.
Baca juga: Ciri-ciri Ikan Mas, Ikan Air Tawar yang Banyak Dikonsumsi
Apalagi, sebut dia, pelatihan tersebut sejalan dengan salah satu prioritas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjarnegara dalam mengembangkan budi daya perikanan guna mengentaskan kemiskinan yang berisiko stunting.
“Semua kegiatan prioritas dari perikanan budi daya bermuara pada perwujudan kesejahteraan pembudidaya ikan dan masyarakat perikanan pada umumnya. Melalui pelatihan ini, selain tingkatkan kesejahteraan juga diharap dapat meningkatkan konsumsi ikan masyarakat Banjarnegara,” tutur Darori.
Pada kesempatan tersebut, para peserta pelatihan mendapatkan pendalaman materi dan praktik terkait bagaimana mempersiapkan wadah dan media pembenihan, pemilihan dan penebaran benih, pemilihan dan menentukan kebutuhan pakan pengelolaan kualitas air.
Selain itu, peserta pelatihan juga diajarkan cara mengidentifikasi hama dan penyakit ikan, pemanenan, dan kebijakan pengembangan pembangunan sumber daya manusia (SDM) kelautan dan perikanan (KP).
Baca juga: Kisah Ani Saputra, Penyuluh Perikanan yang Sukseskan Program Kalaju
Dalam pelaksanaanya, usaha budi daya perikanan saling terintegrasi dari mulai pembenihan, pembesaran hingga pemasaran.
Salah satu peserta pelatihan dari kelompok pembudidaya (Pokdakan) Ulam Lestari, Desa Danakerta, Tunan mengungkapkan bahwa permasalahan yang sering dialami pada kegiatan pembesaran ikan, yaitu harga pakan yang mahal dan harga beli yang rendah oleh pengepul.
“Dengan menguasai manajemen pakan, pembesaran ikan hingga manajemen pemasaran, diharapkan permasalahan yang sering timbul dalam kegiatan pembesaran dapat diatasi sedini mungkin sehingga mendapatkan hasil panen yang maksimal,” ucapnya.
“Saya sangat berterima kasih kepada Kementerian KP dan DPR RI yang telah menyelenggarakan pelatihan tersebut. Semoga pelatihan semacam ini dapat terus terlaksana secara berkelanjutan,” tambah Tunan.