KOMPAS.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP) terus memperkuat program pengembangan budi daya dengan komoditas unggulan berorientasi ekspor.
Paling baru, Kementerian KP melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) melatih pembudidaya ikan nila dan rumput laut.
Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) BRSDM Lilly Aprilya Pregiwati mengatakan, salah satu yang menjadi fokus dalam pelatihan tersebut adalah terkait dengan pengelolaan pakan ikan nila dan penanganan hama penyakit pada rumput laut.
Menurutnya, kedua isu tersebut sangat penting dalam usaha perikanan budi daya. Terkait pengelolaan pakan ikan nila, misalnya, biaya pakan dalam kegiatan budi daya adalah 60-80 persen dari biaya produksi.
“Oleh karena itu, penggunaannya perlu dikelola secara baik untuk mencapai profit yang maksimal,” jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (17/4/2023).
Baca juga: Kementerian KP Perkuat VOGA dan SFV untuk Kawal Program Ekonomi Biru
Dia mengatakan itu dalam pelatihan bertajuk "Manajemen Pakan pada Pembesaran Nila" dan "Penanganan Hama Penyakit pada Budi Daya Rumput Laut" yang digelar secara daring.
Kemudian, salah satu yang perlu diantisipasi dalam pengelolaan produk rumput laut adalah penyakit yang dapat menurunkan produksi.
Lilly menyebutkan, rumput laut merupakan komoditas perikanan yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di perairan Indonesia.
“Di samping itu, produk rumput laut Indonesia juga masih memiliki peluang besar untuk masuk pangsa pasar dunia. Namun, kini praktek budi daya rumput laut memiliki tantangan serius," ujarnya.
Adapun budi daya ikan nila dan rumput laut merupakan dua dari lima komoditas unggulan yang dipersiapkan Kementerian KP sebagai produk champion di sektor perikanan.
Baca juga: Kementerian KP Siapkan Kalaju Jadi Sentra Diversifikasi Produk Perikanan
"Ini salah satu upaya kami menyiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk menunjang budi daya yang mampu komoditas unggulan berorientasi ekspor, sebagaimana program Bapak Menteri,” ujar Kepala BRSDM I Nyoman Radiarta.
Dalam pelatihan tersebut, BRSDM Kementerian KP melatih 1.105 peserta dari seluruh Indonesia yang bergabung secara daring. Para peserta mengaku antusias dalam mengikuti pelatihan tersebut.
Salah satu peserta, Fiyan dari Kelompok Harapan Jaya, Kabupaten Sigi, bersama rekan-rekan pembudidayanya mengikuti pelatihan Manajemen Pakan pada Pembesaran Nila, Kamis (13/4/2023).
"Kami berterima kasih atas pelatihannya. Kami dari Harapan Jaya berterima kasih atas semua materi yang disampaikan,” ungkapnya.
Fiyan mengatakan, kelompoknya masih cukup terkendala atas mahalnya harga pakan. Oleh karena itu, pihaknya berharap bisa mendapatkan pelatihan tentang pembuatan pakan.
Baca juga: Satuan Pendidikan Kementerian KP Buka Penerimaan Baru, 100 Persen Kuota untuk Anak Pelaku Utama KP
Hal senada diungkapkan Sahrel Walih, peserta dari Kabupaten Buru, Maluku yang mengikuti pelatihan Penanganan Hama Penyakit pada Budi Daya Rumput Laut, Selasa (11/4/2023).
"Saya sangat senang mengikuti pelatihan ini. Saya berterima kasih karena dapat membuka wawasan mengenai hama dan penyakit yang selalu menyerang rumput laut,” katanya.
Sahrel mengatakan, dengan adanya pelatihan tersebut, informasi yang dia miliki untuk penanggulangan penyakit makin bertambah.
Dalam berbagai kesempatan sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan (Menteri KP) Sakti Wahyu Trenggono menegaskan, pihaknya siap menggenjot peningkatan produktivitas budi daya rumput laut.
Hal tersebut disampaikannya saat mengunjungi Kampung Budidaya Rumput Laut Mamolo di Kabupaten Nunukan, Kamis (30/3/2023).
Baca juga: Rakernis DJTP, Kementerian KP Siapkan Aturan Turunan Penangkapan Ikan Terukur
"Potensi pasarnya besar. Makanya rumput laut menjadi salah satu komoditas unggulan yang akan kita terus kejar target produksinya,” ujarnya.
Trenggono menjelaskan, cara untuk mengejar target tersebut adalah dengan memanfaatkan daerah-daerah potensial, seperti di Kampung Budidaya Rumput Laut Mamolo.
Selain itu, Menteri Trenggono juga mendorong ikan nila menjadi salah satu proyek unggulan nasional untuk menjawab kebutuhan pasar internasional.
Hal itu dia sampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke Balai Besar Perikanan Budi Daya Air Tawar Sukabumi, Jumat (14/4/2023).